Aktivis Palestina Gencarkan Perlawanan dengan TikTok, Israel Makin Murka

Senin, 03 Oktober 2022 - 17:37 WIB
“Karena Facebook bukan lagi platform yang ideal bagi Palestina untuk menyebarkan perjuangan mereka, alternatifnya adalah TikTok, yang menyediakan ruang yang memadai untuk penyebaran media yang meliputi parade bersenjata kelompok militer Palestina dan gambar pejuang perlawanan Palestina dengan senjata mereka,” papar Hamdan.

TikTok sebelumnya menempati peringkat ketiga di Palestina, setelah Facebook dan Instagram, dalam penggunaan aplikasi media sosial.

Namun, TikTok melonjak ke tempat kedua selama beberapa pekan terakhir, dengan pakar media sosial Palestina mengatakan kepada Arab News bahwa meskipun 3 juta akun warga Palestina ada di Facebook, lebih dari 1 juta orang Palestina ada di TikTok, dengan jumlah yang meningkat pesat.

Aktivis Palestina juga melihat lebih banyak fleksibilitas teknis saat mempublikasikan di TikTok dibandingkan dengan Facebook.

Misalnya, TikTok memungkinkan klip tiga menit untuk semua pengguna, dan video 15 menit untuk pengguna yang memiliki 1.000 pengikut atau lebih.

“Dalam setahun, TikTok akan menjadi platform media sosial nomor satu yang digunakan warga Palestina,” ujar Hamdan.

Pakar pengembangan bisnis Sam Bahour mengatakan bahwa media sosial menjadi “kepentingan luar biasa” bagi warga Palestina dengan memungkinkan mereka berkomunikasi dan melewati pembatasan Israel di Tepi Barat, Jalur Gaza, serta di seluruh dunia melalui diaspora.

Ahmed Al-Qadi, dari pusat yang mengkhususkan diri dalam meneliti aktivitas media sosial, mengatakan kepada Arab News bahwa setelah peristiwa kekerasan di wilayah Palestina Mei lalu dan setelah Facebook, Instagram, WhatsApp, dan YouTube menghapus konten Palestina, orang-orang beralih ke TikTok.

Di sisi lain, analis politik Israel Yoni Ben-Menachem mengatakan TikTok adalah “alat pengaruh berbahaya” dan menghasut kekerasan melalui video yang mendukung serangan terhadap orang Israel.

Ben-Menachem menambahkan, konten TikTok menargetkan kaum muda, yang sangat rentan terhadap misinformasi dan propaganda.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More