Inggris Akan Kirim Sistem Roket Buatan AS ke Ukraina
Jum'at, 03 Juni 2022 - 00:15 WIB
LONDON - Inggris mengaku akan mengirim sistem roket jarak menengah yang canggih ke Ukraina , dalam sebuah langkah yang dikoordinasikan dengan Amerika Serikat (AS).
Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace mengatakan, negaranya akan mengirim peluncur M270 dalam jumlah yang tidak ditentukan, yang dapat mengirim roket berpemandu presisi hingga 80 kilometer (50 mil).
“Inggris mendukung Ukraina dan telah mengambil peran utama dalam memasok pasukan heroiknya dengan senjata vital yang mereka butuhkan untuk mempertahankan negara mereka,” kata Wallace. “Ketika taktik Rusia berubah, demikian juga dukungan kami ke Ukraina,” tambahnya.
“Sistem roket peluncuran ganda yang sangat mampu ini akan memungkinkan teman-teman Ukraina kami untuk melindungi diri mereka dengan lebih baik terhadap penggunaan artileri jarak jauh yang brutal oleh Rusia, yang telah digunakan pasukan [Presiden Rusia Vladimir] Putin tanpa pandang bulu untuk meratakan kota-kota,” jelasnya.
Seperti dilaporkan AP, Inggris mengatakan, keputusan itu telah dikoordinasikan erat dengan keputusan AS untuk mengirim Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi ke Ukraina. Kedua sistem rudal tersebut serupa, meskipun yang versi AS memiliki roda sedangkan yang Inggris — juga buatan AS — berjalan di atas rel.
Inggris mengatakan, pasukan Ukraina akan dilatih di Inggris untuk menggunakan peralatan tersebut. Sebelumnya, Ukraina telah meminta sekutu Baratnya untuk mengirim rudal jarak jauh untuk membantu Kiev melawan serangan artileri Rusia di wilayah Donbas timur, yang menjadi fokus serangan Moskow.
Sementara AS mengatakan, Ukraina telah berjanji untuk tidak meluncurkan senjata ke Rusia. Tetapi Rusia menuduh Washington “menuangkan bahan bakar ke dalam api” konflik tersebut. Kremlin mengatakan bahwa senjata itu akan mencegah Ukraina bergabung kembali dengan pembicaraan damai di telah terhenti.
"Kami percaya bahwa Amerika Serikat dengan sengaja dan rajin menambahkan bahan bakar ke api," kata juru bicara Dmitry Peskov. Sedangkan Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, mengatakan bahwa bantuan itu akan berisiko "negara ketiga" terseret ke dalam perang.
Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace mengatakan, negaranya akan mengirim peluncur M270 dalam jumlah yang tidak ditentukan, yang dapat mengirim roket berpemandu presisi hingga 80 kilometer (50 mil).
“Inggris mendukung Ukraina dan telah mengambil peran utama dalam memasok pasukan heroiknya dengan senjata vital yang mereka butuhkan untuk mempertahankan negara mereka,” kata Wallace. “Ketika taktik Rusia berubah, demikian juga dukungan kami ke Ukraina,” tambahnya.
“Sistem roket peluncuran ganda yang sangat mampu ini akan memungkinkan teman-teman Ukraina kami untuk melindungi diri mereka dengan lebih baik terhadap penggunaan artileri jarak jauh yang brutal oleh Rusia, yang telah digunakan pasukan [Presiden Rusia Vladimir] Putin tanpa pandang bulu untuk meratakan kota-kota,” jelasnya.
Seperti dilaporkan AP, Inggris mengatakan, keputusan itu telah dikoordinasikan erat dengan keputusan AS untuk mengirim Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi ke Ukraina. Kedua sistem rudal tersebut serupa, meskipun yang versi AS memiliki roda sedangkan yang Inggris — juga buatan AS — berjalan di atas rel.
Inggris mengatakan, pasukan Ukraina akan dilatih di Inggris untuk menggunakan peralatan tersebut. Sebelumnya, Ukraina telah meminta sekutu Baratnya untuk mengirim rudal jarak jauh untuk membantu Kiev melawan serangan artileri Rusia di wilayah Donbas timur, yang menjadi fokus serangan Moskow.
Sementara AS mengatakan, Ukraina telah berjanji untuk tidak meluncurkan senjata ke Rusia. Tetapi Rusia menuduh Washington “menuangkan bahan bakar ke dalam api” konflik tersebut. Kremlin mengatakan bahwa senjata itu akan mencegah Ukraina bergabung kembali dengan pembicaraan damai di telah terhenti.
"Kami percaya bahwa Amerika Serikat dengan sengaja dan rajin menambahkan bahan bakar ke api," kata juru bicara Dmitry Peskov. Sedangkan Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, mengatakan bahwa bantuan itu akan berisiko "negara ketiga" terseret ke dalam perang.
(esn)
tulis komentar anda