Caplok Wilayah Ukraina, Biden Bersumpah Sanksi Berat Rusia

Sabtu, 24 September 2022 - 14:07 WIB
Presiden AS Joe Biden bersumpah akan memberikan sanksi berat yang memberikan kerugian besar bagi Rusia jika mencaplok wilayah Ukraina. Foto/Ilustrasi
WASHINGTON - Rereferendum palsu yang dilakukan oleh Moskow yang bertujuan untuk mencaplok empat wilayah pendudukan di Ukraina akan cepat mendatangkan konsekuensi. Ancaman itu disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, saat pemungutan suara berlanjut di wilayah Luhansk, Kherson, Zaporizhzhia dan Donetsk.

Biden memperingatkan Rusia akan adakerugian yang "cepat dan berat" jika Moskow menggunakan referendum "palsu" untuk mencaplok lebih banyak Ukraina.

“Referensi Rusia adalah palsu –– dalih palsu untuk mencoba mencaplok bagian-bagian Ukraina secara paksa dalam pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.

"Kami akan bekerja dengan sekutu dan mitra kami untuk membebankan biaya ekonomi tambahan yang cepat dan berat pada Rusia," sambungnya.





"Amerika Serikat tidak akan pernah mengakui wilayah Ukraina sebagai apa pun selain bagian dari Ukraina," ujarnya seperti disitir dari TRT World, Sabtu (24/9/2022).

Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat siap untuk menjatuhkan hukuman ekonomi tambahan pada Rusia, sejalan dengan sekutu, jika Moskow mencoba untuk mencaplok lebih banyak wilayah Ukraina.

Referendum yang diatur Kremlin sedang berlangsung di wilayah-wilayah pendudukan Ukraina yang berusaha menjadikan mereka bagian dari Rusia, dengan beberapa pejabat membawa surat suara ke blok-blok apartemen ditemani oleh polisi yang membawa senjata.



Kiev dan Barat mengutuknya sebagai pemilu curang yang hasilnya sudah ditentukan sebelumnya oleh Moskow.

Referendum di Luhansk, Kherson dan sebagian wilayah Zaporizhzhia serta Donetsk yang diduduki Rusia secara luas dipandang sebagai awal dari pencaplokan wilayah tersebut oleh Moskow.

Pemungutan suara, yang diawasi oleh otoritas yang ditetapkan oleh Rusia, dijadwalkan berlangsung hingga Selasa dan hampir pasti akan berjalan sesuai keinginan Kremlin.

Sebelumnya Moskow merebut Crimea dari Ukraina dan mencaploknya pada tahun 2014 melalui referendum, sebuah langkah yang tidak diakui oleh Barat.

(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More