Sadis, Dua Gadis Kakak-adik India Diperkosa lalu Digantung di Pohon
Jum'at, 16 September 2022 - 13:22 WIB
NEW DELHI - Dua gadis remajakakak-adik ditemukan tergantung di pohon di negara bagian Uttar Pradesh, India. Menurut polisi, keduanya telah diperkosa dan kemudian dibunuh.
Polisi mengatakan jasad duagadisbersaudara itu ditemukan pada Rabu sore di distrik Lakhimpur. Mereka telah memulai penyelidikan setelah keluarga mengeklaim gadis-gadis itu telah diculik dan diperkosa.
Enam pria telah ditangkap atas tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan terkait kematian duagadis tersebut.
Menurut polisi, jasad kedua korban telah dibawa petugas untuk menjalani pemeriksaan post mortem.
Gadis-gadis tersebut, keduanya berusia di bawah 18 tahun, bagian dari kasta Dalit--kasta terendah di komunitas Hindu India.
Terlepas dari perlindungan konstitusional, komunitas Dalit secara rutin menghadapi prasangka dan kekerasan. Sebagai contohnya, kasus tahun 2020 yang melibatkan pemerkosaan dan pembunuhan beramai-ramai terhadap seorang wanita kasta Dalit berusia 19 tahun di distrik Hathras Uttar Pradesh memicu kemarahan publik.
Kasus terbaru ini pun memicu protes dari masyarakat dan partai-partai oposisi.
Polisi mengatakan gadis-gadis itu mengenal para tersangka. Namun, pihak keluarga membantah dan mengatakan kedua korban diculik.
Media lokal, yang dikutip BBC, Jumat (16/9/2022), melaporkan bahwa ibu dari kedua korban mengatakan gadis-gadis itu telah dibawa oleh pria dengan sepeda motor.
Ibu tersebut mengaku diserang ketika dia mencoba menghentikan penculikan tersebut.
Keluarga korban mengatakan mereka mulai mencari gadis-gadis itu dan akhirnya menemukan mereka tergantung di pohon.
Kepala polisi distrik setempat, Sanjeev Suman, mengatakan gadis-gadis itu dibawa ke ladang tebu di mana mereka diperkosa dan dicekik hingga tewas.
"Para tersangka kemudian menggantung tubuh mereka di pohon agar terlihat seperti bunuh diri," kata Suman, menurut saluran NDTV.
Salah satu tersangka ditangkap setelah diburu polisi. Tersangka, yang mencoba melarikan diri, sempat terlibat baku tembak dengan petugas.
Menurut media lokal, polisi mendapat beberapa perlawanan ketika mereka pergi ke rumah gadis-gadis itu pada Rabu malam, di mana penduduk setempat bergabung dengan keluarga itu sebagai protes.
Ada kecurigaan mendalam terhadap polisi di kalangan masyarakat Dalit. Pihak berwenang dituduh apatis dan melindungi kasta atas yang dituduh pernah melakukan serangan di Hathras.
Uttar Pradesh, di utara India, adalah negara bagian terpadat di negara itu dengan lebih dari 200 juta orang--dan memiliki catatan kekerasan terhadap perempuan dan Dalit.
Kritikus mengatakan bahwa terlepas dari semua liputan media dan undang-undang anti-perkosaan baru, tidak ada tanda-tanda bahwa kejahatan terhadap perempuan mereda di India.
Kematian dua gadis bersaudara itu telah memicu kemarahan terhadap Ketua Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath dengan para pemimpin oposisi menuduhnya menjalankan pemerintahan tanpa hukum di negara bagian tersebut.
"Di pemerintahan Yogi, preman melecehkan ibu dan saudara perempuan setiap hari, sangat memalukan. Pemerintah harus menyelidiki masalah ini, pelakunya harus mendapatkan hukuman yang paling berat," tulis Akhilesh Yadav dari Partai Samajwadi di Twitter.
Ketua Partai Bahujan Samaj Mayawati mengatakan bahwa para penjahat di Uttar Pradesh tidak takut karena "prioritas pemerintah salah".
Priyanka Gandhi dari partai Kongres juga menyerang Adityanath dan mengatakan; "Memberikan iklan palsu di surat kabar dan televisi tidak meningkatkan hukum dan ketertiban."
"Lagi pula, mengapa kejahatan keji terhadap perempuan meningkat di UP [Uttar Pradesh]?" tanya dia.
Polisi mengatakan jasad duagadisbersaudara itu ditemukan pada Rabu sore di distrik Lakhimpur. Mereka telah memulai penyelidikan setelah keluarga mengeklaim gadis-gadis itu telah diculik dan diperkosa.
Enam pria telah ditangkap atas tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan terkait kematian duagadis tersebut.
Menurut polisi, jasad kedua korban telah dibawa petugas untuk menjalani pemeriksaan post mortem.
Baca Juga
Gadis-gadis tersebut, keduanya berusia di bawah 18 tahun, bagian dari kasta Dalit--kasta terendah di komunitas Hindu India.
Terlepas dari perlindungan konstitusional, komunitas Dalit secara rutin menghadapi prasangka dan kekerasan. Sebagai contohnya, kasus tahun 2020 yang melibatkan pemerkosaan dan pembunuhan beramai-ramai terhadap seorang wanita kasta Dalit berusia 19 tahun di distrik Hathras Uttar Pradesh memicu kemarahan publik.
Kasus terbaru ini pun memicu protes dari masyarakat dan partai-partai oposisi.
Polisi mengatakan gadis-gadis itu mengenal para tersangka. Namun, pihak keluarga membantah dan mengatakan kedua korban diculik.
Media lokal, yang dikutip BBC, Jumat (16/9/2022), melaporkan bahwa ibu dari kedua korban mengatakan gadis-gadis itu telah dibawa oleh pria dengan sepeda motor.
Ibu tersebut mengaku diserang ketika dia mencoba menghentikan penculikan tersebut.
Keluarga korban mengatakan mereka mulai mencari gadis-gadis itu dan akhirnya menemukan mereka tergantung di pohon.
Kepala polisi distrik setempat, Sanjeev Suman, mengatakan gadis-gadis itu dibawa ke ladang tebu di mana mereka diperkosa dan dicekik hingga tewas.
"Para tersangka kemudian menggantung tubuh mereka di pohon agar terlihat seperti bunuh diri," kata Suman, menurut saluran NDTV.
Salah satu tersangka ditangkap setelah diburu polisi. Tersangka, yang mencoba melarikan diri, sempat terlibat baku tembak dengan petugas.
Menurut media lokal, polisi mendapat beberapa perlawanan ketika mereka pergi ke rumah gadis-gadis itu pada Rabu malam, di mana penduduk setempat bergabung dengan keluarga itu sebagai protes.
Ada kecurigaan mendalam terhadap polisi di kalangan masyarakat Dalit. Pihak berwenang dituduh apatis dan melindungi kasta atas yang dituduh pernah melakukan serangan di Hathras.
Uttar Pradesh, di utara India, adalah negara bagian terpadat di negara itu dengan lebih dari 200 juta orang--dan memiliki catatan kekerasan terhadap perempuan dan Dalit.
Kritikus mengatakan bahwa terlepas dari semua liputan media dan undang-undang anti-perkosaan baru, tidak ada tanda-tanda bahwa kejahatan terhadap perempuan mereda di India.
Kematian dua gadis bersaudara itu telah memicu kemarahan terhadap Ketua Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath dengan para pemimpin oposisi menuduhnya menjalankan pemerintahan tanpa hukum di negara bagian tersebut.
"Di pemerintahan Yogi, preman melecehkan ibu dan saudara perempuan setiap hari, sangat memalukan. Pemerintah harus menyelidiki masalah ini, pelakunya harus mendapatkan hukuman yang paling berat," tulis Akhilesh Yadav dari Partai Samajwadi di Twitter.
Ketua Partai Bahujan Samaj Mayawati mengatakan bahwa para penjahat di Uttar Pradesh tidak takut karena "prioritas pemerintah salah".
Priyanka Gandhi dari partai Kongres juga menyerang Adityanath dan mengatakan; "Memberikan iklan palsu di surat kabar dan televisi tidak meningkatkan hukum dan ketertiban."
"Lagi pula, mengapa kejahatan keji terhadap perempuan meningkat di UP [Uttar Pradesh]?" tanya dia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda