Rusia Dituding Curi Gandum Ukraina 100.000 Ton, Dikirim ke Suriah
Jum'at, 03 Juni 2022 - 18:20 WIB
BEIRUT - Rusia telah mengirim sekutunya Suriah sekitar 100.000 ton gandum yang dicuri dari Ukraina sejak menyerang negara itu.
Tuduhan itu dilontarkan Kedutaan Besar (Kedubes) Ukraina di Beirut, Lebanon, yang menggambarkan pengiriman itu sebagai "kegiatan kriminal".
Dalam pernyataan kepada Reuters, Kedubes Ukraina mengatakan pengiriman termasuk satu di atas Matros Pozynich, kapal berbendera Rusia yang berlabuh di pelabuhan laut utama Suriah Latakia pada akhir Mei.
Data dari Refinitiv menunjukkan Matros Pozynich memuat gandum di pelabuhan Sevastopol di Krimea yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014. Tanggal keberangkatan kapal pada 19 Mei dan lokasi pengiriman disebut sebagai Suriah.
Gambar satelit dari Planet Labs PBC pada 29 Mei menunjukkan kapal yang sama berlabuh di Latakia.
Kedutaan Besar Ukraina di Lebanon, mengutip penegak hukum Ukraina, menuduh gandum di atas kapal Matros Pozynich telah "dicuri" dari fasilitas penyimpanan Ukraina di daerah yang baru diduduki pasukan Rusia.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia dan Kementerian Informasi Suriah tidak segera menjawab permintaan komentar dari Reuters. Rusia sebelumnya telah membantah tuduhan mencuri gandum dari Ukraina.
"Gandum dicuri dari fasilitas yang menggabungkan gandum dari tiga wilayah Ukraina menjadi satu batch," papar Kedutaan Besar Ukraina, dilansir Memo pada Kamis (2/6/2022).
"Ini adalah kegiatan kriminal," ungkap Kedubes Ukraina, seraya menambahkan pihaknya telah mencoba menghubungi pihak berwenang Suriah tetapi tidak pernah menerima tanggapan.
Kedutaan mengatakan lebih dari 100.000 ton gandum Ukraina yang "dijarah" telah tiba di Suriah selama tiga bulan terakhir.
Dengan harga gandum internasional di atas USD400 per ton, volume seperti itu akan bernilai lebih dari USD40 juta.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen tuduhan Ukraina.
Kementerian Informasi Suriah tidak segera menanggapi pertanyaan email dari Reuters yang meminta komentar atas tuduhan bahwa negara tersebut telah menerima 100.000 ton gandum Ukraina yang dicuri, dan pengiriman tersebut merupakan kegiatan kriminal.
Otoritas juga tidak menanggapi pertanyaan tentang apakah Suriah telah gagal menjawab korespondensi Ukraina tentang masalah ini.
Kementerian Pertanian Suriah dan pejabat di pelabuhan Latakia tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Rusia telah menjadi sumber penting impor gandum bagi Suriah sejak dimulainya perang saudara pada 2011, baik sebagai impor komersial maupun bantuan kemanusiaan.
Moskow juga telah memberikan dukungan militer penting kepada Presiden Bashar al-Assad selama konflik, dengan mengirimkan angkatan udaranya ke Suriah pada 2015.
Rusia berjanji memasok Suriah dengan satu juta ton gandum di bawah kesepakatan bilateral pada 2021, menurut Interfax. Impor gandum Suriah sudah termasuk pengiriman dari Krimea.
Matros Pozynich awalnya menetapkan tujuannya ke Beirut, Lebanon, tetapi mematikan transpondernya pada 25 Mei di lepas pantai Lebanon, menurut data pelacakan kapal Refinitiv.
Pada Rabu, kapal menyalakan kembali transpondernya dan dapat dilacak berlayar ke barat, jauh dari pantai Suriah, menurut pergerakan yang ditunjukkan MarineTraffic.com.
Tuduhan itu dilontarkan Kedutaan Besar (Kedubes) Ukraina di Beirut, Lebanon, yang menggambarkan pengiriman itu sebagai "kegiatan kriminal".
Dalam pernyataan kepada Reuters, Kedubes Ukraina mengatakan pengiriman termasuk satu di atas Matros Pozynich, kapal berbendera Rusia yang berlabuh di pelabuhan laut utama Suriah Latakia pada akhir Mei.
Data dari Refinitiv menunjukkan Matros Pozynich memuat gandum di pelabuhan Sevastopol di Krimea yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014. Tanggal keberangkatan kapal pada 19 Mei dan lokasi pengiriman disebut sebagai Suriah.
Gambar satelit dari Planet Labs PBC pada 29 Mei menunjukkan kapal yang sama berlabuh di Latakia.
Kedutaan Besar Ukraina di Lebanon, mengutip penegak hukum Ukraina, menuduh gandum di atas kapal Matros Pozynich telah "dicuri" dari fasilitas penyimpanan Ukraina di daerah yang baru diduduki pasukan Rusia.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia dan Kementerian Informasi Suriah tidak segera menjawab permintaan komentar dari Reuters. Rusia sebelumnya telah membantah tuduhan mencuri gandum dari Ukraina.
"Gandum dicuri dari fasilitas yang menggabungkan gandum dari tiga wilayah Ukraina menjadi satu batch," papar Kedutaan Besar Ukraina, dilansir Memo pada Kamis (2/6/2022).
"Ini adalah kegiatan kriminal," ungkap Kedubes Ukraina, seraya menambahkan pihaknya telah mencoba menghubungi pihak berwenang Suriah tetapi tidak pernah menerima tanggapan.
Kedutaan mengatakan lebih dari 100.000 ton gandum Ukraina yang "dijarah" telah tiba di Suriah selama tiga bulan terakhir.
Dengan harga gandum internasional di atas USD400 per ton, volume seperti itu akan bernilai lebih dari USD40 juta.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen tuduhan Ukraina.
Kementerian Informasi Suriah tidak segera menanggapi pertanyaan email dari Reuters yang meminta komentar atas tuduhan bahwa negara tersebut telah menerima 100.000 ton gandum Ukraina yang dicuri, dan pengiriman tersebut merupakan kegiatan kriminal.
Otoritas juga tidak menanggapi pertanyaan tentang apakah Suriah telah gagal menjawab korespondensi Ukraina tentang masalah ini.
Kementerian Pertanian Suriah dan pejabat di pelabuhan Latakia tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Rusia telah menjadi sumber penting impor gandum bagi Suriah sejak dimulainya perang saudara pada 2011, baik sebagai impor komersial maupun bantuan kemanusiaan.
Moskow juga telah memberikan dukungan militer penting kepada Presiden Bashar al-Assad selama konflik, dengan mengirimkan angkatan udaranya ke Suriah pada 2015.
Rusia berjanji memasok Suriah dengan satu juta ton gandum di bawah kesepakatan bilateral pada 2021, menurut Interfax. Impor gandum Suriah sudah termasuk pengiriman dari Krimea.
Matros Pozynich awalnya menetapkan tujuannya ke Beirut, Lebanon, tetapi mematikan transpondernya pada 25 Mei di lepas pantai Lebanon, menurut data pelacakan kapal Refinitiv.
Pada Rabu, kapal menyalakan kembali transpondernya dan dapat dilacak berlayar ke barat, jauh dari pantai Suriah, menurut pergerakan yang ditunjukkan MarineTraffic.com.
(sya)
tulis komentar anda