Rusia Ungkap Rincian Mobilisasi Pasukan Cadangan yang Bikin Panik Barat
Jum'at, 23 September 2022 - 16:57 WIB
“Orang-orang yang bekerja di industri pertahanan akan dibebaskan dari mobilisasi, serta mereka yang tidak memenuhi kriteria kesehatan, memiliki minimal empat anak, atau merawat kerabat yang cacat,” ungkap Kemhan Rusia.
Setiap daerah akan diminta menyusun sejumlah cadangan tergantung pada populasinya, tanpa memberikan jumlah pastinya.
Pada Rabu, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu menyatakan mobilisasi akan melibatkan panggilan untuk mempersenjatai sekitar 300.000 tentara cadangan, atau lebih dari 1% dari potensi mobilisasi penuh Rusia.
Putin sebelumnya mengatakan Kementerian Pertahanan telah merekomendasikan pengerahan tentara cadangan ke dalam dinas aktif di tengah konflik berkepanjangan di Ukraina dan Donbass.
Shoigu menjelaskan pasukan tambahan diperlukan untuk mengendalikan jalur kontak sepanjang 1.000 km dengan pasukan Ukraina dan daerah-daerah yang dikuasai Rusia.
Beberapa media kemudian mengklaim jumlah mereka yang diperkirakan akan dipanggil untuk mengangkat senjata mungkin berjumlah satu juta.
Namun, Kremlin telah membantah laporan tersebut dengan menyebut kabar itu "kebohongan."
Setiap daerah akan diminta menyusun sejumlah cadangan tergantung pada populasinya, tanpa memberikan jumlah pastinya.
Pada Rabu, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu menyatakan mobilisasi akan melibatkan panggilan untuk mempersenjatai sekitar 300.000 tentara cadangan, atau lebih dari 1% dari potensi mobilisasi penuh Rusia.
Putin sebelumnya mengatakan Kementerian Pertahanan telah merekomendasikan pengerahan tentara cadangan ke dalam dinas aktif di tengah konflik berkepanjangan di Ukraina dan Donbass.
Shoigu menjelaskan pasukan tambahan diperlukan untuk mengendalikan jalur kontak sepanjang 1.000 km dengan pasukan Ukraina dan daerah-daerah yang dikuasai Rusia.
Beberapa media kemudian mengklaim jumlah mereka yang diperkirakan akan dipanggil untuk mengangkat senjata mungkin berjumlah satu juta.
Namun, Kremlin telah membantah laporan tersebut dengan menyebut kabar itu "kebohongan."
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda