Habisi 4 Warga AS, Teroris ISIS Geng Beatle Dipenjara Seumur Hidup
Sabtu, 20 Agustus 2022 - 08:30 WIB
WASHINGTON - El Shafee Elsheikh (34), salah anggota teroris ISIS dari "geng Beatle", dihukum penjara seumur hidup oleh pengadilan Amerika Serikat (AS). Dia terlibat dalam eksekusi empat sandera asal Amerika di Suriah.
Elsheikh dijatuhi delapan hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.
Sebelumnya, dalam sidang bulan April, dia dinyatakan bersalah atas penyanderaan, konspirasi untuk membunuh warga AS dan mendukung organisasi teroris ISIS.
Hakim T.S. Ellis, yang menjatuhkan hukuman di Pengadilan Distrik AS di Alexandria, Virginia, mengatakan: "Perilaku Elsheikh hanya dapat digambarkan sebagai mengerikan, biadab, brutal, tidak berperasaan dan, tentu saja, kriminal."
Elsheikh, yang mengenakan kacamata besar, masker Covid-19 warna hitam, dan jumpsuit penjara hijau tua dengan tulisan "Alexandria Inmate" di punggungnya, tidak terlihat bereaksi dan menolak kesempatan untuk berbicara di pengadilan.
Dia sebenarnya warga Inggris. Namun, kewarganegaraannya dicabut pemerintah setelah dia bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah.
Pengadilan terhadap Elsheikh, yang menampilkan kesaksian emosional dari mantan sandera dan orang tua dari orang-orang Amerika yang terbunuh, adalah penuntutan paling signifikan terhadap anggota teroris ISIS di Amerika Serikat.
Diane Foley, ibu dari sandera yang terbunuh; James Foley, berbicara kepada Elsheikh dan pengadilan dan mencatat bahwa hari Jumat adalah peringatan kedelapan "pengenggalan mengerikan" putranya.
"Anda telah dimintai pertanggungjawaban atas kebejatan Anda," kata Diane Foley kepada Elsheikh.
"Anda telah kehilangan negara Anda, kewarganegaraan Anda, kebebasan Anda dan keluarga Anda."
"Cinta jauh lebih kuat daripada kebencian," imbuh dia. "Saya kasihan pada Anda, Elsheikh, karena memilih kebencian," ujarnya.
Panel hakim atau juri berunding selama kurang dari enam jam pada akhir persidangan dua minggu sebelum memutuskan Elsheikh bersalah atas perannya dalam kematian empat sandera asal Amerika-- jurnalis Foley dan Steven Sotloff serta pekerja bantuan Peter Kassig dan Kayla Mueller.
Elsheikh dan mantan "geng Beatle" lainnya, Alexanda Kotey, ditangkap oleh milisi Kurdi di Suriah pada Januari 2018 dan diserahkan kepada pasukan AS di Irak.
Mereka diterbangkan ke Amerika Serikat pada 2020 untuk diadili.
Kotey (38) mengaku bersalah pada September 2021 dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada April.
Anggota lain "geng Beatle", Aine Davis (38) telah dideportasi ke Inggris dari Turki dan ditahan atas tuduhan terorisme.
Orang keempat dalam kelompok itu, algojo Mohammed Emwazi, dibunuh oleh pesawat tak berawak AS di Suriah pada November 2015.
Para penyandera, yang dibesarkan dan diradikalisasi di London, dijuluki "Beatles" oleh para tawanan mereka karena aksen Inggris mereka yang khas.
Aktif di Suriah dari 2012 hingga 2015, mereka menculik lebih dari dua lusin jurnalis dan pekerja bantuan dari Amerika Serikat dan negara lain.
Sepuluh mantan sandera Eropa dan Suriah bersaksi di persidangan Elsheikh menuduh "geng Beatles" melakukan perlakuan brutal selama berbulan-bulan termasuk pemukulan, kejutan listrik, waterboarding, dan eksekusi palsu.
"Penuntutan ini membuka kedok ISIS 'Beatles' yang biadab dan sadis," kata asisten jaksa AS Raj Parekh pada vonis hari Jumat.
"Elsheikh tetap menantang tanpa belas kasihan dan tidak menyesal," imbuh Parekh, seperti dikutip AFP, Sabtu (20/8/2022).
Foley, Sotloff dan Kassig dipenggal oleh Emwazi, dan video kematian mereka dirilis oleh ISIS untuk tujuan propaganda.
Mueller awalnya ditahan oleh "geng Beatles" tetapi kemudian diserahkan kepada pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, yang dilaporkan memerkosanya berulang kali.
ISIS mengumumkan kematian Mueller pada Februari 2015. Kelompok itu mengatakan dia tewas dalam serangan udara Yordania, klaim yang dibantah oleh otoritas AS.
Baghdadi tewas dalam serangan pasukan khusus AS pada 2019.
Carl Mueller, ayah Kayla, menyambut baik hukuman seumur hidup untuk Elsheikh, dengan mengatakan, "Saya pikir hukuman itu sesuai dengan kejahatannya."
"Dia akan menghabiskan sisa hidupnya di sel," katanya.
Zachary Deubler, seorang pengacara untuk Elsheikh, meminta Hakim Ellis untuk merekomendasikan kepada Biro Penjara agar Elsheikh tidak dikirim ke penjara di Florence, Colorado, yang dikenal sebagai penjara "Supermax".
Hakim menolak untuk melakukannya.
Deubler juga mengatakan Elsheikh bermaksud untuk mengajukan banding atas putusan tersebut dengan alasan "penasihat yang tidak efektif".
Richard Smith, kepala unit kontraterorisme polisi London, menyambut baik hukuman itu dan berkata, "Elsheikh dan Kotey mengira mereka berada di luar jangkauan hukum, tetapi mereka salah."
Wakil Direktur FBI Paul Abbate mengatakan kasus itu harus menjadi peringatan. "Bahwa mereka yang membunuh atau melukai warga kita tidak dapat bersembunyi selamanya," ujarnya.
"FBI dan mitra kami di seluruh pemerintah AS akan bekerja tanpa henti untuk membawa mereka ke pengadilan," kata Abbate.
Elsheikh dijatuhi delapan hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.
Sebelumnya, dalam sidang bulan April, dia dinyatakan bersalah atas penyanderaan, konspirasi untuk membunuh warga AS dan mendukung organisasi teroris ISIS.
Hakim T.S. Ellis, yang menjatuhkan hukuman di Pengadilan Distrik AS di Alexandria, Virginia, mengatakan: "Perilaku Elsheikh hanya dapat digambarkan sebagai mengerikan, biadab, brutal, tidak berperasaan dan, tentu saja, kriminal."
Elsheikh, yang mengenakan kacamata besar, masker Covid-19 warna hitam, dan jumpsuit penjara hijau tua dengan tulisan "Alexandria Inmate" di punggungnya, tidak terlihat bereaksi dan menolak kesempatan untuk berbicara di pengadilan.
Baca Juga
Dia sebenarnya warga Inggris. Namun, kewarganegaraannya dicabut pemerintah setelah dia bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah.
Pengadilan terhadap Elsheikh, yang menampilkan kesaksian emosional dari mantan sandera dan orang tua dari orang-orang Amerika yang terbunuh, adalah penuntutan paling signifikan terhadap anggota teroris ISIS di Amerika Serikat.
Diane Foley, ibu dari sandera yang terbunuh; James Foley, berbicara kepada Elsheikh dan pengadilan dan mencatat bahwa hari Jumat adalah peringatan kedelapan "pengenggalan mengerikan" putranya.
"Anda telah dimintai pertanggungjawaban atas kebejatan Anda," kata Diane Foley kepada Elsheikh.
"Anda telah kehilangan negara Anda, kewarganegaraan Anda, kebebasan Anda dan keluarga Anda."
"Cinta jauh lebih kuat daripada kebencian," imbuh dia. "Saya kasihan pada Anda, Elsheikh, karena memilih kebencian," ujarnya.
Panel hakim atau juri berunding selama kurang dari enam jam pada akhir persidangan dua minggu sebelum memutuskan Elsheikh bersalah atas perannya dalam kematian empat sandera asal Amerika-- jurnalis Foley dan Steven Sotloff serta pekerja bantuan Peter Kassig dan Kayla Mueller.
Elsheikh dan mantan "geng Beatle" lainnya, Alexanda Kotey, ditangkap oleh milisi Kurdi di Suriah pada Januari 2018 dan diserahkan kepada pasukan AS di Irak.
Mereka diterbangkan ke Amerika Serikat pada 2020 untuk diadili.
Kotey (38) mengaku bersalah pada September 2021 dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada April.
Anggota lain "geng Beatle", Aine Davis (38) telah dideportasi ke Inggris dari Turki dan ditahan atas tuduhan terorisme.
Orang keempat dalam kelompok itu, algojo Mohammed Emwazi, dibunuh oleh pesawat tak berawak AS di Suriah pada November 2015.
Para penyandera, yang dibesarkan dan diradikalisasi di London, dijuluki "Beatles" oleh para tawanan mereka karena aksen Inggris mereka yang khas.
Aktif di Suriah dari 2012 hingga 2015, mereka menculik lebih dari dua lusin jurnalis dan pekerja bantuan dari Amerika Serikat dan negara lain.
Sepuluh mantan sandera Eropa dan Suriah bersaksi di persidangan Elsheikh menuduh "geng Beatles" melakukan perlakuan brutal selama berbulan-bulan termasuk pemukulan, kejutan listrik, waterboarding, dan eksekusi palsu.
"Penuntutan ini membuka kedok ISIS 'Beatles' yang biadab dan sadis," kata asisten jaksa AS Raj Parekh pada vonis hari Jumat.
"Elsheikh tetap menantang tanpa belas kasihan dan tidak menyesal," imbuh Parekh, seperti dikutip AFP, Sabtu (20/8/2022).
Foley, Sotloff dan Kassig dipenggal oleh Emwazi, dan video kematian mereka dirilis oleh ISIS untuk tujuan propaganda.
Mueller awalnya ditahan oleh "geng Beatles" tetapi kemudian diserahkan kepada pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, yang dilaporkan memerkosanya berulang kali.
ISIS mengumumkan kematian Mueller pada Februari 2015. Kelompok itu mengatakan dia tewas dalam serangan udara Yordania, klaim yang dibantah oleh otoritas AS.
Baghdadi tewas dalam serangan pasukan khusus AS pada 2019.
Carl Mueller, ayah Kayla, menyambut baik hukuman seumur hidup untuk Elsheikh, dengan mengatakan, "Saya pikir hukuman itu sesuai dengan kejahatannya."
"Dia akan menghabiskan sisa hidupnya di sel," katanya.
Zachary Deubler, seorang pengacara untuk Elsheikh, meminta Hakim Ellis untuk merekomendasikan kepada Biro Penjara agar Elsheikh tidak dikirim ke penjara di Florence, Colorado, yang dikenal sebagai penjara "Supermax".
Hakim menolak untuk melakukannya.
Deubler juga mengatakan Elsheikh bermaksud untuk mengajukan banding atas putusan tersebut dengan alasan "penasihat yang tidak efektif".
Richard Smith, kepala unit kontraterorisme polisi London, menyambut baik hukuman itu dan berkata, "Elsheikh dan Kotey mengira mereka berada di luar jangkauan hukum, tetapi mereka salah."
Wakil Direktur FBI Paul Abbate mengatakan kasus itu harus menjadi peringatan. "Bahwa mereka yang membunuh atau melukai warga kita tidak dapat bersembunyi selamanya," ujarnya.
"FBI dan mitra kami di seluruh pemerintah AS akan bekerja tanpa henti untuk membawa mereka ke pengadilan," kata Abbate.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda