Intel Amerika Cs Sibuk Intai Rusia setelah Putin Ancam Gunakan Nuklir
Kamis, 29 September 2022 - 14:31 WIB
Pada hari Senin, Kremlin mengatakan telah melakukan pembicaraan "sporadis" dengan Amerika Serikat tentang masalah nuklir, dalam apa yang dipandang sebagai upaya potensial untuk meredakan situasi yang tegang.
Wakil menteri luar negeri Rusia juga tampaknya mencoba untuk mengecilkan retorika terbaru Putin, bersikeras bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menggunakan senjata nuklir.
Tetapi pada hari Selasa, ketika Moskow bersiap untuk mencaplok sekitar 15 persen Ukraina timur menyusul referendum di antara wilayah-wilayah besar berbahasa Rusia, seorang petinggi Kremlin mengeluarkan ancaman nuklir lain yang lebih eksplisit.
“Mari kita bayangkan bahwa Rusia terpaksa menggunakan senjata paling menakutkan untuk melawan rezim Ukraina yang telah melakukan tindakan agresi skala besar yang berbahaya bagi keberadaan negara kita,” kata Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, dalam sebuah posting di Telegram.
“Saya percaya bahwa NATO tidak akan secara langsung ikut campur dalam konflik bahkan dalam skenario ini,” ujarnya.
"Para demagog di seberang lautan dan di Eropa tidak akan mati dalam kiamat nuklir," imbuh mantan presiden Rusia tersebut.
Juru bicara Komando Strategis AS, Joshua Kelsey, mengatakan sub cabang militer Amerika itu selalu waspada dan siap untuk merespons jika diperlukan.
“Kami belum melihat bukti apa pun saat ini bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklir,” katanya.
“Kami menanggapi ancaman ini dengan sangat serius, tetapi kami belum melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklir kami sendiri saat ini.”
Wakil menteri luar negeri Rusia juga tampaknya mencoba untuk mengecilkan retorika terbaru Putin, bersikeras bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menggunakan senjata nuklir.
Tetapi pada hari Selasa, ketika Moskow bersiap untuk mencaplok sekitar 15 persen Ukraina timur menyusul referendum di antara wilayah-wilayah besar berbahasa Rusia, seorang petinggi Kremlin mengeluarkan ancaman nuklir lain yang lebih eksplisit.
“Mari kita bayangkan bahwa Rusia terpaksa menggunakan senjata paling menakutkan untuk melawan rezim Ukraina yang telah melakukan tindakan agresi skala besar yang berbahaya bagi keberadaan negara kita,” kata Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, dalam sebuah posting di Telegram.
“Saya percaya bahwa NATO tidak akan secara langsung ikut campur dalam konflik bahkan dalam skenario ini,” ujarnya.
"Para demagog di seberang lautan dan di Eropa tidak akan mati dalam kiamat nuklir," imbuh mantan presiden Rusia tersebut.
Juru bicara Komando Strategis AS, Joshua Kelsey, mengatakan sub cabang militer Amerika itu selalu waspada dan siap untuk merespons jika diperlukan.
“Kami belum melihat bukti apa pun saat ini bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklir,” katanya.
“Kami menanggapi ancaman ini dengan sangat serius, tetapi kami belum melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklir kami sendiri saat ini.”
(min)
tulis komentar anda