Intel Amerika Cs Sibuk Intai Rusia setelah Putin Ancam Gunakan Nuklir

Kamis, 29 September 2022 - 14:31 WIB
Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah meningkatkan situs penyimpanan rudalnya di Kaliningrad, memicu kekhawatiran akan potensi penumpukan senjata nuklir di wilayah tersebut.

Putin telah membuat referensi terselubung sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari bahwa dia mungkin menggunakan senjata nuklir atau senjata kimia untuk mengubah arah pertempuran atau jika Rusia sendiri terancam.

Namun, ancaman itu semakin berani minggu lalu ketika dia mengatakan dia siap untuk “menggunakan semua cara yang tersedia bagi kita", termasuk “berbagai senjata pemusnah".

"Saya tidak menggertak," katanya dalam pidato.

Sebagai tanggapan, Amerika Serikat memperingatkan "konsekuensi bencana," tetapi sengaja tidak merinci apa artinya dari peringatan tersebut.

“Kami telah mengomunikasikan kepada Rusia apa konsekuensinya, tetapi kami berhati-hati dalam membicarakan hal ini di depan umum, karena dari sudut pandang kami, kami ingin meletakkan prinsip bahwa akan ada konsekuensi bencana, tetapi tidak terlibat dalam tindakan permainan balas dendam retoris,” kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan.

Pada hari Senin, Kremlin mengatakan telah melakukan pembicaraan "sporadis" dengan Amerika Serikat tentang masalah nuklir, dalam apa yang dipandang sebagai upaya potensial untuk meredakan situasi yang tegang.

Wakil menteri luar negeri Rusia juga tampaknya mencoba untuk mengecilkan retorika terbaru Putin, bersikeras bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menggunakan senjata nuklir.

Tetapi pada hari Selasa, ketika Moskow bersiap untuk mencaplok sekitar 15 persen Ukraina timur menyusul referendum di antara wilayah-wilayah besar berbahasa Rusia, seorang petinggi Kremlin mengeluarkan ancaman nuklir lain yang lebih eksplisit.

“Mari kita bayangkan bahwa Rusia terpaksa menggunakan senjata paling menakutkan untuk melawan rezim Ukraina yang telah melakukan tindakan agresi skala besar yang berbahaya bagi keberadaan negara kita,” kata Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, dalam sebuah posting di Telegram.

“Saya percaya bahwa NATO tidak akan secara langsung ikut campur dalam konflik bahkan dalam skenario ini,” ujarnya.

"Para demagog di seberang lautan dan di Eropa tidak akan mati dalam kiamat nuklir," imbuh mantan presiden Rusia tersebut.

Juru bicara Komando Strategis AS, Joshua Kelsey, mengatakan sub cabang militer Amerika itu selalu waspada dan siap untuk merespons jika diperlukan.

“Kami belum melihat bukti apa pun saat ini bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklir,” katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More