Putin Ejek Barat Karena Menyebut Inflasi dengan Namanya

Jum'at, 10 Juni 2022 - 07:13 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/sputnik/tass
MOSKOW - Menanggapi operasi militer Moskow di Ukraina, negara-negara Barat telah memberlakukan sejumlah sanksi anti-Rusia yang bertujuan "mengisolasi" Rusia dari ekonomi global.

Mengomentari sanksi Barat yang menargetkan ekonomi Rusia, Presiden Vladimir Putin menyatakan tidak mungkin mengisolasi negara sebesar Rusia.

"Untuk negara seperti Rusia, tidak mungkin dikelilingi pagar dari luar. Dan kami sendiri tidak akan mendirikan pagar seperti itu di sekitar (negara kami sendiri)," ungkap Putin, dilansir Sputnik.





Presiden Rusia juga menjelaskan negara itu tidak akan pernah memiliki ekonomi tertutup.



Menurutnya, Moskow tidak bertujuan menciptakan "tirai besi" bergaya Soviet di sekelilingnya, melainkan lebih memilih untuk tetap terbuka bagi negara mana pun yang ingin berbisnis dengannya.

“Mereka yang memilih untuk tidak berdagang dengan Rusia hanya akan merampok diri mereka sendiri," tutur Putin.

Putin juga membahas tuduhan bahwa dia secara pribadi bertanggung jawab atas meroketnya inflasi di negara-negara Barat.

Putin mengatakan dia tidak ada hubungannya dengan kesulitan ekonomi yang dihadapi negara lain.

"Ini adalah hasil dari kesalahan (negara-negara Barat) mereka sendiri (yang dibuat dalam waktu yang lama)," papar dia.

Dengan pejabat AS secara teratur menyebut rekor inflasi tinggi negara mereka sebagai "kenaikan harga Putin", presiden Rusia bercanda dengan mengatakan, "Mereka sudah menyebut inflasi dengan nama saya."

Putin juga menyarankan generasi saat ini di Rusia memiliki nasib yang sama dengan kaisar Rusia abad ke-17, Peter The Great, yang "mengembalikan dan memperkuat wilayah".

“Nasib ini juga menimpa kita,” ungkap presiden.

Dia menjelaskan bahwa jika suatu negara tidak dapat membuat keputusan berdaulat sendiri, maka itu adalah koloni, terutama dalam kondisi geopolitik yang keras saat ini.

"Untuk mengklaim sebagai pemimpin, apalagi pemimpin global, ... negara mana pun, orang mana pun, kelompok etnis apa pun harus memastikan kedaulatannya," tegas Putin.

Dia menekankan, "Sebuah negara adalah negara berdaulat atau koloni. Tidak ada apa pun di antara keduanya."

Setelah Rusia meluncurkan operasi militernya di Ukraina pada 24 Februari, Barat mengutuknya sebagai "invasi" dan menanggapinya dengan sejumlah sanksi yang menargetkan ekonomi, bisnis, budaya, media, olahraga, serta banyak bidang lainnya.

Kremlin telah mengkritik sanksi Barat sebagai upaya "mengisolasi" Rusia, menggarisbawahi bahwa upaya tersebut ditakdirkan untuk sia-sia.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More