Spektakuler! Lampu LED Merah Putih Hiasi Balai Kota San Francisco
Kamis, 18 Agustus 2022 - 18:30 WIB
Perayaan ini semakin spesial karena sehari sebelum perayaan hari kemerdekaan, pihak pemerintah kota San Francisco bersama KJRI San Francisco telah menyelenggarakan resepsi pengibaran bendera Merah Putih untuk menyambut kemerdekaan Indonesia.
Pengibaran bendera ini dihadiri oleh pejabat pemerintah daerah, korps diplomatik, Kepala Perwakilan negara asing, beberapa mitra kerja KJRI San Francisco dari baik dari Pemerintah Federal AS, mitra ekonomi, cendikiawan, akademisi, serta sejumlah tokoh masyarakat, diaspora dan warga lokal.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Pemerintah San Francisco, London N. Breed, menetapkan setiap 17 Agustus sebagai Hari Persahabatan dan Warisan Indonesia-Amerika (Indonesian-American Friendship and Heritage Day) di San Francisco.
Sementara itu, kemeriahan peringatan kemerdekaan Indonesia di KJRI San Francisco ditunjukkan dengan pelaksanaan upacara bendera di Wisma Indonesia pada 17 Agustus. Meski di tengah prosesi upacara sempat diguyur hujan yang disertai awan tebal dan angin dingin, upacara berlangsung lancar dan tetap khidmat. Hal tersebut ditunjang oleh kesigapan dari para personil yang bertugas untuk mempersiapkan dengan latihan jauh-jauh hari sebelumnya.
Para petugas upacara datang dari beragam latar belakang profesi, etnis, dan unsur masyarakat, di antaranya Presiden Permias Nasional AS, Michelle Koesmono, 3 orang wakil dari mahasiswa Papua yang kuliah di perguruan tinggi di negara bagian Oregon, serta Profesor George Anwar selaku akademisi juga tokoh mewakili masyarakat Indonesia yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga pengajar tetap di Fakultas Teknik Mesin, UC Berkeley.
Saat pembacaan doa, semua peserta yang hadir terlihat khidmat dan khusyuk saat pembacaan doa dari seluruh 5 perwakilan agama yang berbeda.
Di akhir prosesi upacara, suasana menjadi pecah dan meriah dengan adanya alunan aubade atau paduan suara yang membawakan iringan lagu kebangsaan dan daerah, seperti Hari Merdeka, Berkibarlah Benderaku, Garuda Pancasila, Bangun Pemuda Pemudi, dan Rayuan Pulau Kelapa.
“Saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, dengan iringan musik yang dibawakan tim aubade, semuanya benar-benar membuat bulu kuduk merinding dan membakar semangat jiwa nasionalistik kami semua," ujar Angela Tjitradi, Presiden Friends of Indonesia – organisasi diaspora Indonesia yang juga hadir dalam upacara tersebut.
Kemeriahan pasca upacara juga diisi dengan pemberian apresiasi oleh Konjen RI kepada beberapa elemen masyarakat melalui penyerahan potongan tumpeng dan sertifikat penghargaan maupun kemeriahan ibu-ibu masyarakat dan diaspora Indonesia berkebaya untuk berfoto bersama dan melakukan fashion show secara spontan guna mendukung langkah Pemerintah Indonesia untuk program pengajuan Kebaya Goes to UNESCO.
Pengibaran bendera ini dihadiri oleh pejabat pemerintah daerah, korps diplomatik, Kepala Perwakilan negara asing, beberapa mitra kerja KJRI San Francisco dari baik dari Pemerintah Federal AS, mitra ekonomi, cendikiawan, akademisi, serta sejumlah tokoh masyarakat, diaspora dan warga lokal.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Pemerintah San Francisco, London N. Breed, menetapkan setiap 17 Agustus sebagai Hari Persahabatan dan Warisan Indonesia-Amerika (Indonesian-American Friendship and Heritage Day) di San Francisco.
Sementara itu, kemeriahan peringatan kemerdekaan Indonesia di KJRI San Francisco ditunjukkan dengan pelaksanaan upacara bendera di Wisma Indonesia pada 17 Agustus. Meski di tengah prosesi upacara sempat diguyur hujan yang disertai awan tebal dan angin dingin, upacara berlangsung lancar dan tetap khidmat. Hal tersebut ditunjang oleh kesigapan dari para personil yang bertugas untuk mempersiapkan dengan latihan jauh-jauh hari sebelumnya.
Para petugas upacara datang dari beragam latar belakang profesi, etnis, dan unsur masyarakat, di antaranya Presiden Permias Nasional AS, Michelle Koesmono, 3 orang wakil dari mahasiswa Papua yang kuliah di perguruan tinggi di negara bagian Oregon, serta Profesor George Anwar selaku akademisi juga tokoh mewakili masyarakat Indonesia yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga pengajar tetap di Fakultas Teknik Mesin, UC Berkeley.
Saat pembacaan doa, semua peserta yang hadir terlihat khidmat dan khusyuk saat pembacaan doa dari seluruh 5 perwakilan agama yang berbeda.
Di akhir prosesi upacara, suasana menjadi pecah dan meriah dengan adanya alunan aubade atau paduan suara yang membawakan iringan lagu kebangsaan dan daerah, seperti Hari Merdeka, Berkibarlah Benderaku, Garuda Pancasila, Bangun Pemuda Pemudi, dan Rayuan Pulau Kelapa.
“Saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, dengan iringan musik yang dibawakan tim aubade, semuanya benar-benar membuat bulu kuduk merinding dan membakar semangat jiwa nasionalistik kami semua," ujar Angela Tjitradi, Presiden Friends of Indonesia – organisasi diaspora Indonesia yang juga hadir dalam upacara tersebut.
Kemeriahan pasca upacara juga diisi dengan pemberian apresiasi oleh Konjen RI kepada beberapa elemen masyarakat melalui penyerahan potongan tumpeng dan sertifikat penghargaan maupun kemeriahan ibu-ibu masyarakat dan diaspora Indonesia berkebaya untuk berfoto bersama dan melakukan fashion show secara spontan guna mendukung langkah Pemerintah Indonesia untuk program pengajuan Kebaya Goes to UNESCO.
Lihat Juga :
tulis komentar anda