Heboh, Pemerkosa Dibebaskan karena Korban Dianggap sebagai Pemicu
Selasa, 12 Juli 2022 - 10:10 WIB
ROMA - Pengadilan Italia memicu kegemparan dan kemarahan publik setelah membebaskan seorang pria terdakwa kasus pemerkosaan . Pengadilan beralasan korban yang memicu kejahatan itu dengan membiarkan pintu toilet bar terbuka.
Menurut pengadilan, apa yang dilakukan korban adalah "undangan" dan "memberi harapan" kepada terdakwa untuk melakukan pemerkosaan.
Insiden itu terjadi di toilet sebuah bar di Turin pada 2019. Saat itu terdakwa dalam kondisi mabuk.
Korban, menurut laporan surat kabar CronacaQui, meminta terdakwa itu untuk menunjukkan di mana toilet, membiarkan pintunya terbuka, dan memintanya untuk memberikan tisu padanya.
Terdakwa awalnya dihukum karena penyerangan seksual, tetapi Pengadilan Banding telah membatalkan hukuman setelah menemukan bahwa korban yang "memberi harapan" kepada terdakwa untuk melakukan kejahatan.
Laporan lain dari surat kabar Il Corriere della Sera menyebutkan bahwa wanita tersebut--korban dalam kasus ini--sebelumnya mengatakan dia telah berulang kali mengatakan kepada terdakwa "tidak" dan "apa yang Anda lakukan?".
Putusan Pengadilan Banding telah memicu kemarahan di seluruh Italia, di mana para politisi mengecam putusan itu.
Maria Edera Spadoni, wakil presiden Five Star Movement—partai utama di Italia—, mengatakan perang melawan kekerasan berbasis gender berisiko dirusak oleh putusan semacam itu.
“Perempuan harus merasa diperhatikan dan memiliki keyakinan pada sistem peradilan,” tulis dia di Twitter, seperti dikutip The Independent, Selasa (12/7/2022).
Menurut pengadilan, apa yang dilakukan korban adalah "undangan" dan "memberi harapan" kepada terdakwa untuk melakukan pemerkosaan.
Insiden itu terjadi di toilet sebuah bar di Turin pada 2019. Saat itu terdakwa dalam kondisi mabuk.
Korban, menurut laporan surat kabar CronacaQui, meminta terdakwa itu untuk menunjukkan di mana toilet, membiarkan pintunya terbuka, dan memintanya untuk memberikan tisu padanya.
Terdakwa awalnya dihukum karena penyerangan seksual, tetapi Pengadilan Banding telah membatalkan hukuman setelah menemukan bahwa korban yang "memberi harapan" kepada terdakwa untuk melakukan kejahatan.
Laporan lain dari surat kabar Il Corriere della Sera menyebutkan bahwa wanita tersebut--korban dalam kasus ini--sebelumnya mengatakan dia telah berulang kali mengatakan kepada terdakwa "tidak" dan "apa yang Anda lakukan?".
Putusan Pengadilan Banding telah memicu kemarahan di seluruh Italia, di mana para politisi mengecam putusan itu.
Maria Edera Spadoni, wakil presiden Five Star Movement—partai utama di Italia—, mengatakan perang melawan kekerasan berbasis gender berisiko dirusak oleh putusan semacam itu.
“Perempuan harus merasa diperhatikan dan memiliki keyakinan pada sistem peradilan,” tulis dia di Twitter, seperti dikutip The Independent, Selasa (12/7/2022).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda