Pakar Swedia Laporkan Ledakan di Lokasi Pipa Gas Nord Stream, Lihat Videonya
loading...
A
A
A
STOCKHOLM - Para ilmuwan di Denmark dan Swedia melaporkan ledakan bawah air di dekat jalur pipa Nord Stream pada Senin (26/9/2022), ketika beberapa kebocoran besar dilaporkan.
Sabotase sekarang diyakini berada di balik kerusakan jaringan pipa gas tersebut.
“Tidak ada keraguan bahwa ini adalah ledakan,” papar seismolog Bjorn Lund dari Pusat Seismologi Nasional Swedia (SNSN) pada penyiar publik SVT, Selasa (27/9/2022).
Militer Denmark merilis rekaman udara dari kebocoran itu, menunjukkan bintik-bintik besar dan terlihat menggelegak di dalam air.
“Nord Stream 1 mengalami dua kebocoran di timur laut pulau Bornholm di Denmark, sementara Nord Stream 2 rusak di selatan Dueodde, pantai yang terletak di ujung paling selatan pulau itu,” papar pernyataan militer.
Sebelumnya pada hari itu, Moskow mengatakan telah mencari alasan di balik kebocoran tersebut. Rusia menunjukkan jaringan pipa menjadi sasaran dalam tindakan sabotase.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, “Saat ini tidak ada pilihan yang dapat dikesampingkan mengenai penyebab insiden tersebut.”
Pipa Nord Stream 1 selesai pada tahun 2011. Pekerjaan konstruksi pada Nord Stream 2 dimulai pada tahun 2018, dan mengalami banyak penundaan karena tekanan politik dan sanksi dari Amerika Serikat (AS).
Sabotase sekarang diyakini berada di balik kerusakan jaringan pipa gas tersebut.
“Tidak ada keraguan bahwa ini adalah ledakan,” papar seismolog Bjorn Lund dari Pusat Seismologi Nasional Swedia (SNSN) pada penyiar publik SVT, Selasa (27/9/2022).
Militer Denmark merilis rekaman udara dari kebocoran itu, menunjukkan bintik-bintik besar dan terlihat menggelegak di dalam air.
“Nord Stream 1 mengalami dua kebocoran di timur laut pulau Bornholm di Denmark, sementara Nord Stream 2 rusak di selatan Dueodde, pantai yang terletak di ujung paling selatan pulau itu,” papar pernyataan militer.
Sebelumnya pada hari itu, Moskow mengatakan telah mencari alasan di balik kebocoran tersebut. Rusia menunjukkan jaringan pipa menjadi sasaran dalam tindakan sabotase.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, “Saat ini tidak ada pilihan yang dapat dikesampingkan mengenai penyebab insiden tersebut.”
Pipa Nord Stream 1 selesai pada tahun 2011. Pekerjaan konstruksi pada Nord Stream 2 dimulai pada tahun 2018, dan mengalami banyak penundaan karena tekanan politik dan sanksi dari Amerika Serikat (AS).