Seluruh Eropa Bersiap Kedinginan Parah karena Pembalasan Putin
Senin, 05 September 2022 - 08:46 WIB
KIEV - Presiden Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negara-negara seluruh Eropa bersiap kedinginan parah selama musim dingin. Sebab, Rusia memangkas ekspor minyak dan gas alamnya.
Menurut Zelensky, itu sebagai pembalasan Presiden Vladimir Putin terhadap negara-negara Eropa karena memberikan dukungan untuk Ukraina dalam melawan invasi Rusia.
"Rusia sedang mempersiapkan pukulan energi yang menentukan pada semua orang Eropa untuk musim dingin ini," kata Zelensky setelah Moskow menutup pipa gas utama ke benua Eropa, seperti dikutip AP, Senin (5/9/2022).
Moskow menyalahkan masalah teknis--bersama dengan sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya terhadap Rusia--atas gangguan pasokan energi tersebut.
Negara-negara Eropa yang telah mengirim amunisi ke pemerintah Kiev dan membantu melatih para tentara Ukraina menuduh Rusia menggunakan pasokan energi sebagai senjata.
Beberapa analis perang mengatakan kekurangan bahan bakar dan meningkatnya biaya hidup dapat menekankan tekad Barat dalam mendukung Ukraina.
Moskow mengatakan pihaknya berencana untuk menutup pipa Nord Stream 1, saluran gas utamanya ke Jerman. Sedangkan negara-negara demokrasi terkemuka Kelompok Tujuh (G-7) mengatakan mereka akan membatasi harga ekspor minyak Rusia untuk memangkas keuntungan Moskow yang selama ini digunakan untuk mendanai perang.
Kremlin, pada gilirannya, mengatakan tidak akan menjual minyak ke negara mana pun yang menerapkan pembatasan tersebut.
Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Minggu berjanji bahwa Jerman akan berhasil melewati musim dingin."Rusia bukan lagi mitra energi yang dapat diandalkan," katanya.
Scholz mengumumkan rencana bantuan senilai USD65 miliar yang mencakup pembayaran satu kali ke rumah tangga, keringanan pajak untuk industri yang menggunakan bahan bakar dalam jumlah besar dan pilihan transportasi umum yang lebih murah.
Pemerintah Berlin juga berencana untuk menjamin warganya sejumlah listrik dengan biaya lebih rendah.
Istri Zelenskyy, Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska, mengatakan kepada BBC bahwa dia menyadari harga bahan bakar yang lebih tinggi menimbulkan rasa sakit di Eropa.
"Saya mengerti situasinya sangat sulit," katanya. “Harga juga naik di Ukraina. Tapi selain itu, orang-orang kita terbunuh. Jadi, ketika Anda mulai menghitung uang receh di rekening bank Anda atau di saku Anda, kami melakukan hal yang sama dan menghitung korban kami," katanya.
Pada hari Sabtu pekan lalu, Komisaris Ekonomi Uni Eropa Paolo Gentiloni mengatakan Eropa siap untuk menolak penggunaan gas sebagai senjata Rusia.
“Kami tidak takut dengan keputusan Putin; kami meminta Rusia untuk menghormati kontrak, tetapi jika tidak, kami siap untuk bereaksi,” kata Gentiloni di sela-sela forum ekonomi di Italia.
Gentiloni mengatakan bahwa penyimpanan gas di Uni Eropa saat ini sekitar 80%, berkat diversifikasi pasokan, meskipun situasinya bervariasi di setiap negara.
Menurut Zelensky, itu sebagai pembalasan Presiden Vladimir Putin terhadap negara-negara Eropa karena memberikan dukungan untuk Ukraina dalam melawan invasi Rusia.
"Rusia sedang mempersiapkan pukulan energi yang menentukan pada semua orang Eropa untuk musim dingin ini," kata Zelensky setelah Moskow menutup pipa gas utama ke benua Eropa, seperti dikutip AP, Senin (5/9/2022).
Moskow menyalahkan masalah teknis--bersama dengan sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya terhadap Rusia--atas gangguan pasokan energi tersebut.
Negara-negara Eropa yang telah mengirim amunisi ke pemerintah Kiev dan membantu melatih para tentara Ukraina menuduh Rusia menggunakan pasokan energi sebagai senjata.
Beberapa analis perang mengatakan kekurangan bahan bakar dan meningkatnya biaya hidup dapat menekankan tekad Barat dalam mendukung Ukraina.
Moskow mengatakan pihaknya berencana untuk menutup pipa Nord Stream 1, saluran gas utamanya ke Jerman. Sedangkan negara-negara demokrasi terkemuka Kelompok Tujuh (G-7) mengatakan mereka akan membatasi harga ekspor minyak Rusia untuk memangkas keuntungan Moskow yang selama ini digunakan untuk mendanai perang.
Kremlin, pada gilirannya, mengatakan tidak akan menjual minyak ke negara mana pun yang menerapkan pembatasan tersebut.
Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Minggu berjanji bahwa Jerman akan berhasil melewati musim dingin."Rusia bukan lagi mitra energi yang dapat diandalkan," katanya.
Scholz mengumumkan rencana bantuan senilai USD65 miliar yang mencakup pembayaran satu kali ke rumah tangga, keringanan pajak untuk industri yang menggunakan bahan bakar dalam jumlah besar dan pilihan transportasi umum yang lebih murah.
Pemerintah Berlin juga berencana untuk menjamin warganya sejumlah listrik dengan biaya lebih rendah.
Istri Zelenskyy, Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska, mengatakan kepada BBC bahwa dia menyadari harga bahan bakar yang lebih tinggi menimbulkan rasa sakit di Eropa.
"Saya mengerti situasinya sangat sulit," katanya. “Harga juga naik di Ukraina. Tapi selain itu, orang-orang kita terbunuh. Jadi, ketika Anda mulai menghitung uang receh di rekening bank Anda atau di saku Anda, kami melakukan hal yang sama dan menghitung korban kami," katanya.
Pada hari Sabtu pekan lalu, Komisaris Ekonomi Uni Eropa Paolo Gentiloni mengatakan Eropa siap untuk menolak penggunaan gas sebagai senjata Rusia.
“Kami tidak takut dengan keputusan Putin; kami meminta Rusia untuk menghormati kontrak, tetapi jika tidak, kami siap untuk bereaksi,” kata Gentiloni di sela-sela forum ekonomi di Italia.
Gentiloni mengatakan bahwa penyimpanan gas di Uni Eropa saat ini sekitar 80%, berkat diversifikasi pasokan, meskipun situasinya bervariasi di setiap negara.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda