Putin: AS Anggap Dirinya Utusan Tuhan di Bumi

Sabtu, 18 Juni 2022 - 08:14 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam AS yang menganggap dirinya utusan Tuhan di Bumi karena merasa paling berkuasa di dunia. Foto/REUTERS
ST PETERSBURG - Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Amerika Serikat (AS) telah mempermainkan Tuhan dengan merasa sebagai penguasa Bumi. Dia juga mengecam sanksi Barat yang dia sebut "bodoh" sebagai "blitzkrieg" ekonomi.

Pernyataan orang nomor satu Rusia itu disampaikan dalam pidatonya yang berapi-api di sebuah forum ekonomi di kota kelahirannya, St Petersburg pada hari Jumat.

Presiden Rusia itu memperingatkan bahwa tatanan dunia tak akan kembali seperti dulu sebelum pecahnya perang Ukraina. Dia menegaskan perihal kekuatan dan ketahanan negaranya.



"Kami adalah orang-orang kuat dan dapat mengatasi tantangan apa pun. Seperti nenek moyang kami, kami akan memecahkan masalah apa pun, seluruh sejarah seribu tahun negara kami membicarakan hal ini," kata Putin.



Pemimpin berusia 69 tahun itu mengatakan, "Amerika Serikat menganggap dirinya utusan Tuhan di Bumi", dan bahwa Rusia mengambil tempatnya dalam tatanan dunia baru yang aturannya akan ditetapkan oleh negara-negara yang kuat dan berdaulat.

"Jika mereka luar biasa, maka itu berarti semua orang adalah kelas dua," katanya tentang AS. "Mereka hidup di masa lalu sendirian di bawah delusi mereka sendiri," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Sabtu (18/6/2022).

Putin mendapat tepuk tangan meriah ketika dia bersumpah untuk melanjutkan "operasi militer khusus" di Ukraina, bersikeras bahwa keputusan untuk menyerang Ukraina tersebut adalah "dipaksa- sulit, tentu saja, tetapi dipaksakan dan perlu".

Dia menyebut kampanye militernya di Ukraina sebagai tindakan Rusia sebagai negara berdaulat yang memiliki hak untuk mempertahankan keamanannya, dan menuduh Barat melakukan perampasan militer aktif atas wilayah Ukraina.

Dalam sesi tanya jawab dua jam setelah pidatonya, dia mengingatkan Stalingrad, kota Soviet yang dihancurkan selama pertempuran sengit dengan Nazi selama Perang Dunia II, yang sekarang berganti nama menjadi Volgograd.

“Kita tidak boleh mengubah kota-kota yang kita bebaskan menjadi mirip dengan Stalingrad,” katanya.

“Ini adalah hal yang wajar yang dipikirkan militer kita ketika mengatur permusuhan.”

Putin juga mengatakan serangan terhadap daerah pemukiman adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.

Ukraina mengatakan pasukan Rusia bertanggung jawab atas ribuan kematian warga sipil, penghancuran kota-kota seperti Mariupol, dan pemindahan sepertiga dari populasi masa damainya.

Rusia membantah menyerang sasaran sipil, dan mengatakan tuduhan bahwa mereka telah melakukan kejahatan perang didasarkan pada rekayasa Ukraina dan Barat.

Pemimpin Kremlin ini bersikeras ekonomi negaranya mampu mengatasi apa yang dia sebut sanksi "sembrono dan gila" oleh Barat.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More