Korut Hentikan Berbagai Rencana Aksi Militer Melawan Korsel

Rabu, 24 Juni 2020 - 11:45 WIB
Bendera Korut di perbatasan dua Korea. Foto/REUTERS
SEOUL - Korea Utara (Korut) memutuskan menghentikan rencana aksi militer melawan Korea Selatan (Korsel). Laporan yang dirilis kantor berita KCNA itu muncul saat pasukan Korut menurunkan pengeras suara yang baru saja dipasang lagi di perbatasan.

"Pemimpin Korut Kim Jong-un memimpin rapat konferensi video Komisi Sentral Militer yang para anggotanya mempertimbangkan situasi yang ada sebelum memutuskan menghentikan rencana serangan militer," papar laporan KCNA.

"Komite juga membahas dokumen yang mengungkap berbagai langkah untuk terus memperkuat pencegah perang," ungkap laporan KCNA.



Ketegangan politik antara dua Korea meningkat terkait keberatan Pyongyang terhadap rencana para pembelot di Korsel untuk mengirim selebaran propaganda ke Korut.

Korut mengklaim berbagai tindakan itu melanggar kesepakatan antara dua Korea untuk mencegah konfrontasi militer. Pyongyang menuduh para pembelot menghina martabat pemimpin tertinggi Korut.

"Militer Korut memindahkan sekitar 10 pengeras suara dekat zona demiliterisasi (DMZ) pada Rabu (24/6), hanya beberapa hari setelah mereka memasang lagi sekitar 200 pengeras suara," papar sumber pejabat militer Korsel pada Yonhap.

Sebanyak 40 pengeras suara diturunkan setelah dua Korea menandatangani kesepakatan pada 2018 untuk menghentikan semua aksi permusuhan.

Juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel yang menangani hubungan dengan Korut menyatakan pihaknya memantau situasi dan tak ada perubahan sikap bahwa kesepakatan dua Korea harus dijaga.

Keputusan Korut menghentikan aksi militernya itu setelah beberapa pekan tindakan provokatif Korut.

Dalam beberapa pekan terakhir, Korut meledakkan kantor penghubung dua Korea di sisi perbatasannya serta menghentikan dialog dengan Korsel.

Adik Kim, Kim Yo-jong memperingatkan aksi balasan terhadap Korsel, termasuk melibatkan militer. (Baca Juga: Seorang Pasukan Penjaga Perdamaian PBB dari Indonesia Gugur di Kongo)

Beberapa rencana aksi militer Korut yakni mengirim pasukan ke zona ekonomi dan pariwisata gabungan, menduduki lagi pos jaga perbatasan yang ditinggalkan berdasarkan pakta 2018, menjadikan garis depan sebagai benteng, dan mengirim selebaran propaganda ke Korsel. (Baca Juga: Mal Masih Lesu)
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More