Ikut Perang Bela Ukraina, Pria Israel Dibunuh Tentara Rusia

Selasa, 06 September 2022 - 10:09 WIB
Dima Fialka (39), pria warga negara Israel yang dibunuh tentara Rusia saat berperang membela Ukraina. Foto/Arsip Dima Fialka via Ynet
KIEV - Seorang priawarga negara Israel dibunuh tentara Rusia saat dia berperang membela pasukan Ukraina . Jasadnyadilaporkan masih berada di tangan pasukan Moskow.

Dima Fialka (39), sebelumnya bekerja sebagai pelatih untuk akademi klub sepak bola Israel, Maccabi Be'er Sheva.

Meski tercatat sebagai warga negara Israel, Fialka sebelumnya adalah warga negara Ukraina. Dia juga pernah melatih klub sepak bola di kota barat Lviv.



"Dia dibunuh oleh peluru musuh," kata klub sepak bolanya saat ini, FC Dynamo Lviv.



"Fialka adalah salah satu yang pertama membela Ukraina setelah penjajah Rusia menyerang, dia berjuang untuk perdamaian kita," lanjut klub tersebut dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Ynet, Selasa (6/9/2022).

Salah satu teman terdekat Fialka di Israel, Igor Yarkayev, yang juga bekerja sebagai pelatih untuk klub rival sekota Hapoel Be'er Sheva, meminta bantuan pemerintah Israel untuk mengambil jasad Fialka, yang dilaporkan masih berada di tangan pasukan Rusia.

"Dari yang kami tahu, dia dibunuh pada 1 September. Ibu dan adik laki-lakinya tetap di Be'er Sheva. Dari apa yang saya dengar, sejak tersiar kabar tentang kematiannya, ibunya tidak meninggalkan kamarnya," kata Yarkayev.

"Ada juga masalah dengan tubuhnya, sejauh yang kami tahu, itu ada di tangan Rusia. Kami sedang dalam pembicaraan dengan otoritas terkait untuk mengambil tubuhnya, dan kami meminta siapa pun yang dapat membantu agar membantu kami."

Yarkayev bertemu Fialka ketika dia pertama kali tiba di akademi muda klub Maccabi Be'er Sheva, di mana keduanya bekerja bersama.

"Pada 2015, dia pergi ke Ukraina untuk merawat neneknya. Neneknya sakit dan dia seharusnya kembali setelah beberapa saat, tetapi dia bertemu istrinya di sana dan memutuskan untuk tinggal. Dia mulai melatih di beberapa klub di Lviv, dan baru-baru ini mengambil kursus pelatihan di Donetsk untuk mendapatkan lisensi kepelatihan UEFA, tetapi saat kursus akan selesai, perang pecah," katanya.

"Begitu perang dimulai, dia mendaftar. Kami berbicara sebulan yang lalu dan dia memberi tahu saya bahwa dia belum berada di zona pertempuran, karena masih dalam pelatihan dasar," ujarnya.

Yarkayev mengatakan dia terakhir bertemu Fialka sekitar dua bulan sebelum perang pecah.

"Saya terbang dengan istri saya dan dia menjamu kami di rumahnya. Saya datang untuk bepergian dan bersenang-senang, tetapi dia hanya ingin belajar tentang metode pelatihan di Hapoel Be'er Sheva," kata Yarkayev.

"Kami duduk di sebuah kafe, dan saya mengatakan kepadanya, 'mari bersenang-senang dan berbicara tentang kehidupan', tetapi yang dia inginkan hanyalah berbicara tentang pelatihan. Dia adalah pria yang luar biasa. Ini sangat tragis," imbuh dia.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More