Uni Eropa Akui Susah Payah Cari Pengganti Gas Rusia
Jum'at, 29 Juli 2022 - 20:14 WIB
Menurut Borrell, sebelum konflik di Ukraina pecah, Eropa mengimpor sekitar 40% gas alamnya dari Rusia, namun angka itu kini turun menjadi sekitar 20%.
“Kita telah menyetujui hampir semua (sanksi terhadap Rusia) yang bisa kita miliki. Tetapi situasi dengan gas adalah sebaliknya; intinya bukan kita tidak ingin membelinya, intinya adalah (Rusia) mungkin menolak untuk menjualnya kepada kita,” papar dia.
Awal pekan ini, negara-negara Uni Eropa sepakat mengurangi penggunaan gas mereka sebagai persiapan untuk potensi penghentian total pasokan dari Rusia.
Rencana darurat akan melihat negara-negara anggota secara sukarela mengurangi konsumsi gas alam mereka sebesar 15% antara Agustus 2022 dan akhir Maret 2023.
Dalam mengadopsi skema kontroversial ini, anggota UE berharap akan melunakkan dampaknya jika Moskow memutuskan menghentikan pengiriman.
Meskipun rencana tersebut telah memicu beberapa protes di dalam blok tersebut, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen membelanya, dengan mengatakan Uni Eropa “harus bersiap untuk skenario terburuk,” sambil menggambarkan Moskow sebagai “bukan mitra yang dapat diandalkan untuk pasokan energi Eropa.”
Awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menepis spekulasi tentang niat Moskow memutuskan pasokan gas dari Uni Eropa.
Meskipun hubungan tegang antara Moskow dan Brussel atas kampanye militer Rusia di Ukraina, “Gazprom siap memompa sebanyak yang diperlukan, tetapi Uni Eropa yang telah menutup semuanya sendiri," ujar Putin.
“Kita telah menyetujui hampir semua (sanksi terhadap Rusia) yang bisa kita miliki. Tetapi situasi dengan gas adalah sebaliknya; intinya bukan kita tidak ingin membelinya, intinya adalah (Rusia) mungkin menolak untuk menjualnya kepada kita,” papar dia.
Awal pekan ini, negara-negara Uni Eropa sepakat mengurangi penggunaan gas mereka sebagai persiapan untuk potensi penghentian total pasokan dari Rusia.
Rencana darurat akan melihat negara-negara anggota secara sukarela mengurangi konsumsi gas alam mereka sebesar 15% antara Agustus 2022 dan akhir Maret 2023.
Dalam mengadopsi skema kontroversial ini, anggota UE berharap akan melunakkan dampaknya jika Moskow memutuskan menghentikan pengiriman.
Meskipun rencana tersebut telah memicu beberapa protes di dalam blok tersebut, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen membelanya, dengan mengatakan Uni Eropa “harus bersiap untuk skenario terburuk,” sambil menggambarkan Moskow sebagai “bukan mitra yang dapat diandalkan untuk pasokan energi Eropa.”
Awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menepis spekulasi tentang niat Moskow memutuskan pasokan gas dari Uni Eropa.
Meskipun hubungan tegang antara Moskow dan Brussel atas kampanye militer Rusia di Ukraina, “Gazprom siap memompa sebanyak yang diperlukan, tetapi Uni Eropa yang telah menutup semuanya sendiri," ujar Putin.
(sya)
tulis komentar anda