Media Iran Ramai-ramai Puji Penikam Salman Rushdie Novelis Ayat-ayat Setan
Sabtu, 13 Agustus 2022 - 18:41 WIB
TEHERAN - Media-media garis keras Iran pada Sabtu (13/8/2022) memuji orang yang menikam Salman Rushdie , yang novelnya "The Satanic Verses [Ayat-Ayat Setan]" dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW.
Novel itu membuat Rushdie difatwa mati oleh pemimpin tertinggi pertama Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini sejak 1989.
Belum ada reaksi resmi dari pemerintah Iranatas serangan terhadap Rushdie, yang ditikam di leher dan dada pada hari Jumat saat berada di atas panggung dalam sebuah acara di negara bagian New York, Amerika Serikat.
Namun, surat kabar garis keras Kayhan, yang pemimpin redaksinya ditunjuk oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, menulis: "Seribu bravo...untuk orang pemberani dan patuh yang menyerang Salman Rushdie yang murtad dan jahat di New York."
"Tangan pria yang merobek leher musuh Tuhan harus dicium," lanjut dia.
Pemimpin Revolusi Islam Iran 1979, almarahum Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan fatwa atau dekrit agama pada tahun 1989 yang menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk membunuh Salman Rushdie karena novel "Ayat-Ayat Setan"-nya dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW.
Fatwa mati itu memaksanya bersembunyi bertahun-tahun, bahkan dia berganti tempat persembunyian hingga 56 kali pada awal-awal fatwa itu dikeluarkan.
Pada tahun 2019, Twitter menangguhkan akun Khamenei karena tweet yang mengatakan bahwa fatwa Khomeini terhadap Rushdie adalah "tidak dapat dibatalkan”.
Media Iran lainnya, Asr, pada hari Sabtu memuat kutipan yang sering dikutip oleh Khamenei yang mengatakan; "Panah yang ditembakkan oleh Khomeini suatu hari akan mengenai sasaran."
Sebuah organisasi keagamaan Iran yang kaya menawarkan hadiah USD2,7 juta kepada siapa saja yang melaksanakan fatwa Khomeini. Jumlah tersebut meningkat menjadi USD3,3 juta pada tahun 2012.
Judul surat kabar garis keras, Vatan Emrooz, berbunyi: “Pisau di leher Salman Rushdie”.
Harian Khorasan, yang juga media garis keras Iran, memuat tajuk utama berjudul: “Setan dalam perjalanan ke neraka”.
Sementara itu, polisi New York mengidentifikasi tersangka penikam Rushdie sebagai Hadi Matar, seorang pria 24 tahun asal Fairview, New Jersey. Tersangka telah membeli tiket untuk acara di Chautauqua Institution yang dihadiri Rushdie.
Belum ada motif yang ditetapkan untuk serangan itu.
Rushdie kini menggunakan ventilator dan tidak dapat berbicara setelah serangan pisau yang mengerikan itu.
Novel itu membuat Rushdie difatwa mati oleh pemimpin tertinggi pertama Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini sejak 1989.
Belum ada reaksi resmi dari pemerintah Iranatas serangan terhadap Rushdie, yang ditikam di leher dan dada pada hari Jumat saat berada di atas panggung dalam sebuah acara di negara bagian New York, Amerika Serikat.
Namun, surat kabar garis keras Kayhan, yang pemimpin redaksinya ditunjuk oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, menulis: "Seribu bravo...untuk orang pemberani dan patuh yang menyerang Salman Rushdie yang murtad dan jahat di New York."
"Tangan pria yang merobek leher musuh Tuhan harus dicium," lanjut dia.
Pemimpin Revolusi Islam Iran 1979, almarahum Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan fatwa atau dekrit agama pada tahun 1989 yang menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk membunuh Salman Rushdie karena novel "Ayat-Ayat Setan"-nya dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW.
Fatwa mati itu memaksanya bersembunyi bertahun-tahun, bahkan dia berganti tempat persembunyian hingga 56 kali pada awal-awal fatwa itu dikeluarkan.
Pada tahun 2019, Twitter menangguhkan akun Khamenei karena tweet yang mengatakan bahwa fatwa Khomeini terhadap Rushdie adalah "tidak dapat dibatalkan”.
Media Iran lainnya, Asr, pada hari Sabtu memuat kutipan yang sering dikutip oleh Khamenei yang mengatakan; "Panah yang ditembakkan oleh Khomeini suatu hari akan mengenai sasaran."
Sebuah organisasi keagamaan Iran yang kaya menawarkan hadiah USD2,7 juta kepada siapa saja yang melaksanakan fatwa Khomeini. Jumlah tersebut meningkat menjadi USD3,3 juta pada tahun 2012.
Judul surat kabar garis keras, Vatan Emrooz, berbunyi: “Pisau di leher Salman Rushdie”.
Harian Khorasan, yang juga media garis keras Iran, memuat tajuk utama berjudul: “Setan dalam perjalanan ke neraka”.
Sementara itu, polisi New York mengidentifikasi tersangka penikam Rushdie sebagai Hadi Matar, seorang pria 24 tahun asal Fairview, New Jersey. Tersangka telah membeli tiket untuk acara di Chautauqua Institution yang dihadiri Rushdie.
Belum ada motif yang ditetapkan untuk serangan itu.
Rushdie kini menggunakan ventilator dan tidak dapat berbicara setelah serangan pisau yang mengerikan itu.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda