Khamenei Disindir karena Abaikan Protes Kematian Mahsa Amini: 'Pria Tua, Orang-orang Sudah Bangun'

Kamis, 22 September 2022 - 16:09 WIB
Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran Ayatollah Ali Khamenei abaikan maraknya protes atas kematian Mahsa Amini, wanita muda yang meninggal setelah ditangkap polisi moral karena masalah jilbab. Foto/REUTERS
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengabaikan maraknya protes anti-rezim yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini , wanita muda yang meninggal setelah ditangkap polisi moral atas tuduhanberjilbab tak pantas.

Khamenei pada hari Rabu berpidato dalam sebuah pertemuan di Teheran yang melibatkan para komandan militer senior menjelang peringatan perang Iran-Irak 1980-an. Pidatonya disiarkan di televisi pemerintah.

Pidato Khamenei tidak mencakup komentar apa pun tentang protes di Iran dan sebaliknya berfokus pada perang dengan Irak pada 1980-an.





Beberapa pengamat mengharapkan Khamenei untuk mengomentari protes yang sedang berlangsung di negara itu. Pemimpin tertinggi itu di masa lalu menyalahkan demonstrasi anti-rezim pada "musuh asing" Republik Islam.

Ketidakpeduliannya atas maraknya demo anti-rezim memicu sindiran pedas, termasuk dari para jurnalis.

“Ketidakpedulian Khamenei terhadap protes yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa dia belum bangun,” tulis jurnalis Iran, Reza Haghighatnejad, di Twitter. "Tidur, pria tua, orang-orang sudah bangun."

Wartawan Iran lainnya, Behnam Gholipour, mengatakan Khamenei tidak membahas kerusuhan yang sedang berlangsung untuk melindungi Presiden Ebrahim Raisi, yang saat ini berada di New York untuk berpidato di Majelis Umum PBB.

"(Khamenei) tidak berbicara (tentang protes) agar Raisi tidak mendapat tekanan dari media, dan pidatonya di PBB tidak akan dikesampingkan," tulis Gholipour di Twitter.

"Setelah Raisi kembali dan jika protes berlanjut, (Khamenei) pasti akan mengambil sikap," ujarnya, seperti dikutip Al Alarabiya, Kamis (22/9/2022).

Protes pecah di banyak wilayah di Iran setelah Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun, dinyatakan meninggal pada hari Jumat. Amini sebelumnya mengalami koma tak lama setelah dia ditahan oleh polisi moral karena dianggap berjilbab tidak pantas di Teheran pada 13 September.

Aktivis dan pengunjuk rasa mengatakan Amini dipukuli oleh petugas polisi saat ditahan, menyebabkan luka serius yang menyebabkan kematiannya. Namun, polisi membantah tuduhan tersebut.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More