Rezim Putin Dituding Buru Jurnalis Demi Muluskan Penjajahan di Ukraina
Rabu, 27 Juli 2022 - 12:47 WIB
Tindakan penjajahan atau yang disebut Rusia sebagai operasi militer khusus untuk merebut Ukraina telah menarik perhatian jurnalis dunia terbukti dari skala peliputan yang luas di media dan dilakukan secara konsisten.
Untuk itu rupanya Dinas Rahasia Rusia (FSB) melakukan riset terhadap konteks narasi untuk mengidentifikasi dan menetralisir individu yang mengkritik kebijakan pendudukan Presiden Vladimir Putin.
Sejak awal perang, sensor Rusia yang biasa telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan sekarang setiap kritik terhadap “operasi khusus” dapat menyebabkan tuntutan pidana, dan jurnalis yang tidak setuju dengan kebijakan Kremlin dianiaya secara terbuka.
Kebijakan ini tidak hanya mengacu pada jurnalis Rusia. Mulai sekarang, jurnalis dimana pun, termasuk di Indonesia dapat ditahan dan diadili di Federasi Rusia dengan hasil yang telah ditentukan oleh Dinas Rahasia Rusia (FSB).
Dengan cara ini, Rusia secara terbuka menantang siapa pun yang menyatakan ketidaksetujuan dengan kebijakan Kremlin dan meluncurkan perburuan jurnalis yang seharusnya bekerja secara independen demi kepentingan publik.
Saat ini wartawan Eropa yang memberikan gambaran paling objektif tentang apa yang terjadi di Ukraina, akan menjadi sasaran penganiayaan dengan latar belakang serangkaian keputusan anti-Barat yang dibuat di Rusia.
Jika negara Uni Eropa tidak menanggapi keputusan untuk menahan jurnalisnya, hal itu hanya akan memperkuat keyakinan Putin dan membuatnya meningkatkan tekanan terhadap negara-negara Uni Eropa.
Untuk itu markas besar Uni Eropa di Brussels harus membuktikan kredibilitasnya dan menciptakan formula yang efektif untuk melawan kejahatan perang Rusia.
Liputan objektif tentang kekejaman Rusia di Ukraina adalah bagian penting dari perang melawan ekspansi Putin, dan jurnalis Eropa tidak boleh dicegah untuk menjalankan tanggung jawab mereka.
Untuk itu rupanya Dinas Rahasia Rusia (FSB) melakukan riset terhadap konteks narasi untuk mengidentifikasi dan menetralisir individu yang mengkritik kebijakan pendudukan Presiden Vladimir Putin.
Sejak awal perang, sensor Rusia yang biasa telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan sekarang setiap kritik terhadap “operasi khusus” dapat menyebabkan tuntutan pidana, dan jurnalis yang tidak setuju dengan kebijakan Kremlin dianiaya secara terbuka.
Kebijakan ini tidak hanya mengacu pada jurnalis Rusia. Mulai sekarang, jurnalis dimana pun, termasuk di Indonesia dapat ditahan dan diadili di Federasi Rusia dengan hasil yang telah ditentukan oleh Dinas Rahasia Rusia (FSB).
Dengan cara ini, Rusia secara terbuka menantang siapa pun yang menyatakan ketidaksetujuan dengan kebijakan Kremlin dan meluncurkan perburuan jurnalis yang seharusnya bekerja secara independen demi kepentingan publik.
Saat ini wartawan Eropa yang memberikan gambaran paling objektif tentang apa yang terjadi di Ukraina, akan menjadi sasaran penganiayaan dengan latar belakang serangkaian keputusan anti-Barat yang dibuat di Rusia.
Jika negara Uni Eropa tidak menanggapi keputusan untuk menahan jurnalisnya, hal itu hanya akan memperkuat keyakinan Putin dan membuatnya meningkatkan tekanan terhadap negara-negara Uni Eropa.
Untuk itu markas besar Uni Eropa di Brussels harus membuktikan kredibilitasnya dan menciptakan formula yang efektif untuk melawan kejahatan perang Rusia.
Liputan objektif tentang kekejaman Rusia di Ukraina adalah bagian penting dari perang melawan ekspansi Putin, dan jurnalis Eropa tidak boleh dicegah untuk menjalankan tanggung jawab mereka.
(sya)
tulis komentar anda