Roket Hantam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Rusia-Ukraina Saling Menyalahkan

Sabtu, 06 Agustus 2022 - 08:55 WIB
Roket Hantam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Rusia-Ukraina Saling Menyalahkan. FOTO/Reuters
KIEV - Tembakan roket menghantam saluran listrik tegangan tinggi pada Jumat (5/8/2022). Saluran listrik itu berada di pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina yang kini dikuasai Rusia . Pihak berwenang Ukraina mengatakan, pembangkit itu masih berfungsi dan tidak ada kebocoran radioaktif yang terdeteksi.

Perusahaan tenaga nuklir Ukraina, Energoatom, menyalahkan Rusia atas kerusakan di pembangkit listrik Zaporizhzhia. Pembangkit listrik ini merupakan yang terbesar di Eropa. Sebelumnya, pemerintah kota Enerhodar yang diduduki Rusia mengatakan, bahwa roket Ukraina menghantam wilayah pabrik yang berlokasi di tenggara negara itu.



Kantor berita Interfax mengutip pemerintah kota yang mengatakan, kebakaran telah terjadi di lokasi pabrik, dan daya yang diperlukan untuk fungsi reaktor yang aman telah diputus. Pabrik itu dikuasai oleh pasukan Rusia pada awal Maret, ketika perang mulai berkobar.



Energoatom mengatakan, pembangkit itu - yang terletak sekitar 200 km (160 mil) barat laut dari pelabuhan Mariupol yang dikuasai Rusia - masih berfungsi dan tidak ada pelepasan radioaktif yang terdeteksi.

Sementara itu, lebih jauh ke timur, kedua belah pihak mengklaim kemajuan kecil. Artileri Rusia dilaporkan membombardir kota-kota dan desa-desa di wilayah yang luas.



Pertempuran di darat tampaknya paling intens di sekitar Pisky, di wilayah Donetsk, sebuah desa berbenteng yang dikuasai oleh pasukan Ukraina dan dekat dengan kota Donetsk, yang berada di tangan pasukan separatis yang didukung Rusia.

Kantor berita TASS mengutip pasukan separatis yang mengaku pasukan Rusia telah mengambil kendali penuh atas Pisky. Tetapi, penasihat presiden Ukraina Oleksiy Arestovych mengatakan: “Ada sangat sedikit bukti dari setiap gerakan di sini. Mereka (Rusia) berusaha untuk maju tetapi tidak berhasil.”

Tass juga mengatakan pertempuran terjadi di kota Bakhmut, utara Donetsk dan target utama Rusia berikutnya. “Pasukan Rusia mungkin maju beberapa ratus meter sehari. Mereka mencoba mengepung pasukan kami,” kata Arestovych.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More