Bentrok dengan Azerbaijan, Armenia Minta Bantuan Militer Rusia
Rabu, 14 September 2022 - 01:44 WIB
YEREVAN - Armenia , pada Selasa (13/9/2022), meminta bantuan militer Rusia setelah pasukannya bentrokan mematikan di perbatasan dengan pasukan Azerbaijan . Permintaan bantuan disampaikan ketika Moskow sedang berperang di Ukraina.
Armenia dan Azerbaijan saling menyalahkan atas baku tembak di sekitar wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan, yang dimulai Senin tengah malam waktu setempat.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan 49 tentaranya tewas. Yerevan kemudian menuduh Baku "berusaha maju" ke dalam wilayah Armenia.
"Musuh terus menggunakan artileri, mortir, drone dan senapan kaliber besar ke arah Vardenis, Sotk, Artanish, Ishkhanasar, Goris dan Kapan, menargetkan infrastruktur militer dan sipil," kata Kementerian Pertahanan Armenia dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan Menteri Pertahanan Suren Papikyan dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah berbicara melalui telepon. "Dan menyepakati langkah bersama untuk menstabilkan situasi," katanya.
Menurut kementerian tersebut, Dewan Keamanan Armenia—yang dipimpin oleh perdana menteri dan presiden republik Kaukasus—berkumpul untuk meminta bantuan timbal balik dan perjanjian kerja sama dengan Rusia, yang menjabarkan pertahanan bersama dan bantuan militer jika terjadi agresi terhadap penandatangan perjanjian.
"Diputuskan untuk secara resmi mengajukan ke Federasi Rusia untuk menggunakan ketentuan Perjanjian Persahabatan, Kerja Sama, dan Saling Membantu," lanjut kementerian itu.
Pernyataan kementerian tersebut menambahkan bahwa Armenia juga akan beralih ke blok keamanan yang dipimpin Moskow dari enam bekas republik Soviet, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), serta Dewan Keamanan PBB untuk mendapatkan bantuan.
Armenia dan Azerbaijan saling menyalahkan atas baku tembak di sekitar wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan, yang dimulai Senin tengah malam waktu setempat.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan 49 tentaranya tewas. Yerevan kemudian menuduh Baku "berusaha maju" ke dalam wilayah Armenia.
"Musuh terus menggunakan artileri, mortir, drone dan senapan kaliber besar ke arah Vardenis, Sotk, Artanish, Ishkhanasar, Goris dan Kapan, menargetkan infrastruktur militer dan sipil," kata Kementerian Pertahanan Armenia dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan Menteri Pertahanan Suren Papikyan dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah berbicara melalui telepon. "Dan menyepakati langkah bersama untuk menstabilkan situasi," katanya.
Menurut kementerian tersebut, Dewan Keamanan Armenia—yang dipimpin oleh perdana menteri dan presiden republik Kaukasus—berkumpul untuk meminta bantuan timbal balik dan perjanjian kerja sama dengan Rusia, yang menjabarkan pertahanan bersama dan bantuan militer jika terjadi agresi terhadap penandatangan perjanjian.
"Diputuskan untuk secara resmi mengajukan ke Federasi Rusia untuk menggunakan ketentuan Perjanjian Persahabatan, Kerja Sama, dan Saling Membantu," lanjut kementerian itu.
Pernyataan kementerian tersebut menambahkan bahwa Armenia juga akan beralih ke blok keamanan yang dipimpin Moskow dari enam bekas republik Soviet, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), serta Dewan Keamanan PBB untuk mendapatkan bantuan.
tulis komentar anda