Diplomat Top Moskow: Tidak Ada Kontak Resmi Rusia-Amerika di Ukraina
Kamis, 21 Juli 2022 - 23:50 WIB
MOSKOW - Moskow dan Washington tidak memiliki kontak di Ukraina . Semua diskusi tentang topik tersebut direduksi menjadi masalah teknis, jelas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, Kamis (21/7/2022).
"Tidak ada kontak resmi Rusia-Amerika di Ukraina. Masalah teknis dibahas di tingkat misi diplomatik kami, kedutaan besar di Moskow dan Washington. Ini adalah masalah dan masalah teknis," kata Zakharova, seperti dikutip dari TASS.
Zakharova mengatakan, alasan utama kurangnya kontak semacam itu adalah kebijakan destruktif pemerintahan Presiden AS Joe Biden, "yang menetapkan kekalahan Rusia di Ukraina sebagai tujuannya."
"Pemerintah Amerika telah melarang bawahannya di Kiev untuk berpikir tentang negosiasi dengan kami, memaksa kami untuk bertarung sampai Ukraina terakhir,” ujar Zakharova.
“Dengan demikian, dalam kondisi ini, bagaimana kami bisa berbicara dengan Amerika Serikat? Kemudian mereka harus menerima dan akui kenyataan di lapangan. Tapi, untuk saat ini tidak ada gunanya. Kami melanjutkan dari tindakan, pernyataan, dan langkah nyata yang diambil Amerika Serikat ke arah ini," lanjut Zakharova.
Zakharova juga menjelaskan, Rusia telah mengajukan banding ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atas serangan tentara Ukraina terhadap PLTN Zaporozhye dan sedang menunggu reaksinya. "Kami telah berbicara dengan pimpinan Sekretariat IAEA atas insiden ini dan mengharapkan reaksi yang tepat dari pihak badan tersebut," katanya.
Menurut diplomat itu, serangan Ukraina terhadap PLTN mengkonfirmasi tujuan Kiev untuk menciptakan kondisi bencana nuklir di seluruh Eropa. "Ukraina melanjutkan provokasi untuk menciptakan ancaman bagi fasilitas nuklir. Pada 18 Juli, Angkatan Bersenjata Ukraina menyerang tempat pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye menggunakan pesawat tak berawak,” jelas Zakharova.
“Serangan itu dilakukan di sekitar lokasi, beberapa puluh meter dari konstruksi. yang sangat penting untuk keamanan PLTN - fasilitas penyimpanan bahan bakar nuklir bekas dan reservoir pendingin reaktor. Hanya secara kebetulan ini tidak mengakibatkan kerusakan pada peralatan pabrik dan bencana buatan manusia," tegasnya.
Zakharova mencatat, pada 20 Juli, tentara Ukraina menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir menggunakan drone lagi. "Ini menegaskan bahwa rezim Kiev bermaksud menciptakan kondisi untuk bencana nuklir tidak hanya di wilayahnya sendiri tetapi di seluruh Eropa," tegasnya.
"Tidak ada kontak resmi Rusia-Amerika di Ukraina. Masalah teknis dibahas di tingkat misi diplomatik kami, kedutaan besar di Moskow dan Washington. Ini adalah masalah dan masalah teknis," kata Zakharova, seperti dikutip dari TASS.
Zakharova mengatakan, alasan utama kurangnya kontak semacam itu adalah kebijakan destruktif pemerintahan Presiden AS Joe Biden, "yang menetapkan kekalahan Rusia di Ukraina sebagai tujuannya."
"Pemerintah Amerika telah melarang bawahannya di Kiev untuk berpikir tentang negosiasi dengan kami, memaksa kami untuk bertarung sampai Ukraina terakhir,” ujar Zakharova.
“Dengan demikian, dalam kondisi ini, bagaimana kami bisa berbicara dengan Amerika Serikat? Kemudian mereka harus menerima dan akui kenyataan di lapangan. Tapi, untuk saat ini tidak ada gunanya. Kami melanjutkan dari tindakan, pernyataan, dan langkah nyata yang diambil Amerika Serikat ke arah ini," lanjut Zakharova.
Zakharova juga menjelaskan, Rusia telah mengajukan banding ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atas serangan tentara Ukraina terhadap PLTN Zaporozhye dan sedang menunggu reaksinya. "Kami telah berbicara dengan pimpinan Sekretariat IAEA atas insiden ini dan mengharapkan reaksi yang tepat dari pihak badan tersebut," katanya.
Menurut diplomat itu, serangan Ukraina terhadap PLTN mengkonfirmasi tujuan Kiev untuk menciptakan kondisi bencana nuklir di seluruh Eropa. "Ukraina melanjutkan provokasi untuk menciptakan ancaman bagi fasilitas nuklir. Pada 18 Juli, Angkatan Bersenjata Ukraina menyerang tempat pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye menggunakan pesawat tak berawak,” jelas Zakharova.
“Serangan itu dilakukan di sekitar lokasi, beberapa puluh meter dari konstruksi. yang sangat penting untuk keamanan PLTN - fasilitas penyimpanan bahan bakar nuklir bekas dan reservoir pendingin reaktor. Hanya secara kebetulan ini tidak mengakibatkan kerusakan pada peralatan pabrik dan bencana buatan manusia," tegasnya.
Zakharova mencatat, pada 20 Juli, tentara Ukraina menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir menggunakan drone lagi. "Ini menegaskan bahwa rezim Kiev bermaksud menciptakan kondisi untuk bencana nuklir tidak hanya di wilayahnya sendiri tetapi di seluruh Eropa," tegasnya.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda