Rusia Temukan 6 Kasus Strain Covid-19 Hibrida Deltacron
Kamis, 11 Agustus 2022 - 22:01 WIB
MOSKOW - Strain hibrida baru Covid-19, yang menggabungkan fitur varian virus Delta dan Omicron, telah ditemukan di Rusia.
Pengawas kesehatan konsumen negara itu Rospotrebnadzor telah mengkonfirmasi temuan itu pada Kamis (11/8/2022).
“Enam kasus yang disebut jenis “Deltacron” sejauh ini telah terdaftar, dengan lima orang di St Petersburg dan satu orang di Moskow,” ungkap badan tersebut, mengutip data yang diunggah di Virus Genome Aggregator of Russia (VGARus).
“Deltacron saat ini merupakan jenis virus yang tidak dominan dan tidak memiliki efek signifikan pada situasi epidemiologis di Rusia,” papar badan itu.
Menurut Rospotrebnadzor, semua pasien Deltacron mengalami bentuk penyakit yang ringan, tanpa ada yang memerlukan rawat inap.
Ilmuwan genetika Amerika Serikat (AS) Dmitry Pruss sebelumnya mengatakan kepada kantor berita RBC bahwa virus hibrida itu unik di Rusia dan kemungkinan berasal dari negara itu.
Deltacron pertama kali ditemukan oleh para peneliti di Smorodintsev Institute of Influenza di St Petersburg pada awal Juli.
“Sebulan kemudian, kami telah memeriksa dan memeriksa ulang semuanya dan dapat mengatakan dengan yakin bahwa itu bukan kesalahan, tetapi virus hibrida yang sebenarnya," ujar ilmuwan itu.
Kombinasi varian virus corona seperti Deltacron sangat jarang karena Delta yang lebih parah sekarang hampir sepenuhnya disusul strain Omicron yang lebih menular, tetapi lebih ringan.
"Kami belum mengetahui apakah 'Deltacron Rusia' berbahaya," ujar Pruss, seraya menambahkan penyebaran virus hibrida sejauh ini sangat terbatas.
Pada bulan Januari, hibrida Delta dan Omicron dilaporkan para ilmuwan di Siprus, yang mengatakan 25 orang telah terinfeksi.
Namun, pimpinan teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove menyebut kemungkinan itu adalah kesalahan laboratorium yang disebabkan kontaminasi sampel virus.
Laporan penemuan Deltacron di Rusia datang pada hari ketika vaksin Sputnik V negara itu menandai peringatan dua tahun.
Pada 11 Agustus 2020, Sputnik V menjadi suntikan pertama melawan virus corona yang terdaftar di mana pun di dunia.
Vaksin Rusia, yang telah dipasok ke 71 negara, telah menunjukkan salah satu respons terkuat terhadap varian Delta dan Omicron yang bermutasi.
Studi bersama oleh Lazzaro Spallanzani National Institute for Infectious Diseases dan pengembang vaksin di Gamaleya Institute yang berbasis di Moskow, yang diterbitkan pada awal 2022, mengungkapkan Sputnik V 2,6 kali lebih efektif melawan Omicron daripada Pfizer buatan Amerika Serikat.
Pengawas kesehatan konsumen negara itu Rospotrebnadzor telah mengkonfirmasi temuan itu pada Kamis (11/8/2022).
“Enam kasus yang disebut jenis “Deltacron” sejauh ini telah terdaftar, dengan lima orang di St Petersburg dan satu orang di Moskow,” ungkap badan tersebut, mengutip data yang diunggah di Virus Genome Aggregator of Russia (VGARus).
“Deltacron saat ini merupakan jenis virus yang tidak dominan dan tidak memiliki efek signifikan pada situasi epidemiologis di Rusia,” papar badan itu.
Menurut Rospotrebnadzor, semua pasien Deltacron mengalami bentuk penyakit yang ringan, tanpa ada yang memerlukan rawat inap.
Ilmuwan genetika Amerika Serikat (AS) Dmitry Pruss sebelumnya mengatakan kepada kantor berita RBC bahwa virus hibrida itu unik di Rusia dan kemungkinan berasal dari negara itu.
Deltacron pertama kali ditemukan oleh para peneliti di Smorodintsev Institute of Influenza di St Petersburg pada awal Juli.
“Sebulan kemudian, kami telah memeriksa dan memeriksa ulang semuanya dan dapat mengatakan dengan yakin bahwa itu bukan kesalahan, tetapi virus hibrida yang sebenarnya," ujar ilmuwan itu.
Kombinasi varian virus corona seperti Deltacron sangat jarang karena Delta yang lebih parah sekarang hampir sepenuhnya disusul strain Omicron yang lebih menular, tetapi lebih ringan.
"Kami belum mengetahui apakah 'Deltacron Rusia' berbahaya," ujar Pruss, seraya menambahkan penyebaran virus hibrida sejauh ini sangat terbatas.
Pada bulan Januari, hibrida Delta dan Omicron dilaporkan para ilmuwan di Siprus, yang mengatakan 25 orang telah terinfeksi.
Namun, pimpinan teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove menyebut kemungkinan itu adalah kesalahan laboratorium yang disebabkan kontaminasi sampel virus.
Laporan penemuan Deltacron di Rusia datang pada hari ketika vaksin Sputnik V negara itu menandai peringatan dua tahun.
Pada 11 Agustus 2020, Sputnik V menjadi suntikan pertama melawan virus corona yang terdaftar di mana pun di dunia.
Vaksin Rusia, yang telah dipasok ke 71 negara, telah menunjukkan salah satu respons terkuat terhadap varian Delta dan Omicron yang bermutasi.
Studi bersama oleh Lazzaro Spallanzani National Institute for Infectious Diseases dan pengembang vaksin di Gamaleya Institute yang berbasis di Moskow, yang diterbitkan pada awal 2022, mengungkapkan Sputnik V 2,6 kali lebih efektif melawan Omicron daripada Pfizer buatan Amerika Serikat.
(sya)
tulis komentar anda