ISIS Klaim Bertanggung Jawab Serangan Kuil Sikh, Balasan Atas Penghinaan Nabi Muhammad
Minggu, 19 Juni 2022 - 13:46 WIB
KABUL - Kelompok teroris Negara Islam (IS, dulu ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan di kuil Sikh Kabul, Afghanistan yang menewaskan dua orang. ISIS mengatakan serangan itu sebagai pembalasan atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW .
Aksi protes merebak di beberapa negara Muslim dipicu oleh pernyataan juru bicara partai nasionalis Hindu pimpinan Perdana Menteri India Narendra Modi pada awal bulan ini tentang hubungan antara Nabi Muhammad dan istrinya.
Dalam sebuah pesan yang diposting di situs propaganda Amaq, ISIS mengatakan serangan pada hari Sabtu kemarin menargetkan umat Hindu dan Sikh serta kelompok "murtad" yang melindungi mereka dalam tindakan dukungan untuk Rasulullah.
ISIS mengatakan salah satu pejuangnya menembus sebuah kuil untuk penganut Hindu dan Sikh di Kabul, setelah membunuh penjaganya, dan menembaki orang-orang kafir di dalam dengan senapan mesin dan granat tangannya, seperti dilansir dari France24, Minggu (19/6/2022).
Dua orang tewas dan sedikitnya tujuh lainnya terluka dalam serangan itu, satu anggota komunitas dan seorang pejuang Taliban.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Abdul Nafi Takor mengatakan para penyerang melemparkan setidaknya satu granat ketika mereka memasuki kuil, memicu kebakaran.
Serangan itu menyusul kunjungan delegasi India ke Kabul untuk membahas distribusi bantuan kemanusiaan dari India ke Afghanistan.
Laporan media Afghanistan dan India mengatakan delegasi tersebut membahas dengan pejabat Taliban kemungkinan membuka kembali kedutaan India, yang ditutup setelah kelompok Islam itu merebut kekuasaan pada Agustus tahun lalu.
Jumlah pemboman di Afghanistan telah menurun sejak Taliban kembali berkuasa, tetapi beberapa serangan - banyak yang menargetkan komunitas minoritas - telah mengguncang negara itu dalam beberapa bulan terakhir, termasuk beberapa yang diklaim oleh ISIS.
Sementara ISIS adalah kelompok Islam Sunni seperti Taliban, keduanya adalah kelompok yang bersaing sengit dan sangat berbeda dalam alasan ideologis.
Jumlah Sikh yang tinggal di Afghanistan telah menyusut menjadi sekitar 200, dibandingkan dengan sekitar setengah juta pada 1970-an.
Sebagian besar yang tersisa adalah pedagang yang terlibat dalam penjualan obat-obatan herbal dan barang elektronik yang dibawa dari India.
Dalam beberapa bulan terakhir, banyak orang Sikh yang miskin termasuk wanita dan anak-anak berlindung di kompleks yang diserang pada hari Sabtu.
Komunitas itu telah menghadapi serangan berulang selama bertahun-tahun. Sedikitnya 25 orang tewas pada Maret 2020 ketika orang-orang bersenjata menyerbu kuil Sikh lainnya di Kabul dalam serangan yang juga diklaim oleh ISIS.
Aksi protes merebak di beberapa negara Muslim dipicu oleh pernyataan juru bicara partai nasionalis Hindu pimpinan Perdana Menteri India Narendra Modi pada awal bulan ini tentang hubungan antara Nabi Muhammad dan istrinya.
Dalam sebuah pesan yang diposting di situs propaganda Amaq, ISIS mengatakan serangan pada hari Sabtu kemarin menargetkan umat Hindu dan Sikh serta kelompok "murtad" yang melindungi mereka dalam tindakan dukungan untuk Rasulullah.
ISIS mengatakan salah satu pejuangnya menembus sebuah kuil untuk penganut Hindu dan Sikh di Kabul, setelah membunuh penjaganya, dan menembaki orang-orang kafir di dalam dengan senapan mesin dan granat tangannya, seperti dilansir dari France24, Minggu (19/6/2022).
Dua orang tewas dan sedikitnya tujuh lainnya terluka dalam serangan itu, satu anggota komunitas dan seorang pejuang Taliban.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Abdul Nafi Takor mengatakan para penyerang melemparkan setidaknya satu granat ketika mereka memasuki kuil, memicu kebakaran.
Serangan itu menyusul kunjungan delegasi India ke Kabul untuk membahas distribusi bantuan kemanusiaan dari India ke Afghanistan.
Laporan media Afghanistan dan India mengatakan delegasi tersebut membahas dengan pejabat Taliban kemungkinan membuka kembali kedutaan India, yang ditutup setelah kelompok Islam itu merebut kekuasaan pada Agustus tahun lalu.
Jumlah pemboman di Afghanistan telah menurun sejak Taliban kembali berkuasa, tetapi beberapa serangan - banyak yang menargetkan komunitas minoritas - telah mengguncang negara itu dalam beberapa bulan terakhir, termasuk beberapa yang diklaim oleh ISIS.
Sementara ISIS adalah kelompok Islam Sunni seperti Taliban, keduanya adalah kelompok yang bersaing sengit dan sangat berbeda dalam alasan ideologis.
Jumlah Sikh yang tinggal di Afghanistan telah menyusut menjadi sekitar 200, dibandingkan dengan sekitar setengah juta pada 1970-an.
Baca Juga
Sebagian besar yang tersisa adalah pedagang yang terlibat dalam penjualan obat-obatan herbal dan barang elektronik yang dibawa dari India.
Dalam beberapa bulan terakhir, banyak orang Sikh yang miskin termasuk wanita dan anak-anak berlindung di kompleks yang diserang pada hari Sabtu.
Komunitas itu telah menghadapi serangan berulang selama bertahun-tahun. Sedikitnya 25 orang tewas pada Maret 2020 ketika orang-orang bersenjata menyerbu kuil Sikh lainnya di Kabul dalam serangan yang juga diklaim oleh ISIS.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda