Kewalahan Digempur Rusia, Pasukan Ukraina Mundur dari Lysychansk
Senin, 04 Juli 2022 - 08:18 WIB
LYSYCHANSK - Pasukan Ukraina terpaksa mundur dari kota timur Lysychansk, benteng terakhir Kiev di wilayah Luhansk. Demikian pengumuman komando militer Ukraina, Minggu.
Kiev mengakui pasukannya kewalahan menghadapi serangan pasukan Rusia yang lebih unggul dalam persenjataan.
"Kelanjutan pertahanan kota akan mengakibatkan konsekuensi fatal. Untuk menyelamatkan nyawa para pembela Ukraina, keputusan dibuat untuk mundur," lanjut komando militer tersebut dalam sebuah pernyataan.
Presiden Volodymyr Zelensky pada hari Minggu mengakui penarikan pasukannya dari Lysychansk di Donbas. Namun, dia berjanji untuk memulihkan kendali atas wilayah itu berkat taktik tentara dan prospek persenjataan baru yang lebih baik.
"Jika komandan tentara kita menarik orang-orang dari titik-titik tertentu di depan, di mana musuh memiliki keunggulan senjata terbesar, dan ini juga berlaku untuk Lysychansk, itu berarti hanya satu hal, bahwa kita akan kembali," kata Zelensky dalam video Minggu malam, seperti dikutip Reuters, Senin (4/7/2022).
Pihak Rusia mengaku sedang merebut wilayah Luhansk untuk memberikannya kepada otoritas Republik Rakyat Luhansk yang telah memproklamirkan kemerdekaan dari Ukraina.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memberi tahu Presiden Vladimir Putin bahwa semua wilayah Luhansk Ukraina telah "dibebaskan" oleh pasukan Rusia dan milisi Luhansk.
Media Rusia menayangkan video milisi Luhansk berparade di jalan-jalan Lysychansk sambil mengibarkan bendera dan bersorak.
Namun, juru bicara Garda Nasional Ukraina Ruslan Muzychuk mengatakan kepada televisi nasional Ukraina bahwa kota itu tetap berada di tangan Ukraina.
"Sekarang ada pertempuran sengit di dekat Lysychansk, namun, untungnya, kota itu tidak dikepung dan berada di bawah kendali tentara Ukraina," klaim Muzychuk, sebelum militer dan pemerintah Ukraina mengakui penarikan pasukannya dari kota tersebut.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Kiev mengakui pasukannya kewalahan menghadapi serangan pasukan Rusia yang lebih unggul dalam persenjataan.
"Kelanjutan pertahanan kota akan mengakibatkan konsekuensi fatal. Untuk menyelamatkan nyawa para pembela Ukraina, keputusan dibuat untuk mundur," lanjut komando militer tersebut dalam sebuah pernyataan.
Presiden Volodymyr Zelensky pada hari Minggu mengakui penarikan pasukannya dari Lysychansk di Donbas. Namun, dia berjanji untuk memulihkan kendali atas wilayah itu berkat taktik tentara dan prospek persenjataan baru yang lebih baik.
"Jika komandan tentara kita menarik orang-orang dari titik-titik tertentu di depan, di mana musuh memiliki keunggulan senjata terbesar, dan ini juga berlaku untuk Lysychansk, itu berarti hanya satu hal, bahwa kita akan kembali," kata Zelensky dalam video Minggu malam, seperti dikutip Reuters, Senin (4/7/2022).
Pihak Rusia mengaku sedang merebut wilayah Luhansk untuk memberikannya kepada otoritas Republik Rakyat Luhansk yang telah memproklamirkan kemerdekaan dari Ukraina.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memberi tahu Presiden Vladimir Putin bahwa semua wilayah Luhansk Ukraina telah "dibebaskan" oleh pasukan Rusia dan milisi Luhansk.
Media Rusia menayangkan video milisi Luhansk berparade di jalan-jalan Lysychansk sambil mengibarkan bendera dan bersorak.
Namun, juru bicara Garda Nasional Ukraina Ruslan Muzychuk mengatakan kepada televisi nasional Ukraina bahwa kota itu tetap berada di tangan Ukraina.
"Sekarang ada pertempuran sengit di dekat Lysychansk, namun, untungnya, kota itu tidak dikepung dan berada di bawah kendali tentara Ukraina," klaim Muzychuk, sebelum militer dan pemerintah Ukraina mengakui penarikan pasukannya dari kota tersebut.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(min)
tulis komentar anda