Moskow Ungkap Rencana Licik Ukraina Membajak Jet Tempur Rusia

Senin, 25 Juli 2022 - 16:43 WIB
Pilot jet tempur Rusia ditawari uang dan hidup mewah di luar negeri jika mau membajak pesawat militer Rusia. Foto/rt.com
MOSKOW - Intelijen Rusia mengklaim telah menggagalkan rencana canggih dari mata-mata Ukraina untuk membajak beberapa jet tempur militer.

Seorang pejabat keamanan dan seorang pilot Rusia, yang dikatakan telah menjadi sasaran agen mata-mata Ukraina, telah berbagi rincian operasi itu pada RT.com.

Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) secara sensasional menyatakan seorang tokoh terkemuka dari organisasi investigasi yang didanai pemerintah Amerika Serikat (AS), Bellingcat, yang menampilkan dirinya sebagai kelompok jurnalistik, juga terlibat dalam skema tersebut.



“Rencana itu diyakini diawasi oleh badan intelijen NATO," ungkap pernyataan FSB secara khusus mengarahkan jari ke operasi intelijen Inggris.

FSB menjelaskan bahwa pilot Rusia dijanjikan paspor dari negara-negara anggota UE, dan hadiah uang tunai yang besar untuk berpartisipasi dalam plot tersebut.



Pada awal konflik yang sedang berlangsung, Ukraina menyusun daftar perangkat keras militer Rusia, menggunakan informasi yang tersedia untuk umum.

Mereka menjanjikan imbalan uang bagi calon pembelot yang berhasil membawa peralatan militer tersebut.

Semakin rumit senjatanya, semakin baik imbalan yang dijanjikan, dengan pesawat tempur, helikopter, dan tank mendapatkan bayaran tertinggi hingga USD1 juta.



Ketika seruan publik untuk para pembelot gagal, dinas keamanan Ukraina menargetkan prajurit Rusia secara individu, khususnya pilot, secara langsung.

“Mereka tampaknya melacak dan mengidentifikasi para penerbang melalui jejak digital yang mereka tinggalkan secara online,” ujar seorang agen dari Badan Keamanan Rusia (FSB) kepada reporter RT TV Maria Finoshina.

“Kiev tampaknya secara khusus tertarik pada pembom tempur Su-34 Rusia dan pesawat strategis Tu-22M3,” ujar sumber itu.

Seorang pilot Su-34 yang ditargetkan dalam plot mengatakan kepada RT bahwa dia awalnya enggan berbicara dengan mata-mata Ukraina, percaya bahwa janji USD1 juta untuk mencuri pesawat tempur dan membelot ke Kiev adalah lelucon.

Setelah menyadari lawan bicaranya serius dengan proposal tersebut, dia memberi tahu intelijen Rusia, yang kemudian memantau percakapan berikutnya.

“Awalnya, tentu saja, saya menganggapnya sebagai lelucon, tetapi setelah beberapa saat berbicara, menjadi jelas bahwa saya berurusan dengan perwakilan dinas intelijen Ukraina dan mitra Barat mereka,” papar pilot itu.

“Juga, saya dijanjikan mendapatkan paspor negara-negara Eropa dan kehidupan yang nyaman di luar negeri,” tutur dia.

Operasi intelijen Kiev tampaknya percaya pilot Rusia yang mereka hubungi siap melakukan pengkhianatan dan membajak pesawat tempur mereka sendiri.

Keyakinan itu membuat agen Ukraina berhubungan dengan pilot Ukraina untuk membahas rincian teknis.

“Mereka sangat percaya pada kemungkinan mengatur pembajakan sehingga mereka mengungkapkan tata letak sistem pertahanan mereka, peta ketinggian, dan banyak informasi berguna lainnya kepada kami,” tutur penerbang Rusia itu.

Dia menambahkan bahwa informasi yang diperoleh dari Ukraina digunakan selama operasi militer.

Untuk membuktikan bahwa pilot benar-benar mampu melakukan pembajakan dan memiliki akses ke pesawat tempur tertentu, intelijen Ukraina meminta bukti video dari mereka.

Pilot dibayar antara USD4.000 dan USD7.000 per video, yang menunjukkan mereka masuk ke pesawat sambil memegang kertas dengan nomor tertentu.

Karena sebagian besar transaksi keuangan antara Rusia dan negara-negara asing telah sangat dibatasi di bawah sanksi Barat, pilot harus dibayar tunai melalui jaringan kurir yang rumit.

FSB mengatakan telah menahan pria yang diduga menyewa kurir untuk mengirimkan uang, dan tersangka membuat pengungkapan yang agak tidak terduga.

Perantara itu mengklaim dia telah menerima perintah langsung dari Christo Grozev, penyelidik utama Rusia asal Bulgaria yang bekerja di Bellingcat, organisasi kontroversial yang didanai negara Barat yang diberi label "tidak diinginkan" di Rusia pada awal Juli.

Moskow telah berulang kali mempertanyakan independensi kelompok investigasi itu, mengutip hubungan dekatnya dengan badan-badan intelijen.

“Grozev… sebenarnya tidak menjelaskan apa-apa kepada saya, dia hanya memberi tahu saya nama kurir yang akan mengantarkan uang dengan kereta api,” klaim tersangka.

Dugaan keterlibatan Grozev bukan satu-satunya dugaan pengaruh Barat dalam membajak pesawat.

Selama negosiasi dengan pilot, intelijen Ukraina berhasil mendapatkan dua paspor Uni Eropa yang sah, satu Slovakia dan satu Rumania untuk istri pilot, sebagai jaminan bagi calon “pembelot”.

“Meninggalkan Rusia dengan dokumen semacam itu akan segera mengubah keluarga pilot menjadi sandera intelijen Ukraina,” ungkap operator FSB kepada RT, Senin (25/7/2022).

Operator FSB itu menambahkan, "Metode pemerasan, ancaman, dan tekanan pada kerabat telah lama menjadi praktik standar bagi mereka.”

“Jelas, operasi itu sendiri dilakukan dengan dukungan dari Barat dan, terutama, dinas intelijen Inggris. Kami tahu tentang keterlibatan Grozev dan MI6 tidak hanya dari pernyataan ini,” ujar dia, mengklaim bahwa intelijen Ukraina baru-baru ini “berhenti menyembunyikan” hubungannya dengan mata-mata asing.

Plot juga menggambarkan elemen yang lebih gelap, karena calon pembelot seharusnya entah bagaimana berurusan dengan sesama anggota kru mereka, terungkap.

Jika Su-34 memiliki dua awak, Tu-22M3 memiliki empat awak.

Intelijen Ukraina dilaporkan menyarankan agar pilot Rusia memberi obat kepada rekan-rekan mereka dengan Clophelin (Clonidine), obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan penyakit lainnya.

Namun, dalam dosis tinggi, ia memiliki efek sedatif yang kuat, yang membuat obat itu “popular” di kalangan penjahat yang ingin melumpuhkan korbannya untuk merampoknya.

Dosis yang sangat tinggi juga bisa mematikan.

Karena obat itu tidak mudah didapat di Rusia, intelijen Ukraina dikatakan telah mengatur pengiriman yang melibatkan zat tersebut. FSB mengatakan kemudian menemukan simpanan produk tersebut.

“Sebagai pilot, saya diminta melumpuhkan co-pilot saya, dan apa yang akan terjadi padanya setelah itu tidak jelas, bahkan apakah dia akan tetap hidup,” ungkap prajurit Rusia itu.

Menurut informasi FSB, pihak Ukraina bersikeras anggota kru yang dikhianati akan aman dan ditukar sebagai tawanan perang di kemudian hari.

Pilot Rusia, bagaimanapun, menyatakan keraguan yang kuat tentang hal itu.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More