Rusia Tuding Ukraina Punya Alasan Bunuh Tentaranya Sendiri
Jum'at, 29 Juli 2022 - 19:30 WIB
Pusat penahanan tentara Ukraina yang ditangkap Rusia hancur akibat serangan artileri. Foto/Daniil Bezsonov/Telegram
MOSKOW - Pasukan Ukraina menembaki pusat penahanan yang menahan tentara Ukraina yang ditangkap Rusia pada Jumat pagi (29/7/2022).
Para tentara Ukraina itu ditahan setelah menyerah pada Rusia. Menurut Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia, serangan itu untuk "mengancam" pasukan mereka sendiri yang mungkin ingin menyerah.
“Sejumlah besar prajurit Ukraina secara sukarela meletakkan senjata mereka, dan tahu tentang perlakuan manusiawi terhadap tahanan oleh pihak Rusia,” ungkap Kemhan Rusia, menyebut serangan Ukraina itu “keterlaluan.”
Pihak berwenang di Republik Rakyat Donetsk (DPR) mengatakan jumlah korban tewas dalam serangan rudal telah meningkat menjadi 53 orang.
Wakil Menteri Penerangan DPR Daniil Bezsonov memposting video grafis di saluran Telegramnya, yang menunjukkan beberapa mayat yang termutilasi dan hangus di dalam gedung yang hancur.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia dan pihak berwenang setempat, pasukan Ukraina menggunakan beberapa peluncur roket HIMARS yang dipasok Amerika Serikat (AS) untuk menyerang pusat penahanan di dekat desa Yelenovka.
Kemhan Rusia mengatakan fasilitas itu menampung anggota Batalyon Azov Ukraina, yang pejuangnya menyerah kepada pasukan Rusia dan Donbass selama pengepungan pabrik baja Azovstal di Mariupol.
Batalyon itu terkenal karena termasuk pejuang dengan pandangan nasionalis dan neo-Nazi.
Berbicara kepada TV Channel One Rusia, Pemimpin DPR Denis Pushilin mengklaim Ukraina “sengaja” menargetkan pusat penahanan untuk membunuh anggota Azov yang telah memberikan kesaksian tentang kemungkinan kejahatan perang oleh komandan mereka.
Militer Ukraina mengeluarkan pernyataan pada Jumat (29/7/2022), menuduh pasukan Rusia menembaki Yelenovka.
“Moskow menghancurkan penjara untuk menyalahkan Kiev, serta untuk menyembunyikan penyiksaan terhadap tahanan dan eksekusi," papar pernyataan militer Ukraina.
Para tentara Ukraina itu ditahan setelah menyerah pada Rusia. Menurut Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia, serangan itu untuk "mengancam" pasukan mereka sendiri yang mungkin ingin menyerah.
“Sejumlah besar prajurit Ukraina secara sukarela meletakkan senjata mereka, dan tahu tentang perlakuan manusiawi terhadap tahanan oleh pihak Rusia,” ungkap Kemhan Rusia, menyebut serangan Ukraina itu “keterlaluan.”
Pihak berwenang di Republik Rakyat Donetsk (DPR) mengatakan jumlah korban tewas dalam serangan rudal telah meningkat menjadi 53 orang.
Wakil Menteri Penerangan DPR Daniil Bezsonov memposting video grafis di saluran Telegramnya, yang menunjukkan beberapa mayat yang termutilasi dan hangus di dalam gedung yang hancur.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia dan pihak berwenang setempat, pasukan Ukraina menggunakan beberapa peluncur roket HIMARS yang dipasok Amerika Serikat (AS) untuk menyerang pusat penahanan di dekat desa Yelenovka.
Kemhan Rusia mengatakan fasilitas itu menampung anggota Batalyon Azov Ukraina, yang pejuangnya menyerah kepada pasukan Rusia dan Donbass selama pengepungan pabrik baja Azovstal di Mariupol.
Batalyon itu terkenal karena termasuk pejuang dengan pandangan nasionalis dan neo-Nazi.
Berbicara kepada TV Channel One Rusia, Pemimpin DPR Denis Pushilin mengklaim Ukraina “sengaja” menargetkan pusat penahanan untuk membunuh anggota Azov yang telah memberikan kesaksian tentang kemungkinan kejahatan perang oleh komandan mereka.
Militer Ukraina mengeluarkan pernyataan pada Jumat (29/7/2022), menuduh pasukan Rusia menembaki Yelenovka.
“Moskow menghancurkan penjara untuk menyalahkan Kiev, serta untuk menyembunyikan penyiksaan terhadap tahanan dan eksekusi," papar pernyataan militer Ukraina.
(sya)
tulis komentar anda