Eks Mata-mata Arab Saudi Sebut Pangeran Mohammed bin Salman Psikopat

Selasa, 12 Juli 2022 - 14:19 WIB
Sumber dari intelijen AS sebelumnya memberi tahu CBS News bahwa Saad Al-Jabri tidak akan pernah muncul untuk wawancara semacam ini.

Saad Al-Jabri sudah hidup terlalu lama dalam "profesi diam". Fakta bahwa dia memang akhirnya muncul adalah ukuran dari keputusasaannya.

Saad, mantan mata-mata berusia 63 tahun, telah menikah dan memiliki delapan anak. Dia mulai kariernya sebagai polisi, tetapi naik ke puncak intelijen Arab Saudi dan mendapatkan gelar Ph.D. dalam ilmu artificial intelligence (AI).

Pada 2017, Saad Al-Jabri mendapati dirinya berada di pihak yang salah dalam kudeta Pangeran Mohammed bin Salman. Pangeran Nayef yang digulingkan adalah bos Saad.

Saad melarikan diri ke Kanada di mana dia tinggal dan menolak untuk kembali ke Arab Saudi. Sekarang Pangeran Mohammed membuat keluarga Saad "membayar". Pada hari kudeta, dua anaknya dilarang meninggalkan Kerajaan Arab Saudi.

Putrinya, Sarah, dan putranya, Omar, keduanya berencana untuk kuliah di Amerika. Mereka sekarang berada di penjara Arab Saudi.

Selanjutnya, kata keluarga Saad Al-Jabri, Pangeran Mohammed menargetkan menantu laki-laki Saad. Mereka mengeklaim menantunya diculik di negara ketiga dan dikembalikan ke kerajaan.

"Malam pertama dia diculik, dia menerima lebih dari seratus cambukan. Dia disiksa. Dia dipukuli di punggungnya, di kakinya," kata Khalid Al-Jabri, putra tertua Al-Jabri.

"Dia diberitahu bahwa dia ditahan dan disiksa sebagai wakil ayah mertuanya, yang berarti ayah saya. Mereka bahkan mengajukan pertanyaan kepadanya, menurut Anda siapa yang harus kita tangkap dan siksa agar Dr Saad bisa kembali ke kerajaan?"

Saad Al-Jabri selama ini berbicara keras soal pembunuhan terhadap jurnalis pembangkang Arab Saudi, Jamal Khashoggi, di Istanbul pada 2018.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More