Jenderal AS Ungkap Proposal Jet Tempur untuk Ukraina
Kamis, 21 Juli 2022 - 17:40 WIB
“Kami akan terbuka untuk berdiskusi dengan mereka tentang apa persyaratan mereka dan bagaimana kami dapat memenuhinya,” tambahnya.
Kiev telah berbulan-bulan memohon pasokan pertahanan udara modern dan jet tempur, tetapi AS dan sekutunya mengatakan mereka khawatir bahwa Moskow dapat menganggap pengiriman senjata jenis ini sebagai deklarasi perang. Pentagon bahkan menolak permintaan sekutu NATO Polandia agar AS memfasilitasi pengiriman jet tempur MiG-29 ke Ukraina melalui pangkalan militer AS di Jerman.
Meski begitu, pemerintahan Presiden Joe Biden menegaskan bahwa negara-negara di kawasan itu masih bebas memberikan pesawat militer ke Ukraina jika mereka mau.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberi wilayah Donetsk dan Lugansk status khusus di dalam negara Ukraina. Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada tahun 2014.
Sejak itu mantan presiden Ukraina Pyotr Poroshenko mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
Kiev telah berbulan-bulan memohon pasokan pertahanan udara modern dan jet tempur, tetapi AS dan sekutunya mengatakan mereka khawatir bahwa Moskow dapat menganggap pengiriman senjata jenis ini sebagai deklarasi perang. Pentagon bahkan menolak permintaan sekutu NATO Polandia agar AS memfasilitasi pengiriman jet tempur MiG-29 ke Ukraina melalui pangkalan militer AS di Jerman.
Meski begitu, pemerintahan Presiden Joe Biden menegaskan bahwa negara-negara di kawasan itu masih bebas memberikan pesawat militer ke Ukraina jika mereka mau.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberi wilayah Donetsk dan Lugansk status khusus di dalam negara Ukraina. Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada tahun 2014.
Sejak itu mantan presiden Ukraina Pyotr Poroshenko mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
(ian)
tulis komentar anda