Ciptakan Konflik dan Kobarkan Perang, China Sebut AS dan NATO Perusak Perdamaian
Kamis, 07 Juli 2022 - 05:54 WIB
BEIJING - Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO -nya telah merusak perdamaian dunia dengan memicu konflik dan memulai perang, melayani kepentingan egois Washington dengan mengorbankan warga sipil tak berdosa di seluruh dunia. Klaim tersebut dilontarkan Kementerian Luar Negeri China .
“Sejarah NATO adalah tentang menciptakan konflik dan mengobarkan perang. . . , secara sewenang-wenang meluncurkan perang dan membunuh warga sipil tak berdosa, bahkan sampai hari ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian kepada wartawan.
“Fakta telah membuktikan bahwa bukan China yang menimbulkan tantangan sistemik bagi NATO, dan sebaliknya NATO yang membawa tantangan sistemik yang membayangi bagi perdamaian dan keamanan dunia,” imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (7/7/2022).
Zhao membuat komentarnya satu minggu setelah NATO, untuk pertama kalinya, memilih China sebagai prioritas strategis dan “tantangan” bagi kepentingan Barat.
"China secara substansial membangun kekuatan militernya, termasuk senjata nuklir, menggertak tetangganya, mengancam Taiwan...memantau dan mengendalikan warganya sendiri melalui teknologi canggih, dan menyebarkan kebohongan dan disinformasi Rusia," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg Rabu lalu.
Ketegangan antara NATO dan China telah meningkat sejak Rusia melancarkan serangan militernya terhadap Ukraina pada Februari. Beijing, yang telah menolak untuk bergabung dalam kampanye pimpinan AS untuk menghukum dan mengisolasi Rusia atas konflik tersebut, telah menyatakan bahwa NATO memprovokasi krisis tersebut.
Pada KTT NATO pekan lalu di Spanyol, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh China berusaha merusak tatanan internasional berbasis aturan. Zhao pun menanggapi pernyataan itu.
“Sejarah NATO adalah tentang menciptakan konflik dan mengobarkan perang. . . , secara sewenang-wenang meluncurkan perang dan membunuh warga sipil tak berdosa, bahkan sampai hari ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian kepada wartawan.
“Fakta telah membuktikan bahwa bukan China yang menimbulkan tantangan sistemik bagi NATO, dan sebaliknya NATO yang membawa tantangan sistemik yang membayangi bagi perdamaian dan keamanan dunia,” imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (7/7/2022).
Baca Juga
Zhao membuat komentarnya satu minggu setelah NATO, untuk pertama kalinya, memilih China sebagai prioritas strategis dan “tantangan” bagi kepentingan Barat.
"China secara substansial membangun kekuatan militernya, termasuk senjata nuklir, menggertak tetangganya, mengancam Taiwan...memantau dan mengendalikan warganya sendiri melalui teknologi canggih, dan menyebarkan kebohongan dan disinformasi Rusia," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg Rabu lalu.
Ketegangan antara NATO dan China telah meningkat sejak Rusia melancarkan serangan militernya terhadap Ukraina pada Februari. Beijing, yang telah menolak untuk bergabung dalam kampanye pimpinan AS untuk menghukum dan mengisolasi Rusia atas konflik tersebut, telah menyatakan bahwa NATO memprovokasi krisis tersebut.
Pada KTT NATO pekan lalu di Spanyol, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh China berusaha merusak tatanan internasional berbasis aturan. Zhao pun menanggapi pernyataan itu.
Baca Juga
tulis komentar anda