Drone Hantam Markas Armada Rusia, Warga: Sistem Pertahanan Kita Istirahat Makan Siang?
Minggu, 21 Agustus 2022 - 08:35 WIB
SIMFEROPOL - Sebuah pesawat tak berawak atau drone milik Ukraina menghantam markas armada Laut Hitam Rusia di Crimea akhir pekan ini. Sebuah serangan terbaru di wilayah yang pernah dianggap sebagai benteng yang tak tertembus oleh Moskow.
Gumpalan asap terlihat mengepul dari pangkalan militer Sevastopol pada Sabtu pagi, dan penduduk kota didesak untuk tinggal di rumah segera setelah serangan, yang terbaru dalam serangkaian serangan profil tinggi terhadap sasaran sensitif di sana dan di dalam Rusia.
Gubernur Sevastopol, Mikhail Razvozhaev, mengatakan tidak ada korban jiwa, dan awalnya mengklaim pesawat tak berawak itu terbang ke atap pangkalan udara setelah pasukan yang ditempatkan di sana tidak dapat menembaknya jatuh. Dia kemudian mengatakan tentara dapat menargetkan pesawat tak berawak itu, dan pesawat itu jatuh ke atap pangkalan udara setelah ditembak.
āKlarifikasi: drone itu ditembakā¦tepat di atas markas armada. (Drone) itu jatuh di atap dan terbakar. Serangan itu gagal. Bagus sekali anak-anak," tulisnya seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (21/8/2022).
Serangan sebelumnya di Crimea, termasuk satu serangan awal bulan ini di pangkalan udara Saky yang mengirimkan bola api ke langit dan menghancurkan sembilan atau lebih pesawat tempur, mendorong banyak penduduk untuk melarikan diri dari semenanjung Crimea.
Penduduk setempat yang khawatir menanggapi Razvozhaev dengan menanyakan bagaimana sebuah pesawat tak berawak menyelinap melalui pertahanan udara yang pada awal perang dianggap sebagai salah satu yang paling canggih di dunia.
"Apakah sistem pertahanan udara kita sedang istirahat makan siang?" tanya seorang warga.
"Kapan kamu akhirnya akan menutup kota?" tanya yang lain, menyarankan serangan itu adalah pekerjaan partisan pro-Ukraina di semenanjung Crimea.
Gumpalan asap terlihat mengepul dari pangkalan militer Sevastopol pada Sabtu pagi, dan penduduk kota didesak untuk tinggal di rumah segera setelah serangan, yang terbaru dalam serangkaian serangan profil tinggi terhadap sasaran sensitif di sana dan di dalam Rusia.
Gubernur Sevastopol, Mikhail Razvozhaev, mengatakan tidak ada korban jiwa, dan awalnya mengklaim pesawat tak berawak itu terbang ke atap pangkalan udara setelah pasukan yang ditempatkan di sana tidak dapat menembaknya jatuh. Dia kemudian mengatakan tentara dapat menargetkan pesawat tak berawak itu, dan pesawat itu jatuh ke atap pangkalan udara setelah ditembak.
āKlarifikasi: drone itu ditembakā¦tepat di atas markas armada. (Drone) itu jatuh di atap dan terbakar. Serangan itu gagal. Bagus sekali anak-anak," tulisnya seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (21/8/2022).
Serangan sebelumnya di Crimea, termasuk satu serangan awal bulan ini di pangkalan udara Saky yang mengirimkan bola api ke langit dan menghancurkan sembilan atau lebih pesawat tempur, mendorong banyak penduduk untuk melarikan diri dari semenanjung Crimea.
Penduduk setempat yang khawatir menanggapi Razvozhaev dengan menanyakan bagaimana sebuah pesawat tak berawak menyelinap melalui pertahanan udara yang pada awal perang dianggap sebagai salah satu yang paling canggih di dunia.
"Apakah sistem pertahanan udara kita sedang istirahat makan siang?" tanya seorang warga.
"Kapan kamu akhirnya akan menutup kota?" tanya yang lain, menyarankan serangan itu adalah pekerjaan partisan pro-Ukraina di semenanjung Crimea.
tulis komentar anda