Sebut Ukraina Berbohong, Lavrov Kecam Tuduhan Tentara Rusia Serang Kotanya Sendiri
Kamis, 07 Juli 2022 - 15:26 WIB
HANOI - Tuduhan Ukraina bahwa tentara Rusia menyerang kota-kotanya sendiri adalah kebohongan. Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
"Singkatnya, mereka berbohong. Fakta sudah diketahui, Kementerian Pertahanan kami menyajikan fakta setiap hari," katanya dalam menanggapi pertanyaan TASS pada konferensi pers setelah pembicaraan dengan diplomat top Vietnam Bui Thanh Son.
Menteri luar negeri Rusia itu juga menekankan bahwa Barat harus mengakui tanggung jawabnya atas kematian warga sipil di Donbass dan Ukraina.
"Negara-negara Barat tentu harus mengakui tanggung jawab mereka, terlepas dari apa yang dikatakan (Presiden Ukraina Vladimir) Zelensky dan timnya," ujarnya.
"Barat harus mengakui tanggung jawabnya atas kematian warga sipil terutama di Donbass dan bagian lain Ukraina di mana rezim Kiev menggunakan senjata ini (disediakan oleh Barat) terhadap warga sipil sebagai alat intimidasi," ia melanjutkan.
"Secara umum, ini adalah terorisme negara," diplomat top Rusia itu menekankan seperti dikutip dari kantor berita Rusia itu, Kamis (7/7/2022).
Sebelumnya Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina telah menargetkan daerah pemukiman di kota-kota Rusia Belgorod dan Kursk menggunakan rudal Tochka-U dengan munisi tandan dan kendaraan udara tak berawak Tu-143 Reis pada Minggu dini hari.
Diwartakan sebelumnya, Ukraina membalas invasi dengan meluncurkan serangan rudal ke wilayah Belgorod, Rusia , pada Minggu. Empat orang tewas dan beberapa lainnya terluka. Ini merupakan serangan balasan paling mematikan yang menghantam wilayah Rusia sejak invasi ke Ukraina dimulai 24 Februari 2022.
Serangan beberapa rudal, yang terjadi pada Minggu dini hari, merusak 11 blok apartemen dan 39 rumah di Belgorod. Demikian pernyataan gubernur setempat, Vyacheslav Gladkov, di Telegram.
"Singkatnya, mereka berbohong. Fakta sudah diketahui, Kementerian Pertahanan kami menyajikan fakta setiap hari," katanya dalam menanggapi pertanyaan TASS pada konferensi pers setelah pembicaraan dengan diplomat top Vietnam Bui Thanh Son.
Menteri luar negeri Rusia itu juga menekankan bahwa Barat harus mengakui tanggung jawabnya atas kematian warga sipil di Donbass dan Ukraina.
"Negara-negara Barat tentu harus mengakui tanggung jawab mereka, terlepas dari apa yang dikatakan (Presiden Ukraina Vladimir) Zelensky dan timnya," ujarnya.
"Barat harus mengakui tanggung jawabnya atas kematian warga sipil terutama di Donbass dan bagian lain Ukraina di mana rezim Kiev menggunakan senjata ini (disediakan oleh Barat) terhadap warga sipil sebagai alat intimidasi," ia melanjutkan.
"Secara umum, ini adalah terorisme negara," diplomat top Rusia itu menekankan seperti dikutip dari kantor berita Rusia itu, Kamis (7/7/2022).
Sebelumnya Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina telah menargetkan daerah pemukiman di kota-kota Rusia Belgorod dan Kursk menggunakan rudal Tochka-U dengan munisi tandan dan kendaraan udara tak berawak Tu-143 Reis pada Minggu dini hari.
Diwartakan sebelumnya, Ukraina membalas invasi dengan meluncurkan serangan rudal ke wilayah Belgorod, Rusia , pada Minggu. Empat orang tewas dan beberapa lainnya terluka. Ini merupakan serangan balasan paling mematikan yang menghantam wilayah Rusia sejak invasi ke Ukraina dimulai 24 Februari 2022.
Serangan beberapa rudal, yang terjadi pada Minggu dini hari, merusak 11 blok apartemen dan 39 rumah di Belgorod. Demikian pernyataan gubernur setempat, Vyacheslav Gladkov, di Telegram.
(ian)
tulis komentar anda