Rusia Bakal Tinggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional
Selasa, 26 Juli 2022 - 23:13 WIB
MOSKOW - Rusia mengatakan akan menarik diri dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) setelah 2024. Sebagai gantinya, Rusia akan membangun stasiun ruang angkasa sendiri.
Pemimpin badan antariksa Rusia yang baru, Yuri Borisov mengatakan, Roskosmos akan menghormati semua kewajibannya sampai saat itu.
Amerika Serikat (AS) dan Rusia, bersama mitra lainnya, telah berhasil bekerja sama di ISS sejak tahun 1998.
Tetapi hubungan memburuk sejak Rusia menginvasi Ukraina, dan Rusia sebelumnya mengancam akan keluar dari proyek tersebut karena sanksi Barat terhadapnya.
ISS - proyek bersama yang melibatkan lima badan antariksa - telah mengorbit di sekitar Bumi sejak tahun 1998 dan telah digunakan untuk melakukan ribuan eksperimen ilmiah.
Stasiun itu disetujui untuk beroperasi hingga 2024, tetapi AS ingin memperpanjangnya selama enam tahun lagi dengan persetujuan semua mitra.
Pada pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Borisov mengatakan keputusan telah diambil untuk keluar dari proyek setelah 2024.
"Saya pikir saat ini kami akan mulai menyusun stasiun orbital Rusia," kata Borisov, seraya menambahkan bahwa stasiun baru itu adalah prioritas utama agensinya.
"Bagus," jawab Putin seperti dikutip dari BBC, Selasa (26/7/2022).
Dalam pertemuannya dengan Putin, Borisov juga mengatakan stasiun ruang angkasa Rusia yang baru akan memberikan Rusia layanan berbasis ruang yang dibutuhkan untuk kehidupan modern, misalnya navigasi dan transmisi data.
Tidak segera jelas apa arti keputusan itu bagi masa depan ISS, dengan seorang pejabat senior NASA mengatakan kepada Reuters bahwa badan AS itu belum diberitahu secara resmi tentang rencana Rusia tersebut.
Kerja sama di ISS antara Rusia dan AS tampaknya relatif tidak dirugikan oleh perang di Ukraina, dengan kedua negara menandatangani perjanjian pada awal bulan ini untuk mengizinkan kosmonot Rusia melakukan perjalanan ke stasiun dengan pesawat ruang angkasa AS dan sebaliknya.
"Perjanjian itu akan mempromosikan pengembangan kerja sama dalam kerangka program ISS," bunyi pernyataan Roskosmos.
Namun, perang telah menghantam bidang kerja sama lain antara Rusia dan Barat. Badan Antariksa Eropa (ESA) telah mengakhiri kolaborasinya dengan Roskosmos untuk meluncurkan penjelajah ke Mars, dan Rusia telah menghentikan peluncuran pesawat ruang angkasa Soyuz dari situs peluncuran ESA di Guyana Prancis.
Uni Soviet dan Rusia memiliki sejarah panjang dalam eksplorasi ruang angkasa, dan pencapaian seperti menempatkan manusia pertama di luar angkasa pada tahun 1961 tetap menjadi sumber kebanggaan nasional negara itu.
Pemimpin badan antariksa Rusia yang baru, Yuri Borisov mengatakan, Roskosmos akan menghormati semua kewajibannya sampai saat itu.
Amerika Serikat (AS) dan Rusia, bersama mitra lainnya, telah berhasil bekerja sama di ISS sejak tahun 1998.
Tetapi hubungan memburuk sejak Rusia menginvasi Ukraina, dan Rusia sebelumnya mengancam akan keluar dari proyek tersebut karena sanksi Barat terhadapnya.
ISS - proyek bersama yang melibatkan lima badan antariksa - telah mengorbit di sekitar Bumi sejak tahun 1998 dan telah digunakan untuk melakukan ribuan eksperimen ilmiah.
Stasiun itu disetujui untuk beroperasi hingga 2024, tetapi AS ingin memperpanjangnya selama enam tahun lagi dengan persetujuan semua mitra.
Pada pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Borisov mengatakan keputusan telah diambil untuk keluar dari proyek setelah 2024.
"Saya pikir saat ini kami akan mulai menyusun stasiun orbital Rusia," kata Borisov, seraya menambahkan bahwa stasiun baru itu adalah prioritas utama agensinya.
"Bagus," jawab Putin seperti dikutip dari BBC, Selasa (26/7/2022).
Dalam pertemuannya dengan Putin, Borisov juga mengatakan stasiun ruang angkasa Rusia yang baru akan memberikan Rusia layanan berbasis ruang yang dibutuhkan untuk kehidupan modern, misalnya navigasi dan transmisi data.
Tidak segera jelas apa arti keputusan itu bagi masa depan ISS, dengan seorang pejabat senior NASA mengatakan kepada Reuters bahwa badan AS itu belum diberitahu secara resmi tentang rencana Rusia tersebut.
Kerja sama di ISS antara Rusia dan AS tampaknya relatif tidak dirugikan oleh perang di Ukraina, dengan kedua negara menandatangani perjanjian pada awal bulan ini untuk mengizinkan kosmonot Rusia melakukan perjalanan ke stasiun dengan pesawat ruang angkasa AS dan sebaliknya.
"Perjanjian itu akan mempromosikan pengembangan kerja sama dalam kerangka program ISS," bunyi pernyataan Roskosmos.
Namun, perang telah menghantam bidang kerja sama lain antara Rusia dan Barat. Badan Antariksa Eropa (ESA) telah mengakhiri kolaborasinya dengan Roskosmos untuk meluncurkan penjelajah ke Mars, dan Rusia telah menghentikan peluncuran pesawat ruang angkasa Soyuz dari situs peluncuran ESA di Guyana Prancis.
Uni Soviet dan Rusia memiliki sejarah panjang dalam eksplorasi ruang angkasa, dan pencapaian seperti menempatkan manusia pertama di luar angkasa pada tahun 1961 tetap menjadi sumber kebanggaan nasional negara itu.
(ian)
tulis komentar anda