Biaya Perang yang Dikeluarkan Rusia untuk Perang di Ukraina

Minggu, 07 Agustus 2022 - 06:01 WIB
Sistem rudal Yars mengikuti parade militer Hari Kemenangan di Moskow, Rusia. Foto/Sputnik/Grigory Sysoev
MOSKOW - Perang antara Rusia dan Ukraina tidak hanya memberikan efek kepada masing-masing negara saja. Perang ini juga memberikan dampak kepada negara-negara secara global sebagai butterfly effect.

Mengutip dari Newsweek (18/5/2022), Rusia telah menghabiskan sekitar satu miliar rubel atau sekitar USD15,5 juta per jam untuk perang Ukraina sejak kampanye militer Presiden Rusia Vladimir Putin dimulai pada Februari lalu. Hal ini berdasarkan data Kementerian Keuangan Rusia yang dirilis Selasa (17/5/2022).

Pada bulan April, seperti dilaporkan The Moscow Times, anggaran federal Rusia mencapai 628 miliar rubel dihabiskan untuk pertahanan nasional.





Jika diperinci, sekitar 21 miliar rubel sehari. Sementara, di tahun 2021, pemerintah menghabiskan hanya 275 miliar rubel.

Jauh sebelumnya, sejumlah ahli ekonomi serta konsultan yang bergabung dalam Pusat Pemulihan Ekonomi memberikan informasi mengenai peristiwa perang Rusia-Ukraina.

Dilansir dari laman resmi CIVITTA, dua pakar konsultan bisnis (CIVITTA dan EasyBusiness) melakukan studi untuk menilai biaya ekonomi Rusia dan Ukraina.



Dalam studi tersebut ditemukan bahwa perkiraan kerugian yang diderita Rusia mencapai USD7 miliar untuk keperluan peralatan dan likuidasi personnel militer.

Lalu, pada 4 hari pertama peperangan, mereka juga memperkirakan bahwa negara akan merugi sebanyak lebih dari USD2,7 miliar atas PDB di beberapa tahun mendatang akibat banyaknya nyawa manusia yang melayang.

CIVITTA juga menaksir total biaya peperangan harian. Diperkirakan Rusia mengeluarkan lebih dari USD20-25 miliar untuk keperluan logistik, personel, peluncuran roket, dan keperluan perang lainnya.

Di tengah kerugian ekonomi yang diderita, kondisi perekonomian Rusia diperparah dengan adanya pembatasan perdagangan.

Ancaman pemberhentian proyek gas Jerman-Rusia, Nord Stream 2, akan menambah hilangnya pendapatan di masa mendatang.

Larangan impor teknologi Rusia juga mampu menghancurkan daya saing ekonomi Rusia. Kondisi ini menurut CIVITTA mampu memberikan kerugian sebesar USD142,8 miliar.

Akibat dari jatuhnya nilai rubel, pendapatan negara yang turun, pembatasan perdagangan, serta pembekuan aset bank akan membuat warga Rusia menderita dan mengalami krisis terbesar dalam sejarah.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More