Putin Kecam Barat Habis-habisan, Menyebutnya Setan yang Ajarkan Penyimpangan Seksual

Sabtu, 01 Oktober 2022 - 14:50 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya di Lapangan Merah mengecam Barat habis-habisan, menyebutnya sebagai setan yang mengajarkan penyimpangan seksual. Foto/REUTERS
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam Barat habis-habisan dalam pidato upacara pencaplokan empat wilayah Ukraina di Lapangan Merah, Jumat. Dia menyebut Barat sebagai setan yang mengajarkan penyimpangan seksual.

Empat wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia adalah Donetsk, Kherson, Luhansk dan Zaporizhzhia. Proses aneksasi empat wilayah itu melalui referendum, yang oleh Kiev dan sekutu Barat-nya dianggap sebagai referendum palsu.

Sebelum pidato, Putin menandatangani buku tebal bersampul kulit dengan emboss yang menyatakan empat wilayah Ukraina sebagai bagian dari Rusia di aula megah, penuh dengan tepuk tangan tamu VIP Rusia, termasuk Patriarch Kirill, dan dihadiri oleh tentara berbaris dengan seragam.



Terakhir kali ini terjadi, ketika Rusia mencaplok Crimea pada 2014, menandai saat-saat kelam bagi tatanan keamanan Eropa pasca-Perang Dunia II.



Kali ini lebih berbahaya, karena Rusia tidak sepenuhnya menguasai wilayah baru yang diklaimnya dan di tengah ancaman Kremlin untuk melindungi seluruh wilayah Rusia—termasuk wilayah-wilayah yang baru bergabung—dengan senjata nuklir jika perlu.

Putin menggambarkan pencaplokan empat wilayah Ukraina itu sebagai perang suci melawan Barat, menggunakan retorika yang mengejutkan. Dia menyebut Barat sebagai setan.

"Mereka [Barat] bergerak menuju Setanisme terbuka," katanya dalam pidato yang disiarkan ke jutaan orang secara online, seperti dikutip EU Observer, Sabtu (1/10/2022).

"Elite Barat mengajarkan penyimpangan seksual kepada anak-anak yang mengubah jenis kelamin mereka," katanya lagi.

"Kami berjuang untuk Rusia yang bersejarah, untuk melindungi anak-anak dan cucu-cucu kami dari eksperimen ini untuk mengubah jiwa mereka," ujarnya.

Putin memanggil Yesus untuk menjadi saksi apa yang dia sebut "kebenaran" dan menggambarkan dirinya dalam istilah "mesianis".

"Saya percaya pada kekuatan spiritual rakyat Rusia dan semangat saya adalah semangatnya, penderitaan rakyat adalah penderitaan saya," katanya.

“Penghancuran hegemoni Barat tidak dapat diubah lagi,” sambung Putin, saat mendekati klimaks orasinya.

Putin juga menyalahkan "Anglo-Saxon", mengacu pada Inggris dan Amerika Serikat, yang menurutnya telah meledakkan dua pipa gas Nord Stream Rusia yang memasok Jerman beberapa hari lalu.

Dia mencemooh publik Eropa karena melonjaknya harga makanan dan energi karena invasi Rusia ke Ukraina. "Anda butuh makanan," kata Putin. "Anda tidak bisa memanaskan apartemen Anda", katanya.

Sisa pidatonya mengikuti garis usang, menuduh Barat imperialisme, kolonialisme, munafik, dan memiliki dosa-dosa sejarah seperti pengeboman Hiroshima dan Dresden dalam Perang Dunia II.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymr Zelensky tak terima dengan pencaplokan empat wilayah tersebut oleh Rusia. Kendati demikian, dia siap untuk perundingan damai jika Rusia mendapatkan presiden baru.

Zelensky juga mengumumkan bahwa Ukraina resmi melamar menjadi anggota NATO melalui jalur cepat.

“Seluruh wilayah negara kita akan dibebaskan dari musuh ini...Inilah sebabnya mengapa dia bergegas maju dengan mengorganisir lelucon untuk mencoba aneksasi, mencoba mencuri apa yang bukan miliknya, ingin menulis ulang sejarah dan menggambar ulang

perbatasan menggunakan pembunuhan, pemerasan, penganiayaan, dan kebohongan," papar Zelensky.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada hari Jumat menegaskan kembali dukungan teguh aliansi untuk Ukraina.

“Perampasan tanah ini ilegal dan tidak sah. Sekutu NATO tidak dan tidak akan mengakui wilayah ini sebagai bagian dari Rusia," katanya.

Dia mengatakan tindakan Rusia adalah eskalasi konflik paling serius sejak Moskow menginvasi Ukraina pada Februari.

Terkait pengajuan Ukraina menjadi anggota NATO, Stoltenberg menegaskan keputusan ada di tangan seluruh anggota aliansi.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More