CIA Peringatkan Jerman tentang Serangan Pipa Gas Nord Stream Beberapa Pekan Lalu
Rabu, 28 September 2022 - 13:43 WIB
BERLIN - CIA sudah memperingatkan Jerman tentang kemungkinan serangan terhadap jaringan pipa gas di Laut Baltik "beberapa pekan yang lalu".
Laporan itu diungkap majalah Jerman Der Spiegel pada Selasa (27/9/2022). Jerman sedang mencari jawaban setelah kedua pipa Nord Stream Rusia rusak dan kebocoran gas besar muncul di pulau Bornholm, Denmark.
“Satu tip dari agen mata-mata Amerika Serikat (AS) diterima di Berlin selama musim panas," ungkap Der Spiegel, mengutip "beberapa orang yang mengetahui masalah ini."
Secara resmi, bagaimanapun, pemerintah federal Jerman menolak mengomentari hal-hal yang berhubungan dengan intelijen.
“Dinas keamanan Jerman saat ini sedang memeriksa citra satelit dari daerah di mana ledakan terjadi, tetapi hanya melihat lalu lintas angkatan laut yang biasa-biasa saja," papar Spiegel.
“Mereka juga yakin bahwa hanya aktor negara yang bisa melakukan ini, menunjukkan penyelam atau kapal selam mini bisa memasang ranjau atau bahan peledak di jalur pipa,” tulis Spiegel.
Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 keduanya tiba-tiba kehilangan tekanan pada Senin. Pihak berwenang Denmark melaporkan kebocoran gas dari Bornholm, sementara seismolog Swedia mencatat beberapa ledakan.
Operator pipa mengkonfirmasi beberapa saluran gas mengalami kerusakan yang "belum pernah terjadi sebelumnya" dan tidak mungkin untuk memperkirakan kapan, atau jika, layanan dapat dipulihkan.
Pada Senin malam, pemerintah Jerman yakin pipa itu menjadi sasaran serangan yang disengaja, menurut harian Tagesspiegel.
Berlin sedang mempertimbangkan kemungkinan Ukraina atau "pasukan yang berafiliasi dengan Ukraina" bisa berada di belakangnya, tetapi juga operasi "bendera palsu" oleh Rusia untuk membuat Ukraina terlihat buruk dan mendorong harga energi UE lebih tinggi lagi.
Meski mengakui “gangguan permanen pasokan gas dari Rusia” akan menjadi kepentingan Ukraina, Der Spiegel mengatakan serangan semacam itu akan memiliki “kerugian politik yang besar” bagi Kiev.
Satu-satunya motif Moskow untuk meledakkan pipa, menurut majalah itu, adalah "menyalahkan pihak lain atas insiden itu."
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen telah menyerukan penyelidikan untuk mendapatkan "kejelasan penuh" tentang apa yang terjadi dengan pipa tersebut.
"Setiap gangguan yang disengaja terhadap infrastruktur energi aktif Eropa tidak dapat diterima dan akan mengarah pada respons sekuat mungkin," tweet dia.
Sebelumnya pada Selasa, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan serangan terhadap Nord Stream adalah “bukan kepentingan siapa pun,” tetapi itu juga mewakili “peluang signifikan” bagi Eropa untuk meninggalkan gas alam Rusia demi pasokan energi alternatif, mungkin seperti gas alam cair (LNG) dari AS, dan “mempercepat transisi ke energi terbarukan” untuk memerangi perubahan iklim.
Sementara itu, anggota parlemen Polandia Radislaw Sikorski berterima kasih kepada AS atas ledakan pia gas tersebut.
Dia berpendapat bahwa itu berarti Rusia sekarang harus bernegosiasi dengan Ukraina dan Polandia jika ingin mengirimkan gas ke Eropa Tengah.
Laporan itu diungkap majalah Jerman Der Spiegel pada Selasa (27/9/2022). Jerman sedang mencari jawaban setelah kedua pipa Nord Stream Rusia rusak dan kebocoran gas besar muncul di pulau Bornholm, Denmark.
“Satu tip dari agen mata-mata Amerika Serikat (AS) diterima di Berlin selama musim panas," ungkap Der Spiegel, mengutip "beberapa orang yang mengetahui masalah ini."
Secara resmi, bagaimanapun, pemerintah federal Jerman menolak mengomentari hal-hal yang berhubungan dengan intelijen.
“Dinas keamanan Jerman saat ini sedang memeriksa citra satelit dari daerah di mana ledakan terjadi, tetapi hanya melihat lalu lintas angkatan laut yang biasa-biasa saja," papar Spiegel.
“Mereka juga yakin bahwa hanya aktor negara yang bisa melakukan ini, menunjukkan penyelam atau kapal selam mini bisa memasang ranjau atau bahan peledak di jalur pipa,” tulis Spiegel.
Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 keduanya tiba-tiba kehilangan tekanan pada Senin. Pihak berwenang Denmark melaporkan kebocoran gas dari Bornholm, sementara seismolog Swedia mencatat beberapa ledakan.
Operator pipa mengkonfirmasi beberapa saluran gas mengalami kerusakan yang "belum pernah terjadi sebelumnya" dan tidak mungkin untuk memperkirakan kapan, atau jika, layanan dapat dipulihkan.
Pada Senin malam, pemerintah Jerman yakin pipa itu menjadi sasaran serangan yang disengaja, menurut harian Tagesspiegel.
Berlin sedang mempertimbangkan kemungkinan Ukraina atau "pasukan yang berafiliasi dengan Ukraina" bisa berada di belakangnya, tetapi juga operasi "bendera palsu" oleh Rusia untuk membuat Ukraina terlihat buruk dan mendorong harga energi UE lebih tinggi lagi.
Meski mengakui “gangguan permanen pasokan gas dari Rusia” akan menjadi kepentingan Ukraina, Der Spiegel mengatakan serangan semacam itu akan memiliki “kerugian politik yang besar” bagi Kiev.
Satu-satunya motif Moskow untuk meledakkan pipa, menurut majalah itu, adalah "menyalahkan pihak lain atas insiden itu."
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen telah menyerukan penyelidikan untuk mendapatkan "kejelasan penuh" tentang apa yang terjadi dengan pipa tersebut.
"Setiap gangguan yang disengaja terhadap infrastruktur energi aktif Eropa tidak dapat diterima dan akan mengarah pada respons sekuat mungkin," tweet dia.
Sebelumnya pada Selasa, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan serangan terhadap Nord Stream adalah “bukan kepentingan siapa pun,” tetapi itu juga mewakili “peluang signifikan” bagi Eropa untuk meninggalkan gas alam Rusia demi pasokan energi alternatif, mungkin seperti gas alam cair (LNG) dari AS, dan “mempercepat transisi ke energi terbarukan” untuk memerangi perubahan iklim.
Sementara itu, anggota parlemen Polandia Radislaw Sikorski berterima kasih kepada AS atas ledakan pia gas tersebut.
Dia berpendapat bahwa itu berarti Rusia sekarang harus bernegosiasi dengan Ukraina dan Polandia jika ingin mengirimkan gas ke Eropa Tengah.
(sya)
tulis komentar anda