Nasib Presiden Baru Sri Lanka, Dituntut Pulang tapi Rumahnya Dibakar Massa

Senin, 01 Agustus 2022 - 09:31 WIB
Presiden baru Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, dituntut pulang oleh para demonstran. Namun, dia menolak tuntutan itu karena rumahnya telah dibakar massa. Foto/REUTERS
KOLOMBO - Presiden baru Sri Lanka , Ranil Wickremesinghe, dituntut pulang oleh para demonstran. Namun, dia mengatakan tak ada gunanya pulang karena rumahnya telah dibakar massa.

Berbicara di Kandy, sebuah kota di Sri Lanka, Wickremesinghe mengatakan bahwa beberapa orang telah mengancam akan menggelar protes, menuntut agar dia pulang.

Sebagai tanggapan, Wickremesinghe berkata, "Saya meminta Anda untuk tidak melakukan itu karena saya tidak punya rumah untuk dikunjungi."



Wickremesinghe mengatakan bahwa menuntut dia untuk pulang hanyalah buang-buang waktu, sebaliknya para pengunjuk rasa harus mencoba membangun kembali rumahnya yang dibakar.



"Tidak ada gunanya menyuruh orang yang tidak punya rumah, untuk pulang," katanya, seperti dikutip Colombo Gazette, Senin (1/8/2022).

Menurutnya, jika rumahnya sudah dibangun kembali maka para pengunjuk rasa dapat menuntutnya pulang.

Presiden pengganti Gotabaya Rajapaksa ini mengatakan bahwa para pengunjuk rasa harus membangun kembali negara serta membangun kembali rumahnya.

Dia menyoroti bahwa kerusuhan telah menunda kemungkinan kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu menarik negara yang bangkrut keluar dari krisis ekonomi dan mendesak partai-partai politik harus bekerja sama dalam menemukan solusi permanen untuk masalah yang dihadapi oleh Sri Lanka.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa tidak ada gunanya menyalahkan mantan presiden Gotabaya Rajapaksa atas krisis ekonomi, melainkan mendesak semua partai politik untuk bersama-sama membawa negara keluar dari kekacauan ekonomi dan membayar utang.

Wickremesinghe mencatat bahwa protes telah menunda kemungkinan kesepakatan dengan IMF yang sedang berlangsung setelah ia mengambil alih tugas sebagai Perdana Menteri.

"Negosiasi terhenti karena ketidakstabilan di negara kepulauan itu selama beberapa minggu terakhir ketika para agitator menyerbu negara itu di tengah kekurangan bahan bakar dan makanan yang ekstrem," katanya.

Presiden kembali menegaskan bahwa negara-negara lain tidak bersedia menawarkan bantuan keuangan kepada Sri Lanka sampai tercapai kesepakatan dengan IMF.

Sri Lanka perlu menemukan cara untuk membayar kembali pinjamannya karena IMF tidak akan sepenuhnya menyelesaikan masalah yang dihadapi negara tersebut.

Pada 9 Juli lalu, pengunjuk rasa Sri Lanka masuk ke kediaman pribadi Ranil Wickremesinghe—saat itu menjabat sebagai perdana menteri—dan membakarnya. Massa marah dengan krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More