Jerman Akui Alasan Lambat Mempersenjatai Ukraina
Senin, 04 Juli 2022 - 19:46 WIB
Sementara Jerman mengirim senjata “dengan sarana dan cara” yang dimilikinya, kanselir menekankan, itu masih “salah satu negara yang paling banyak melakukan” karena mengirim ke Kiev “teknologi paling canggih yang dapat Anda gunakan.”
Dia menekankan, Berlin “menggunakan segala cara” yang dimilikinya untuk membantu Ukraina dan akan terus melakukannya untuk menghindari perdamaian dengan syarat dari Rusia.
Menurut dia, perdamaian bersyarat itu dia yakini, baik Ukraina maupun Barat tidak akan menerimanya.
“Tetapi yang paling penting adalah kami tidak hanya sekarang mendukung Ukraina, kami mengubah cara kami membelanjakan uang untuk pertahanan,” ujar Scholz.
Menurut dia, “peningkatan besar” dalam pembelanjaan pertahanan, akan memungkinkan Jerman bereaksi lebih cepat jika ada ancaman terhadap NATO atau keamanannya sendiri.
Pernyataan Scholz setelah laporan majalah Foreign Policy bahwa pelatihan yang diberikan kepada personel Ukraina telah menurun dalam beberapa pekan terakhir.
Pejabat Ukraina yang dikutip majalah itu mengeluhkan kecepatan bantuan Barat "terlalu lambat" tetapi juga mengakui di luar pelatihan untuk HIMARS (sistem roket artileri mobilitas tinggi) dan artileri Barat, pelatihan militer untuk pasukan mereka telah menurun, membuat mereka tidak dapat mengoperasikan lebih banyak sistem canggih.
Rusia telah berulang kali mendesak Barat untuk tidak memberikan senjata kepada Kiev, dengan mengatakan itu hanya akan memperpanjang konflik dan menyebabkan masalah jangka panjang.
Dia telah memperingatkan pasukan Rusia akan menganggap senjata asing di wilayah Ukraina sebagai target yang sah.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan "memompa" Ukraina dengan senjata Barat hanya akan membuat Rusia "melakukan lebih banyak misi di lapangan."
Dia menekankan, Berlin “menggunakan segala cara” yang dimilikinya untuk membantu Ukraina dan akan terus melakukannya untuk menghindari perdamaian dengan syarat dari Rusia.
Menurut dia, perdamaian bersyarat itu dia yakini, baik Ukraina maupun Barat tidak akan menerimanya.
“Tetapi yang paling penting adalah kami tidak hanya sekarang mendukung Ukraina, kami mengubah cara kami membelanjakan uang untuk pertahanan,” ujar Scholz.
Menurut dia, “peningkatan besar” dalam pembelanjaan pertahanan, akan memungkinkan Jerman bereaksi lebih cepat jika ada ancaman terhadap NATO atau keamanannya sendiri.
Pernyataan Scholz setelah laporan majalah Foreign Policy bahwa pelatihan yang diberikan kepada personel Ukraina telah menurun dalam beberapa pekan terakhir.
Pejabat Ukraina yang dikutip majalah itu mengeluhkan kecepatan bantuan Barat "terlalu lambat" tetapi juga mengakui di luar pelatihan untuk HIMARS (sistem roket artileri mobilitas tinggi) dan artileri Barat, pelatihan militer untuk pasukan mereka telah menurun, membuat mereka tidak dapat mengoperasikan lebih banyak sistem canggih.
Rusia telah berulang kali mendesak Barat untuk tidak memberikan senjata kepada Kiev, dengan mengatakan itu hanya akan memperpanjang konflik dan menyebabkan masalah jangka panjang.
Dia telah memperingatkan pasukan Rusia akan menganggap senjata asing di wilayah Ukraina sebagai target yang sah.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan "memompa" Ukraina dengan senjata Barat hanya akan membuat Rusia "melakukan lebih banyak misi di lapangan."
tulis komentar anda