Profil Salman Rushdie, Lahir dari Keluarga Muslim Kini Jadi Ateis Garis Keras
Sabtu, 13 Agustus 2022 - 05:45 WIB
Rekaman media sosial menunjukkan orang-orang bergegas membantu Rushdie dan memberikan perawatan medis darurat. Pewawancara juga mengalami cedera kepala dalam serangan itu.
Institusi Chautauqua yang mengadakan program seni dan sastra di komunitas tepi danau yang tenang 110 kilometer selatan Buffalo mengatakan dalam pernyataan bahwa mereka berkoordinasi dengan penegak hukum dan pejabat darurat.
Rushdie (75) menjadi sorotan dengan novel keduanya "Midnight's Children" pada tahun 1981, yang memenangkan pujian internasional dan Penghargaan bergengsi Inggris, Booker Prize, untuk penggambarannya tentang India pasca-kemerdekaan.
Tapi bukunya tahun 1988 berjudul "The Satanic Verses" menarik perhatian di luar imajinasinya ketika memicu fatwa, atau keputusan agama, menyerukan kematiannya oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Novel itu dianggap oleh sebagian umat Islam sebagai penghinaan terhadap Nabi Muhammad.
Rushdie lahir di India dari keluarga Muslim liberal dan saat ini mengidentifikasi diri sebagai seorang ateis.
Dalam wawancara tahun 2006 dengan PBS, Rushdie menyebut dirinya sebagai "ateis garis keras"
Pada tahun 1989, dalam wawancara setelah fatwa pembunuhannya tersebut, Rushdie mengatakan dia dalam arti tertentu adalah seorang Muslim yang murtad, meskipun "dibentuk oleh budaya Muslim lebih dari yang lain", dan seorang pelajar Islam.
Dalam wawancara lain di tahun yang sama, dia berkata, "Pandangan saya adalah manusia sekuler. Saya tidak percaya pada entitas supernatural, baik Kristen, Yahudi, Muslim atau Hindu."
Baca Juga
Institusi Chautauqua yang mengadakan program seni dan sastra di komunitas tepi danau yang tenang 110 kilometer selatan Buffalo mengatakan dalam pernyataan bahwa mereka berkoordinasi dengan penegak hukum dan pejabat darurat.
Rushdie (75) menjadi sorotan dengan novel keduanya "Midnight's Children" pada tahun 1981, yang memenangkan pujian internasional dan Penghargaan bergengsi Inggris, Booker Prize, untuk penggambarannya tentang India pasca-kemerdekaan.
Tapi bukunya tahun 1988 berjudul "The Satanic Verses" menarik perhatian di luar imajinasinya ketika memicu fatwa, atau keputusan agama, menyerukan kematiannya oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Novel itu dianggap oleh sebagian umat Islam sebagai penghinaan terhadap Nabi Muhammad.
Rushdie lahir di India dari keluarga Muslim liberal dan saat ini mengidentifikasi diri sebagai seorang ateis.
Dalam wawancara tahun 2006 dengan PBS, Rushdie menyebut dirinya sebagai "ateis garis keras"
Pada tahun 1989, dalam wawancara setelah fatwa pembunuhannya tersebut, Rushdie mengatakan dia dalam arti tertentu adalah seorang Muslim yang murtad, meskipun "dibentuk oleh budaya Muslim lebih dari yang lain", dan seorang pelajar Islam.
Dalam wawancara lain di tahun yang sama, dia berkata, "Pandangan saya adalah manusia sekuler. Saya tidak percaya pada entitas supernatural, baik Kristen, Yahudi, Muslim atau Hindu."
Lihat Juga :
tulis komentar anda