Hongaria Peringatkan Pergeseran Tatanan Dunia Menuju Multipolar
Minggu, 24 Juli 2022 - 05:15 WIB
BUDAPEST - Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban memperingatkan konflik Rusia-Ukraina dapat mengakhiri dominasi Barat dan menggeser keseimbangan kekuatan di dunia.
Rusia meluncurkan kampanye militer terhadap negara tetangga pada akhir Februari.
Orban berpendapat keputusan menjatuhkan sanksi pada Moskow dan memasok senjata berat ke Kiev secara de facto mengubah negara-negara anggota Uni Eropa (UE) dan NATO menjadi peserta dalam konflik, tetapi pada akhirnya tidak membuahkan hasil.
"Sebaliknya, hari ini kita duduk di dalam mobil dengan ban kempes di keempat rodanya," ujar Orban dalam pidatonya di kota Baile Tusnad, Rumania, Sabtu (23/7/2022).
“Dunia tidak hanya tidak bersama kita, tetapi secara demonstratif tidak bersama kita,” papar PM.
Dia menambahkan, “Alih-alih berpikir untuk menang di medan perang di Ukraina, Barat sekarang harus fokus untuk mencapai perdamaian melalui negosiasi.”
Orban juga memperingatkan konflik tersebut dapat dengan mudah mengakhiri supremasi Barat dan “menciptakan tatanan dunia multipolar.”
"Kita harus mencoba membujuk Barat untuk mengembangkan strategi baru," papar PM Hongaria.
Dia kemudian menambahkan, “Konflik akan berakhir ketika Amerika dan Rusia mencapai kesepakatan.”
Hongaria telah menolak mengirim senjata ke Ukraina, sementara Orban mengatakan bulan ini UE "menembak dirinya sendiri di paru-paru" dengan sanksi yang dianggap tidak tepat.
Pejabat Hongaria juga mengkritik proposal Brussels untuk menjatah gas dalam upaya menghentikan pengiriman gas dari Moskow.
Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto melakukan perjalanan ke Moskow pada Kamis untuk merundingkan pembelian volume gas tambahan untuk memastikan negara tersebut memiliki cadangan yang cukup untuk musim dingin.
“Saat ini tidak mungkin membeli gas alam ekstra sebanyak ini di Eropa tanpa sumber dari Rusia,” ujar Szijjarto kepada wartawan.
Rusia meluncurkan kampanye militer terhadap negara tetangga pada akhir Februari.
Orban berpendapat keputusan menjatuhkan sanksi pada Moskow dan memasok senjata berat ke Kiev secara de facto mengubah negara-negara anggota Uni Eropa (UE) dan NATO menjadi peserta dalam konflik, tetapi pada akhirnya tidak membuahkan hasil.
"Sebaliknya, hari ini kita duduk di dalam mobil dengan ban kempes di keempat rodanya," ujar Orban dalam pidatonya di kota Baile Tusnad, Rumania, Sabtu (23/7/2022).
“Dunia tidak hanya tidak bersama kita, tetapi secara demonstratif tidak bersama kita,” papar PM.
Dia menambahkan, “Alih-alih berpikir untuk menang di medan perang di Ukraina, Barat sekarang harus fokus untuk mencapai perdamaian melalui negosiasi.”
Orban juga memperingatkan konflik tersebut dapat dengan mudah mengakhiri supremasi Barat dan “menciptakan tatanan dunia multipolar.”
"Kita harus mencoba membujuk Barat untuk mengembangkan strategi baru," papar PM Hongaria.
Dia kemudian menambahkan, “Konflik akan berakhir ketika Amerika dan Rusia mencapai kesepakatan.”
Hongaria telah menolak mengirim senjata ke Ukraina, sementara Orban mengatakan bulan ini UE "menembak dirinya sendiri di paru-paru" dengan sanksi yang dianggap tidak tepat.
Pejabat Hongaria juga mengkritik proposal Brussels untuk menjatah gas dalam upaya menghentikan pengiriman gas dari Moskow.
Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto melakukan perjalanan ke Moskow pada Kamis untuk merundingkan pembelian volume gas tambahan untuk memastikan negara tersebut memiliki cadangan yang cukup untuk musim dingin.
“Saat ini tidak mungkin membeli gas alam ekstra sebanyak ini di Eropa tanpa sumber dari Rusia,” ujar Szijjarto kepada wartawan.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda