PBB Masih Butuh Rp12,2 Triliun untuk Bantu Korban Banjir Pakistan
Sabtu, 01 Oktober 2022 - 11:45 WIB
ISLAMABAD - PBB akan mencari bantuan USD800 juta (Rp12,2 triliun) lagi dari masyarakat internasional untuk menanggapi melonjaknya kebutuhan penyelamatan jiwa para penyintas banjir Pakistan .
Banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya – kemungkinan diperburuk oleh perubahan iklim – telah menewaskan 1.678 orang di Pakistan sejak pertengahan Juni. Sekitar setengah juta orang yang selamat masih tinggal di tenda dan tempat penampungan sementara.
Julien Harneis, koordinator residen PBB di Pakistan, mengatakan kepada wartawan di ibukota Pakistan, Islamabad, bahwa seruan terakhir akan dikeluarkan dari Jenewa pada pekan depan. Itu terjadi hanya beberapa minggu setelah badan tersebut mencari USD160 juta dana darurat untuk 33 juta orang yang terkena dampak banjir.
Harneis mengatakan, PBB memutuskan untuk mengeluarkan seruan yang direvisi "untuk menanggapi skala kehancuran yang luar biasa" yang disebabkan oleh banjir.
“Pengungsi Pakistan sekarang menghadapi penyakit yang ditularkan melalui air dan penyakit lainnya,” kata Harneis, seperti dikutip dari AP, Jumat (30/9/2022). Menurut pejabat kesehatan setempat, sejauh ini wabah tersebut telah menyebabkan lebih dari 300 kematian.
Sejak Juli, beberapa negara dan badan-badan PBB telah mengirimkan lebih dari 130 penerbangan yang membawa bantuan untuk para korban banjir. Namun, banyak dari mereka mengeluh bahwa mereka menerima terlalu sedikit bantuan atau masih menunggu bantuan.
Para pejabat dan ahli menyalahkan hujan dan banjir yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengunjungi beberapa daerah yang dilanda banjir awal bulan ini.
Dia telah berulang kali meminta masyarakat internasional untuk mengirim bantuan dalam jumlah besar ke Pakistan. Pemerintah Pakistan memperkirakan kerugian akibat banjir sekitar USD30 miliar.
Banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya – kemungkinan diperburuk oleh perubahan iklim – telah menewaskan 1.678 orang di Pakistan sejak pertengahan Juni. Sekitar setengah juta orang yang selamat masih tinggal di tenda dan tempat penampungan sementara.
Julien Harneis, koordinator residen PBB di Pakistan, mengatakan kepada wartawan di ibukota Pakistan, Islamabad, bahwa seruan terakhir akan dikeluarkan dari Jenewa pada pekan depan. Itu terjadi hanya beberapa minggu setelah badan tersebut mencari USD160 juta dana darurat untuk 33 juta orang yang terkena dampak banjir.
Harneis mengatakan, PBB memutuskan untuk mengeluarkan seruan yang direvisi "untuk menanggapi skala kehancuran yang luar biasa" yang disebabkan oleh banjir.
“Pengungsi Pakistan sekarang menghadapi penyakit yang ditularkan melalui air dan penyakit lainnya,” kata Harneis, seperti dikutip dari AP, Jumat (30/9/2022). Menurut pejabat kesehatan setempat, sejauh ini wabah tersebut telah menyebabkan lebih dari 300 kematian.
Sejak Juli, beberapa negara dan badan-badan PBB telah mengirimkan lebih dari 130 penerbangan yang membawa bantuan untuk para korban banjir. Namun, banyak dari mereka mengeluh bahwa mereka menerima terlalu sedikit bantuan atau masih menunggu bantuan.
Para pejabat dan ahli menyalahkan hujan dan banjir yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengunjungi beberapa daerah yang dilanda banjir awal bulan ini.
Dia telah berulang kali meminta masyarakat internasional untuk mengirim bantuan dalam jumlah besar ke Pakistan. Pemerintah Pakistan memperkirakan kerugian akibat banjir sekitar USD30 miliar.
(esn)
tulis komentar anda