Rusia Kecewa Laporan IAEA Tak Sebut Pelaku Penembakan PLTN Zaporozhye

Rabu, 07 September 2022 - 09:13 WIB
Tim IAEA memeriksa kerusakan akibat serangan artileri di PLTN Zaporozhye. Foto/iaea
NEW YORK - Rusia sangat kecewa Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tidak akan mengidentifikasi pelaku penembakan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporozhye.

Selain itu, proposal IAEA untuk mendemiliterisasi fasilitas tersebut “tidak serius,” menurut Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia pada Selasa (6/9/2022).

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi secara pribadi memimpin tim inspektur ke fasilitas yang dikuasai Rusia pekan lalu, dan menyaksikan langsung serangan artileri.





Namun, laporan IAEA tentang kunjungan tersebut, yang diterbitkan sebelumnya pada Selasa, tidak menyebutkan siapa yang menembaki PLTN Zaporozhye, meskipun Staf Umum Ukraina secara terbuka mengakui menargetkan Energodar di dekatnya.

“Saya tidak bisa membuat keputusan itu,” ungkap Grossi kepada Christiane Amanpour dari CNN.

Dia menjelaskan, “Kami tidak memiliki sarana untuk melakukan itu. Seperti yang Anda ketahui, Anda perlu melihat atau memantau operasi militer di kawasan dan semua luasnya, yang tidak hanya di luar mandat IAEA, tetapi akan membutuhkan kemampuan yang sangat besar.”

Nebenzia, yang sebelumnya telah memberikan bukti kesalahan Ukraina kepada PBB, mengatakan keengganan pengawas itu disesalkan.

Dia juga mencatat Kiev melakukan “upaya mengerikan” untuk merebut pembangkit listrik selama kunjungan tim IAEA.

“Usulan Grossi untuk mendemiliterisasi Zaporozhye tidak serius,” ujar Nebenzia kepada wartawan di New York.

Dia menjelaskan pasukan Rusia memberikan keamanan pada PLTN dan penarikan mereka akan memungkinkan Ukraina merebutnya.

“Lagi pula, itu tidak dimiliterisasi,” papar utusan Rusia untuk PBB, seraya menambahkan, “Tidak ada artileri di sana, hanya truk yang digunakan untuk mengangkut para penjaga yang melindungi fasilitas itu. Laporan IAEA juga menyebutkan hal ini.”

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres telah meminta Kiev dan Moskow untuk “tidak terlibat dalam kegiatan militer” di dalam dan sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir.

Grossi mengatakan kepada CNN bahwa dia tidak menyerukan "demiliterisasi" tetapi sesuatu yang "lebih sederhana," menyebutnya sebagai "zona perlindungan keamanan dan keselamatan nuklir" yang akan mendapatkan "komitmen dari semua pihak untuk menghindari membidik PLTN, setiap penembakan di fasilitas itu."

Pasukan Rusia mengamankan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa pada awal Maret, dan berfungsi normal hingga pertengahan Juli, ketika Moskow mengatakan pasukan Ukraina mulai menyerangnya dengan drone dan artileri yang dipasok AS.

Kiev mengklaim Rusia melakukan serangan bendera palsu untuk membuat Ukraina terlihat buruk, sambil menempatkan senjata berat di dalam fasilitas tersebut.

“IAEA melepaskan tugasnya dan menutup mata terhadap penembakan Ukraina, bahkan setelah diberikan bukti lengkap tentang kesalahan Kiev,” ungkap Vladimir Rogov, anggota pemerintahan sipil-militer Zaporozhye, kepada RIA Novosti.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More