Kala Wanita Berambut Cepak ala Lelaki Jadi Tren di Ibu Kota Arab Saudi
Kamis, 23 Juni 2022 - 11:30 WIB
RIYADH - Para wanita dengan potongan rambut cepak ala lelaki sedang menjadi tren di Ibu Kota Arab Saudi , Riyadh. Itu mengubah kesan Riyadh yang sebelumnya dikenal sangat konservatif.
Tren wanita berambut cepak ini salah satunya dijalani Safi, seorang dokter wanita Arab Saudi. Ketika dia mengambil pekerjaan baru di sebuah rumah sakit di ibu kota, dia memutuskan untuk mengganti jas lab putih standarnya dengan tampilan yang dulu pernah dia anggap dramatis.
Berjalan ke sebuah salon di Riyadh, dia memerintahkan penata rambut untuk memangkas rambutnya yang panjang dan bergelombang sampai ke lehernya, gaya yang semakin populer di kalangan wanita karier di kerajaan.
Karena semakin banyak wanita bergabung dengan angkatan kerja, bagian utama dari upaya pemerintah untuk membangun kembali ekonomi Saudi, banyak yang menggambarkan potongan rambut "anak laki-laki" sebagai alternatif praktis dan profesional untuk gaya yang lebih panjang yang mungkin mereka sukai di masa pra-kerja mereka.
"Orang suka melihat feminitas dalam penampilan wanita," kata Safi.
"Gaya ini seperti perisai yang melindungi saya dari orang-orang dan memberi saya kekuatan," ujarnya, seperti dikutip AFP, Kamis (23/6/2022).
Di salah satu salon di pusat kota Riyadh, permintaan untuk potongan rambut "anak laki-laki" telah melonjak—dengan tujuh atau delapan dari 30 pelanggan memintanya pada hari tertentu. Hal itu dipaparkan Lamis, seorang penata rambut di salon tersebut.
"Fakta bahwa banyak wanita tidak mengenakan jilbab telah menyoroti penyebarannya sambil mendorong lebih banyak pelanggan untuk mencobanya, terutama wanita di akhir usia belasan dan dua puluhan," katanya.
Wanita Arab Saudi tidak lagi dilarang menghadiri konser musik dan acara olahraga, dan pada 2018 mereka mendapatkan hak untuk mengemudi.
Reformasi semacam itu, bagaimanapun, telah disertai dengan tindakan keras terhadap aktivis hak-hak perempuan, bagian dari kampanye yang lebih luas melawan perbedaan pendapat.
Rencana tersebut awalnya menyerukan agar perempuan menyumbang 30 persen dari angkatan kerja pada akhir dekade ini, tetapi angka itu sudah mencapai 36 persen, kata asisten menteri pariwisata Putri Haifa al-Saud kepada Forum Ekonomi Dunia di Davos bulan lalu.
Banyak wanita pekerja yang diwawancarai oleh AFP memuji potongan rambut "anak laki-laki" sebagai alat untuk menavigasi kehidupan profesional baru mereka.
"Rambut saya keriting, dan jika rambut saya tumbuh panjang, saya harus menghabiskan waktu yang tidak tersedia untuk saya merawatnya di pagi hari," kata salah seorang wanita lokal.
Arab Saudi secara tradisional melarang pria "meniru wanita" atau memakai pakaian wanita, dan sebaliknya.
"Itu memberi saya kekuatan dan kepercayaan diri...Saya merasa berbeda, dan mampu melakukan apa yang saya inginkan tanpa perwalian siapa pun," kata Rose, yang tidak mau menyebutkan nama lengkapnya.
Penerimaan tersebut sebagian mencerminkan pengaruh bintang Arab seperti aktris Yasmin Raeis atau penyanyi Shirene yang telah mengadopsi gaya tersebut, kata stylist Mesir Mai Galal.
Nouf, yang bekerja di sebuah toko kosmetik dan memilih untuk tidak menyebutkan nama keluarganya, menggambarkan pesan dari potongan rambut "anak laki-laki" itu sebagai berikut: "Kami ingin mengatakan bahwa kami ada, dan peran kami dalam masyarakat tidak jauh berbeda dengan peran laki-laki."
Tren wanita berambut cepak ini salah satunya dijalani Safi, seorang dokter wanita Arab Saudi. Ketika dia mengambil pekerjaan baru di sebuah rumah sakit di ibu kota, dia memutuskan untuk mengganti jas lab putih standarnya dengan tampilan yang dulu pernah dia anggap dramatis.
Berjalan ke sebuah salon di Riyadh, dia memerintahkan penata rambut untuk memangkas rambutnya yang panjang dan bergelombang sampai ke lehernya, gaya yang semakin populer di kalangan wanita karier di kerajaan.
Karena semakin banyak wanita bergabung dengan angkatan kerja, bagian utama dari upaya pemerintah untuk membangun kembali ekonomi Saudi, banyak yang menggambarkan potongan rambut "anak laki-laki" sebagai alternatif praktis dan profesional untuk gaya yang lebih panjang yang mungkin mereka sukai di masa pra-kerja mereka.
"Orang suka melihat feminitas dalam penampilan wanita," kata Safi.
"Gaya ini seperti perisai yang melindungi saya dari orang-orang dan memberi saya kekuatan," ujarnya, seperti dikutip AFP, Kamis (23/6/2022).
Di salah satu salon di pusat kota Riyadh, permintaan untuk potongan rambut "anak laki-laki" telah melonjak—dengan tujuh atau delapan dari 30 pelanggan memintanya pada hari tertentu. Hal itu dipaparkan Lamis, seorang penata rambut di salon tersebut.
"Fakta bahwa banyak wanita tidak mengenakan jilbab telah menyoroti penyebarannya sambil mendorong lebih banyak pelanggan untuk mencobanya, terutama wanita di akhir usia belasan dan dua puluhan," katanya.
Wanita Arab Saudi tidak lagi dilarang menghadiri konser musik dan acara olahraga, dan pada 2018 mereka mendapatkan hak untuk mengemudi.
Reformasi semacam itu, bagaimanapun, telah disertai dengan tindakan keras terhadap aktivis hak-hak perempuan, bagian dari kampanye yang lebih luas melawan perbedaan pendapat.
Rencana tersebut awalnya menyerukan agar perempuan menyumbang 30 persen dari angkatan kerja pada akhir dekade ini, tetapi angka itu sudah mencapai 36 persen, kata asisten menteri pariwisata Putri Haifa al-Saud kepada Forum Ekonomi Dunia di Davos bulan lalu.
Banyak wanita pekerja yang diwawancarai oleh AFP memuji potongan rambut "anak laki-laki" sebagai alat untuk menavigasi kehidupan profesional baru mereka.
"Rambut saya keriting, dan jika rambut saya tumbuh panjang, saya harus menghabiskan waktu yang tidak tersedia untuk saya merawatnya di pagi hari," kata salah seorang wanita lokal.
Arab Saudi secara tradisional melarang pria "meniru wanita" atau memakai pakaian wanita, dan sebaliknya.
"Itu memberi saya kekuatan dan kepercayaan diri...Saya merasa berbeda, dan mampu melakukan apa yang saya inginkan tanpa perwalian siapa pun," kata Rose, yang tidak mau menyebutkan nama lengkapnya.
Penerimaan tersebut sebagian mencerminkan pengaruh bintang Arab seperti aktris Yasmin Raeis atau penyanyi Shirene yang telah mengadopsi gaya tersebut, kata stylist Mesir Mai Galal.
Nouf, yang bekerja di sebuah toko kosmetik dan memilih untuk tidak menyebutkan nama keluarganya, menggambarkan pesan dari potongan rambut "anak laki-laki" itu sebagai berikut: "Kami ingin mengatakan bahwa kami ada, dan peran kami dalam masyarakat tidak jauh berbeda dengan peran laki-laki."
(min)
tulis komentar anda