Kremlin: Serangan Rusia akan Berakhir Saat Ukraina Menyerah

Selasa, 28 Juni 2022 - 20:01 WIB
Pasukan pro-Rusia naik tank saat konflik di Donetsk, 22 Mei 2022. Foto/REUTERS/Alexander Ermochenko
MOSKOW - Kremlin mengatakan Rusia akan menghentikan serangannya segera setelah Ukraina menyerah. Moskow mendesak Kiev memerintahkan pasukannya segera meletakkan senjata mereka.

"Pihak Ukraina dapat menghentikan segalanya sebelum akhir hari ini," ungkap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan pada Selasa (28/6/2022).

“Perintah agar unit nasionalis meletakkan senjata mereka diperlukan,” ujar dia, menambahkan Kiev harus memenuhi daftar tuntutan Moskow.





Pada Senin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak kekuatan dunia untuk melakukan yang terbaik untuk membantu mengakhiri serangan Rusia pada akhir tahun.

Dia juga mengatakan waktunya belum tiba untuk mengadakan pembicaraan dengan Rusia, karena Kiev berusaha mengkonsolidasikan posisinya.



Diminta untuk mengomentari pernyataan Zelensky, Peskov mengatakan, "Kami dipandu oleh pernyataan presiden kami, operasi militer khusus berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuannya."

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin akan menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 di Indonesia November ini.

Kremlin mengumumkan hal itu pada Senin (27/6/2022). Sementara beberapa pemimpin Barat menuntut pengusiran Rusia dari acara tersebut, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi tuan rumah pertemuan tahun ini, telah mengundang Putin ke pertemuan di Bali.

Ajudan Presiden Rusia Yuri Ushakov mengumumkan kehadiran Putin, tetapi mengatakan kepada wartawan bahwa masih belum jelas dalam kapasitas apa pemimpin Rusia itu akan berpartisipasi.

“Saya berharap pandemi akan memungkinkan forum penting ini diadakan secara langsung, tetapi saya tidak dapat menebaknya,” ujar Ushakov.

KTT G20 menyatukan para pemimpin dari 20 ekonomi terbesar dunia, dengan perwakilan dari Uni Eropa (UE) juga hadir bersama para kepala negara Eropa, dan beberapa organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mendapat undangan tamu setiap tahun.

Presiden AS Joe Biden meminta Widodo, pada Maret, untuk mengecualikan Putin dari pertemuan tahun ini.

Adapun Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau menyatakan, “Tidak bisa bisnis seperti biasanya jika Vladimir Putin duduk di sekitar meja berpura-pura bahwa semuanya OK saja. Karena itu tidak OK dan itu salahnya.”

Namun, Joko Widodo tidak menyerah pada kampanye tekanan dan mengundang Putin seperti yang direncanakan.

Presiden Indonesia juga telah meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk melakukan perjalanan ke Bali pada November.

Joko Widodo menghadiri KTT G7 di Jerman sebagai tamu akhir pekan ini, dan setelah berangkat pada Minggu, dia akan melakukan perjalanan pekan ini ke Kiev dan Moskow untuk bertemu Zelensky dan Putin.

Dalam posting Twitter pada Minggu, Widodo mengatakan dia bertujuan “mengundang kedua pemimpin untuk membuka dialog dan menghentikan perang.”

Namun, usahanya bisa sia-sia. Sejak awal konflik pada Februari, Zelensky telah beralih antara menyerukan pembicaraan dan bersumpah merebut republik Donbass dan Krimea dengan paksa.

Dengan para pemimpin G7 yang diduga berjanji menjaga Ukraina tetap bersenjata dan bertahan “selama yang dibutuhkan,” Zelensky dilaporkan mengatakan kepada seorang diplomat Prancis pada akhir pekan bahwa dia “akan bernegosiasi ketika dia akan berada dalam posisi untuk melakukannya.”

Sementara Rusia tidak mengesampingkan kembalinya ke meja perundingan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah menyatakan, "Pernyataan yang saling bertentangan Zelensky membuatnya tidak mungkin untuk sepenuhnya memahami niat (Kiev) dan apakah mereka siap mengambil pendekatan yang bijaksana dan mengakui keadaan sebenarnya.”
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More