AS Kirim 6 Jet tempur Siluman ke Korsel untuk Latgab
Rabu, 06 Juli 2022 - 11:20 WIB
SEOUL - Jet tempur siluman F-35A Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) tiba di Korea Selatan (Korsel) pada Selasa (5/7/2022). Ini merupakan kunjungan pertama jet tempur siluman yang diumumkan ke publik sejak 2017, ketika sekutu dan Korea Utara (Korut) yang bersenjata nuklir terlibat dalam siklus peningkatan tampilan senjata.
Latihan militer bersama telah dikurangi secara publik dalam beberapa tahun terakhir. Pertama pada 2018 karena upaya untuk terlibat secara diplomatik dengan Korut dan kemudian karena pandemi COVID-19.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, yang mulai menjabat pada Mei, telah berusaha untuk meningkatkan penampilan publik kekuatan militer sekutu, termasuk latihan, untuk melawan rekor jumlah uji coba rudal yang dilakukan oleh Korut ini. Korut tampaknya bersiap untuk menguji senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
"Enam jet F-35A akan berada di Korea Selatan selama 10 hari," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.
“Tujuan dari pengerahan ini adalah untuk mendemonstrasikan pencegahan yang kuat dan postur pertahanan bersama dari aliansi AS-ROK sementara pada saat yang sama meningkatkan interoperabilitas antara ROK dan Angkatan Udara AS,” kata kementerian itu, merujuk pada inisial nama resmi Korsel.
Pesawat yang dikerahkan dari Pangkalan Angkatan Udara Eielson di Alaska, kata Pasukan AS Korea (USFK) dalam sebuah pernyataan.
Seorang juru bicara USFK mengatakan, ini adalah penyebaran publik pertama dari pesawat tempur generasi ke-5 ke Korsel sejak Desember 2017, tetapi tidak merinci apakah ada kunjungan mendadak.
Seorang mantan pejabat senior AS sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa selama pembicaraan diplomatik banyak latihan sebenarnya telah dilanjutkan, tetapi belum dipublikasikan.
Korsel sendiri telah membeli 40 F-35A sendiri dari Amerika Serikat, dan sedang berupaya untuk membeli 20 lagi. "F-35A Angkatan Udara Korea Selatan akan menjadi salah satu pesawat yang berpartisipasi dalam latihan bersama," kata pernyataan USFK.
Korut telah mengecam latihan bersama serta pembelian senjata Korsel sebagai contoh "kebijakan bermusuhan" yang membuktikan tawaran AS untuk bernegosiasi tanpa prasyarat adalah hampa.
Latihan militer bersama telah dikurangi secara publik dalam beberapa tahun terakhir. Pertama pada 2018 karena upaya untuk terlibat secara diplomatik dengan Korut dan kemudian karena pandemi COVID-19.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, yang mulai menjabat pada Mei, telah berusaha untuk meningkatkan penampilan publik kekuatan militer sekutu, termasuk latihan, untuk melawan rekor jumlah uji coba rudal yang dilakukan oleh Korut ini. Korut tampaknya bersiap untuk menguji senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
"Enam jet F-35A akan berada di Korea Selatan selama 10 hari," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.
“Tujuan dari pengerahan ini adalah untuk mendemonstrasikan pencegahan yang kuat dan postur pertahanan bersama dari aliansi AS-ROK sementara pada saat yang sama meningkatkan interoperabilitas antara ROK dan Angkatan Udara AS,” kata kementerian itu, merujuk pada inisial nama resmi Korsel.
Pesawat yang dikerahkan dari Pangkalan Angkatan Udara Eielson di Alaska, kata Pasukan AS Korea (USFK) dalam sebuah pernyataan.
Seorang juru bicara USFK mengatakan, ini adalah penyebaran publik pertama dari pesawat tempur generasi ke-5 ke Korsel sejak Desember 2017, tetapi tidak merinci apakah ada kunjungan mendadak.
Seorang mantan pejabat senior AS sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa selama pembicaraan diplomatik banyak latihan sebenarnya telah dilanjutkan, tetapi belum dipublikasikan.
Baca Juga
Korsel sendiri telah membeli 40 F-35A sendiri dari Amerika Serikat, dan sedang berupaya untuk membeli 20 lagi. "F-35A Angkatan Udara Korea Selatan akan menjadi salah satu pesawat yang berpartisipasi dalam latihan bersama," kata pernyataan USFK.
Korut telah mengecam latihan bersama serta pembelian senjata Korsel sebagai contoh "kebijakan bermusuhan" yang membuktikan tawaran AS untuk bernegosiasi tanpa prasyarat adalah hampa.
(esn)
tulis komentar anda