Jika AS-Israel Buat Kesalahan, Iran Bersumpah Beri Respons Keras
Jum'at, 15 Juli 2022 - 05:46 WIB
TEHERAN - Presiden Iran , Ebrahim Raisi , mengatakan Teheran akan memberikan respons yang keras dan membuat menyesal setiap kesalahan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) atau sekutunya.
Pernyataan itu dilontarkan Raisi ketika Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Yair Lapid menandatangani janji bersama untuk menolak senjata nuklir Iran, sebuah pertunjukan persatuan oleh dua sekutu yang telah lama terpecah karena diplomasi dengan Teheran.
Kantor berita Iran, IRNA, melaporkan Raisi menyalahkan AS dan “sekutu regionalnya” karena memicu ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah.
“Negara besar Iran tidak akan menerima ketidakamanan atau krisis di kawasan itu dan Washington dan sekutunya harus tahu bahwa kesalahan apa pun akan mendapat tanggapan keras dan membuat menyesal dari Iran,” kata Raisi dalam pidatonya, menurut Reuters yang dikutip Al Jazeera, Jumat (15/7/2022).
Janji bersama yang ditandatangani mengikat Amerika Serikat untuk tidak pernah mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir, menyatakan bahwa mereka siap untuk menggunakan semua elemen kekuatan nasionalnya untuk memastikan hal itu.
Washington dan Israel telah lama menyatakan keprihatinan tentang kemampuan nuklir Iran. Iran bersikeras bahwa mereka tidak pernah memiliki ambisi untuk membuat bom nuklir.
Israel, yang memiliki satu-satunya senjata nuklir di Timur Tengah tetapi tidak diumumkan, sangat menentang kesepakatan apa pun dengan Iran mengenai program nuklirnya, yang menurut Teheran adalah untuk tujuan damai.
Lapid memperingatkan bahwa "kata-kata" dan "diplomasi" tidak cukup untuk menggagalkan dugaan ambisi nuklir Iran.
"Satu-satunya hal yang akan menghentikan Iran adalah mengetahui bahwa jika mereka terus mengembangkan program nuklir mereka, dunia bebas akan menggunakan kekuatan," katanya.
Kesepakatan penting yang memberlakukan pembatasan pada program nuklir Iran yang dicurigai dengan imbalan keringanan sanksi diputus pada 2018 oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
Upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu telah terhenti sejak Maret.
Pernyataan itu dilontarkan Raisi ketika Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Yair Lapid menandatangani janji bersama untuk menolak senjata nuklir Iran, sebuah pertunjukan persatuan oleh dua sekutu yang telah lama terpecah karena diplomasi dengan Teheran.
Kantor berita Iran, IRNA, melaporkan Raisi menyalahkan AS dan “sekutu regionalnya” karena memicu ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah.
“Negara besar Iran tidak akan menerima ketidakamanan atau krisis di kawasan itu dan Washington dan sekutunya harus tahu bahwa kesalahan apa pun akan mendapat tanggapan keras dan membuat menyesal dari Iran,” kata Raisi dalam pidatonya, menurut Reuters yang dikutip Al Jazeera, Jumat (15/7/2022).
Janji bersama yang ditandatangani mengikat Amerika Serikat untuk tidak pernah mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir, menyatakan bahwa mereka siap untuk menggunakan semua elemen kekuatan nasionalnya untuk memastikan hal itu.
Washington dan Israel telah lama menyatakan keprihatinan tentang kemampuan nuklir Iran. Iran bersikeras bahwa mereka tidak pernah memiliki ambisi untuk membuat bom nuklir.
Israel, yang memiliki satu-satunya senjata nuklir di Timur Tengah tetapi tidak diumumkan, sangat menentang kesepakatan apa pun dengan Iran mengenai program nuklirnya, yang menurut Teheran adalah untuk tujuan damai.
Lapid memperingatkan bahwa "kata-kata" dan "diplomasi" tidak cukup untuk menggagalkan dugaan ambisi nuklir Iran.
"Satu-satunya hal yang akan menghentikan Iran adalah mengetahui bahwa jika mereka terus mengembangkan program nuklir mereka, dunia bebas akan menggunakan kekuatan," katanya.
Kesepakatan penting yang memberlakukan pembatasan pada program nuklir Iran yang dicurigai dengan imbalan keringanan sanksi diputus pada 2018 oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
Upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu telah terhenti sejak Maret.
(ian)
tulis komentar anda