Uni Eropa Akui Susah Payah Cari Pengganti Gas Rusia
Jum'at, 29 Juli 2022 - 20:14 WIB
BRUSSELS - Diplomat top Uni Eropa (UE) berjanji blok itu akan menghentikan pasokan gas alam dari Rusia di tahun-tahun mendatang. Berbagai upaya dilakukan dengan susah payah agar tidak lagi tergantung gas Rusia.
Berbicara kepada Televisi Espanola, Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell mengatakan anggota UE telah sampai pada kesimpulan bahwa mereka terlalu bergantung pada gas Rusia.
"Pertama itu akan menjadi batu bara, kemudian ... minyak ... tetapi akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk (menghapus Rusia) gas, karena kita harus beradaptasi, kita tidak bisa pergi dari 40% menjadi 0% dalam semalam," tutur dia.
Dia menambahkan, “Dan Rusia tahu bahwa kita akan berhenti membeli gasnya.”
“Rusia ingin menjual gasnya, tetapi tidak harus kepada kita,” papar Borrell, mendesak negara-negara anggota UE mengurangi konsumsi energi secara sukarela sehingga pihak berwenang tidak harus memberlakukan pembatasan wajib.
Diplomat Uni Eropa juga mengatakan blok tersebut telah melakukan upaya mengurangi gas Rusia.
“Kita sudah mulai menghemat gas Rusia. Mengurangi suhu pemanasan rata-rata di Eropa sebesar satu derajat setara dengan menghemat 6% gas,” ujar dia.
Menurut Borrell, sebelum konflik di Ukraina pecah, Eropa mengimpor sekitar 40% gas alamnya dari Rusia, namun angka itu kini turun menjadi sekitar 20%.
“Kita telah menyetujui hampir semua (sanksi terhadap Rusia) yang bisa kita miliki. Tetapi situasi dengan gas adalah sebaliknya; intinya bukan kita tidak ingin membelinya, intinya adalah (Rusia) mungkin menolak untuk menjualnya kepada kita,” papar dia.
Awal pekan ini, negara-negara Uni Eropa sepakat mengurangi penggunaan gas mereka sebagai persiapan untuk potensi penghentian total pasokan dari Rusia.
Rencana darurat akan melihat negara-negara anggota secara sukarela mengurangi konsumsi gas alam mereka sebesar 15% antara Agustus 2022 dan akhir Maret 2023.
Dalam mengadopsi skema kontroversial ini, anggota UE berharap akan melunakkan dampaknya jika Moskow memutuskan menghentikan pengiriman.
Meskipun rencana tersebut telah memicu beberapa protes di dalam blok tersebut, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen membelanya, dengan mengatakan Uni Eropa “harus bersiap untuk skenario terburuk,” sambil menggambarkan Moskow sebagai “bukan mitra yang dapat diandalkan untuk pasokan energi Eropa.”
Awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menepis spekulasi tentang niat Moskow memutuskan pasokan gas dari Uni Eropa.
Meskipun hubungan tegang antara Moskow dan Brussel atas kampanye militer Rusia di Ukraina, “Gazprom siap memompa sebanyak yang diperlukan, tetapi Uni Eropa yang telah menutup semuanya sendiri," ujar Putin.
Berbicara kepada Televisi Espanola, Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell mengatakan anggota UE telah sampai pada kesimpulan bahwa mereka terlalu bergantung pada gas Rusia.
"Pertama itu akan menjadi batu bara, kemudian ... minyak ... tetapi akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk (menghapus Rusia) gas, karena kita harus beradaptasi, kita tidak bisa pergi dari 40% menjadi 0% dalam semalam," tutur dia.
Dia menambahkan, “Dan Rusia tahu bahwa kita akan berhenti membeli gasnya.”
“Rusia ingin menjual gasnya, tetapi tidak harus kepada kita,” papar Borrell, mendesak negara-negara anggota UE mengurangi konsumsi energi secara sukarela sehingga pihak berwenang tidak harus memberlakukan pembatasan wajib.
Diplomat Uni Eropa juga mengatakan blok tersebut telah melakukan upaya mengurangi gas Rusia.
“Kita sudah mulai menghemat gas Rusia. Mengurangi suhu pemanasan rata-rata di Eropa sebesar satu derajat setara dengan menghemat 6% gas,” ujar dia.
Menurut Borrell, sebelum konflik di Ukraina pecah, Eropa mengimpor sekitar 40% gas alamnya dari Rusia, namun angka itu kini turun menjadi sekitar 20%.
“Kita telah menyetujui hampir semua (sanksi terhadap Rusia) yang bisa kita miliki. Tetapi situasi dengan gas adalah sebaliknya; intinya bukan kita tidak ingin membelinya, intinya adalah (Rusia) mungkin menolak untuk menjualnya kepada kita,” papar dia.
Awal pekan ini, negara-negara Uni Eropa sepakat mengurangi penggunaan gas mereka sebagai persiapan untuk potensi penghentian total pasokan dari Rusia.
Rencana darurat akan melihat negara-negara anggota secara sukarela mengurangi konsumsi gas alam mereka sebesar 15% antara Agustus 2022 dan akhir Maret 2023.
Dalam mengadopsi skema kontroversial ini, anggota UE berharap akan melunakkan dampaknya jika Moskow memutuskan menghentikan pengiriman.
Meskipun rencana tersebut telah memicu beberapa protes di dalam blok tersebut, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen membelanya, dengan mengatakan Uni Eropa “harus bersiap untuk skenario terburuk,” sambil menggambarkan Moskow sebagai “bukan mitra yang dapat diandalkan untuk pasokan energi Eropa.”
Awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menepis spekulasi tentang niat Moskow memutuskan pasokan gas dari Uni Eropa.
Meskipun hubungan tegang antara Moskow dan Brussel atas kampanye militer Rusia di Ukraina, “Gazprom siap memompa sebanyak yang diperlukan, tetapi Uni Eropa yang telah menutup semuanya sendiri," ujar Putin.
(sya)
tulis komentar anda