3 Prediksi Kejadian yang Akan Terjadi Ketika Raja Salman Meninggal Dunia
Rabu, 05 Oktober 2022 - 15:15 WIB
RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) telah ditunjuk sebagai Perdana Menteri beberapa waktu yang lalu. Penunjukan ini kian memperlihatkan dominasi MBS di negara tersebut.
Status sebagai Perdana Menteri juga menjadikan MBS kebal terhadap dugaan keterlibatan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, beberapa waktu lalu.
Untuk diketahui, Raja Salman sendiri saat ini memang masih berstatus sebagai Raja Arab Saudi. Meski begitu, mulai muncul banyak spekulasi dan prediksi mengenai keberlangsungan negara ini ketika dirinya turun tahta atau meninggal dunia.
Berikut beberapa prediksi kejadian yang akan terjadi ketika Raja Salman meninggal dunia.
1. Mohammed Bin Salman Naik Tahta
Mohammed bin Salman merupakan Putra Mahkota Arab Saudi. Melihat status tersebut, secara otomatis tentu MBS akan menjadi pewaris sekaligus pemimpin Arab Saudi setelah Raja Salman.
Bahkan, pemberitaan terbaru beberapa waktu yang lalu menyebut MBS telah diangkat sebagai Perdana Menteri Arab Saudi. Hal ini semakin menandakan dominasi Mohammad Bin Salman dalam pemerintahan.
Seperti yang diketahui, sebelumnya MBS juga pernah menempati berbagai posisi strategis. Sebut saja seperti Kepala Pengadilan Putra Mahkota, Menteri Pertahanan, Wakil Putra Mahkota dan Presiden Dewan Ekonomi Pembangunan.
Satu hal yang pasti, ketika Raja Salman meninggal dunia tentu MBS akan menjadi orang terdepan yang berpotensi menggantikannya.
2. Wajah Baru Arab Saudi
Meski masih berstatus Putra Mahkota, dalam riwayatnya Mohammed bin Salman telah mengeluarkan kebijakan yang konservatif dan agresif terkait masa depan Arab Saudi.
Sebagian orang memperkirakan ketika MBS naik tahta, Arab Saudi akan memiliki wajah dan tampilan yang baru. Dikutip dari laman France24, anak Raja Salman ini memang dikenal dengan ambisinya yang besar.
Beberapa kebijakan yang pernah dibuatnya selama menjadi Putra Mahkota diantaranya adalah membuka kembali bioskop, penyambutan turis asing, festival film di Arab Saudi, pertandingan tinju dan gulat kelas berat, gelaran F1, serta berbagai proyek besar yang tengah direncanakan.
Salah satu proyeknya yang paling ambisius adalah NEOM, sebuah rencana megacity dengan konsep futuristik yang diperkirakan bisa menelan biaya mencapai $500 miliar.
Selain itu, MBS juga telah melonggarkan pembatasan terhadap hak-hak perempuan di Arab Saudi. Kini mereka bisa berkendara, menonton pertandingan olahraga, dan mendapat paspor tanpa persetujuan wali laki-laki.
Dari sekian kebijakan tersebut jelas terlihat bagaimana dominasi yang telah dilakukan MBS di Arab Saudi. Padahal statusnya masih Putra Mahkota. Bisa dibayangkan akan lebih banyak perubahan ketika dirinya naik tahta kelak.
3. Kerja Sama dengan Amerika Serikat
Beberapa waktu yang lalu, Presiden AS Joe Biden mengirim Brett McGurk ke Timur Tengah untuk menyampaikan pesan kepada Putra Mahkota Mohammad bin Salman.
Dikutip dari laman Politico, McGurk sebelumnya mengatakan bahwa hubungan dekat antara AS dan Arab Saudi tengah goyah pasca pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Akan tetapi, Biden juga membawa pesan terkait kepentingan AS dan Saudi yang tetap terjalin. Dalam hal ini, McGurk menyebut bahwa Presiden berharap kedua negara melangkah maju dengan landasan baru, sekaligus menjalin kemitraan hingga 80 tahun ke depan.
Sebagai balasannya, MBS mengatakan bahwa Amerika Serikat maupun Arab Saudi sebagai mitra haruslah melandasi dirinya dengan kejujuran dan transparansi. Lebih lanjut, Mohammad bin Salman juga mengatakan dirinya tengah berfokus mengubah negaranya, sehingga membutuhkan komitmen AS terhadap aspek pertahanan Saudi.
Referensi:
-https://international.sindonews.com/read/897207/43/raja-salman-angkat-putra-mahkota-mohammed-bin-salman-sebagai-pm-arab-saudi-1664309346
-https://international.sindonews.com/read/677629/43/ini-sederet-jabatan-yang-disandang-mohammad-bin-salman-di-arab-saudi-1644058921/10
https://www.france24.com/en/live-news/20220714-mohammed-bin-salman-hard-charging-heir-reshaping-saudi-arabia
https://www.politico.com/news/2022/06/15/joe-biden-saudi-arabia-trip-bin-salman-00039679
Status sebagai Perdana Menteri juga menjadikan MBS kebal terhadap dugaan keterlibatan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, beberapa waktu lalu.
Untuk diketahui, Raja Salman sendiri saat ini memang masih berstatus sebagai Raja Arab Saudi. Meski begitu, mulai muncul banyak spekulasi dan prediksi mengenai keberlangsungan negara ini ketika dirinya turun tahta atau meninggal dunia.
Berikut beberapa prediksi kejadian yang akan terjadi ketika Raja Salman meninggal dunia.
1. Mohammed Bin Salman Naik Tahta
Mohammed bin Salman merupakan Putra Mahkota Arab Saudi. Melihat status tersebut, secara otomatis tentu MBS akan menjadi pewaris sekaligus pemimpin Arab Saudi setelah Raja Salman.
Bahkan, pemberitaan terbaru beberapa waktu yang lalu menyebut MBS telah diangkat sebagai Perdana Menteri Arab Saudi. Hal ini semakin menandakan dominasi Mohammad Bin Salman dalam pemerintahan.
Seperti yang diketahui, sebelumnya MBS juga pernah menempati berbagai posisi strategis. Sebut saja seperti Kepala Pengadilan Putra Mahkota, Menteri Pertahanan, Wakil Putra Mahkota dan Presiden Dewan Ekonomi Pembangunan.
Satu hal yang pasti, ketika Raja Salman meninggal dunia tentu MBS akan menjadi orang terdepan yang berpotensi menggantikannya.
2. Wajah Baru Arab Saudi
Meski masih berstatus Putra Mahkota, dalam riwayatnya Mohammed bin Salman telah mengeluarkan kebijakan yang konservatif dan agresif terkait masa depan Arab Saudi.
Sebagian orang memperkirakan ketika MBS naik tahta, Arab Saudi akan memiliki wajah dan tampilan yang baru. Dikutip dari laman France24, anak Raja Salman ini memang dikenal dengan ambisinya yang besar.
Beberapa kebijakan yang pernah dibuatnya selama menjadi Putra Mahkota diantaranya adalah membuka kembali bioskop, penyambutan turis asing, festival film di Arab Saudi, pertandingan tinju dan gulat kelas berat, gelaran F1, serta berbagai proyek besar yang tengah direncanakan.
Salah satu proyeknya yang paling ambisius adalah NEOM, sebuah rencana megacity dengan konsep futuristik yang diperkirakan bisa menelan biaya mencapai $500 miliar.
Selain itu, MBS juga telah melonggarkan pembatasan terhadap hak-hak perempuan di Arab Saudi. Kini mereka bisa berkendara, menonton pertandingan olahraga, dan mendapat paspor tanpa persetujuan wali laki-laki.
Dari sekian kebijakan tersebut jelas terlihat bagaimana dominasi yang telah dilakukan MBS di Arab Saudi. Padahal statusnya masih Putra Mahkota. Bisa dibayangkan akan lebih banyak perubahan ketika dirinya naik tahta kelak.
3. Kerja Sama dengan Amerika Serikat
Beberapa waktu yang lalu, Presiden AS Joe Biden mengirim Brett McGurk ke Timur Tengah untuk menyampaikan pesan kepada Putra Mahkota Mohammad bin Salman.
Dikutip dari laman Politico, McGurk sebelumnya mengatakan bahwa hubungan dekat antara AS dan Arab Saudi tengah goyah pasca pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Akan tetapi, Biden juga membawa pesan terkait kepentingan AS dan Saudi yang tetap terjalin. Dalam hal ini, McGurk menyebut bahwa Presiden berharap kedua negara melangkah maju dengan landasan baru, sekaligus menjalin kemitraan hingga 80 tahun ke depan.
Sebagai balasannya, MBS mengatakan bahwa Amerika Serikat maupun Arab Saudi sebagai mitra haruslah melandasi dirinya dengan kejujuran dan transparansi. Lebih lanjut, Mohammad bin Salman juga mengatakan dirinya tengah berfokus mengubah negaranya, sehingga membutuhkan komitmen AS terhadap aspek pertahanan Saudi.
Referensi:
-https://international.sindonews.com/read/897207/43/raja-salman-angkat-putra-mahkota-mohammed-bin-salman-sebagai-pm-arab-saudi-1664309346
-https://international.sindonews.com/read/677629/43/ini-sederet-jabatan-yang-disandang-mohammad-bin-salman-di-arab-saudi-1644058921/10
https://www.france24.com/en/live-news/20220714-mohammed-bin-salman-hard-charging-heir-reshaping-saudi-arabia
https://www.politico.com/news/2022/06/15/joe-biden-saudi-arabia-trip-bin-salman-00039679
(esn)
tulis komentar anda